Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Strategi PAUD Finlandia: Mendorong Kepedulian pada Anak Sejak Dini
26 September 2023 16:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari dionisiareni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, terlalu sering, pendidikan anak-anak diarahkan secara eksklusif pada prestasi akademik. Sementara itu, aspek sosial dan emosional sering diabaikan.
Penelitian oleh Professor Lasse Lipponen dari Universitas Helsinki, Finlandia , telah menunjukkan bahwa menanamkan kepedulian, kasih sayang, dan empati pada anak-anak adalah langkah kunci dalam membantu mereka tumbuh dengan resiliensi yang kuat. Mengapa demikian?
1. Memahami Situasi dan Konteks Masalah
Anak yang telah belajar mengenali emosinya dan memiliki pemahaman yang baik tentang situasi dan konteks masalah cenderung lebih baik dalam menangani situasi sulit. Mereka mampu merespons dengan bijak, menghindari reaksi impulsif, dan berpikir lebih jernih dalam menghadapi masalah.
2. Mengelola Emosi dengan Tepat
Melalui pendidikan emosi, anak-anak dapat belajar bagaimana mengelola emosi negatif seperti marah, frustrasi, atau kecemasan. Kemampuan ini akan membantu mereka tidak hanya dalam konteks pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari ketika mereka dihadapkan pada situasi yang menuntut kontrol emosi.
ADVERTISEMENT
3. Mengembangkan Empati
Menanamkan empati pada anak-anak membuat mereka lebih peduli terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Ini tidak hanya membantu mereka membangun hubungan yang kuat dengan teman-teman, tetapi juga memberi mereka dorongan untuk membantu sesama. Kemampuan ini adalah salah satu aspek kunci dalam membentuk kepribadian yang baik dan altruistik.
4. Berkolaborasi dan Mencari Solusi Bersama
Anak-anak yang terbiasa bekerja dalam kelompok, berdiskusi, dan mencari solusi bersama teman-teman mereka cenderung lebih inovatif dan mampu menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga untuk masa depan mereka.
Menanamkan kepedulian dan kasih sayang pada anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga lembaga pendidikan. Pendekatan inilah yang juga diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar pra sekolah HEI Schools, yang didirikan oleh Professor Lasse Lipponen bersama co-founders lainnya.
Di HEI Schools, penting bagi guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial dan emosional anak, mencakup kegiatan-kegiatan yang mendorong kolaborasi, komunikasi, dan empati.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, pendidikan tidak hanya akan membantu anak mencapai prestasi akademik yang baik, tetapi juga membentuk individu yang kuat secara emosional dan sosial.
Anak-anak yang memiliki kepekaan emosional yang baik dan kemampuan berempati yang kuat akan menjadi generasi yang lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan masalah dalam kehidupan mereka.
Jadi, mari kita bersama-sama berinvestasi dalam pendidikan anak-anak yang resilien—yang mampu menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk kita semua.