news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Strategi PAUD Finlandia: Mendorong Kepedulian pada Anak Sejak Dini

dionisiareni
S1 Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, angkatan 2006. Seorang pencinta binatang & pengusaha tanaman yang tengah mengeksplorasi seni menulis dalam bidang-bidang yang diminati, termasuk seni, film, mode, serta gerakan sosial dan berkelanjutan.
26 September 2023 16:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dionisiareni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Taman Kanak-kanak (TK) Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Taman Kanak-kanak (TK) Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Anak-anak adalah masa depan. Dan, untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia yang penuh tantangan, penting untuk memberikan fondasi yang kuat sejak usia dini.
ADVERTISEMENT
Namun, terlalu sering, pendidikan anak-anak diarahkan secara eksklusif pada prestasi akademik. Sementara itu, aspek sosial dan emosional sering diabaikan.
Penelitian oleh Professor Lasse Lipponen dari Universitas Helsinki, Finlandia, telah menunjukkan bahwa menanamkan kepedulian, kasih sayang, dan empati pada anak-anak adalah langkah kunci dalam membantu mereka tumbuh dengan resiliensi yang kuat. Mengapa demikian?

1. Memahami Situasi dan Konteks Masalah

Ilustrasi anak berbagi mainan dengan teman. Foto: iStockphoto.com
Anak yang telah belajar mengenali emosinya dan memiliki pemahaman yang baik tentang situasi dan konteks masalah cenderung lebih baik dalam menangani situasi sulit. Mereka mampu merespons dengan bijak, menghindari reaksi impulsif, dan berpikir lebih jernih dalam menghadapi masalah.

2. Mengelola Emosi dengan Tepat

Melalui pendidikan emosi, anak-anak dapat belajar bagaimana mengelola emosi negatif seperti marah, frustrasi, atau kecemasan. Kemampuan ini akan membantu mereka tidak hanya dalam konteks pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari ketika mereka dihadapkan pada situasi yang menuntut kontrol emosi.
ADVERTISEMENT

3. Mengembangkan Empati

Ilustrasi anak-anak bermain bersama. Foto: iStockphoto.com
Menanamkan empati pada anak-anak membuat mereka lebih peduli terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Ini tidak hanya membantu mereka membangun hubungan yang kuat dengan teman-teman, tetapi juga memberi mereka dorongan untuk membantu sesama. Kemampuan ini adalah salah satu aspek kunci dalam membentuk kepribadian yang baik dan altruistik.

4. Berkolaborasi dan Mencari Solusi Bersama

Anak-anak yang terbiasa bekerja dalam kelompok, berdiskusi, dan mencari solusi bersama teman-teman mereka cenderung lebih inovatif dan mampu menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga untuk masa depan mereka.
Menanamkan kepedulian dan kasih sayang pada anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga lembaga pendidikan. Pendekatan inilah yang juga diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar pra sekolah HEI Schools, yang didirikan oleh Professor Lasse Lipponen bersama co-founders lainnya.
Ilustrasi anak-anak menanam pohon. Foto: iStockphoto.com
Di HEI Schools, penting bagi guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial dan emosional anak, mencakup kegiatan-kegiatan yang mendorong kolaborasi, komunikasi, dan empati.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, pendidikan tidak hanya akan membantu anak mencapai prestasi akademik yang baik, tetapi juga membentuk individu yang kuat secara emosional dan sosial.
Anak-anak yang memiliki kepekaan emosional yang baik dan kemampuan berempati yang kuat akan menjadi generasi yang lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan masalah dalam kehidupan mereka.
Jadi, mari kita bersama-sama berinvestasi dalam pendidikan anak-anak yang resilien—yang mampu menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk kita semua.