Konten dari Pengguna

Redam Konflik Sosial, Kemsos Bentuk Tenaga Pelopor Perdamaian

16 Oktober 2018 21:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta (16/10) - Guna meredam gejolak konflik sosial horizontal maupun vertikal yang kerap terjadi di tengah masyarakat, Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) melakukan pemantapan Tenaga Pelopor Perdamaian atau Peace Keeping Team.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI, Harry Hikmat didampingi Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Nurul Farijati, menyampaikan bahwa hingga saat ini Kemensos telah memiliki 1.454 personel Tenaga Pelopor Perdamaian yang tersebar di seluruh daerah.
"Tugas mereka ini untuk mengatasi masalah sosial sebagai bantalan sosial untuk meredam konflik yang terjadi di tengah masyarakat," ujar Harry saat Pemantapan Tenaga Pelopor Perdamaian & Bimtek Petugas Layanan Dukungan Psikososial, Kamis malam 15 Oktober 2018 di Jakarta.
Ia menyebutkan persoalan sosial yang difokuskan oleh tenaga perdamaian meliputi isu-isu perpecahan yang digulirkan saat terjadi bencana alam, kebakaran, hingga penyakit epidemik yang membutuhkan respon cepat petugas dengan memahami karakter masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Tenaga Pelopor Perdamaian dapat menjadi aktor yang mampu mengaktualisasikan kearifan lokal yang ada di wilayahnya masing-masing.
"Diperlukan kejelian dan inisiatif di tingkat Grass Root bagi petugas perdamaian yang memiliki tanggung jawab dalam pemulihan sosial dan upaya reintegrasi guna menjaga kerukunan antar kelompok."
Tenaga Pelopor Perdamaian dapat meningkatkan kompetensi mereka agar lebih mampu menjalankan tugas di bidang pemulihan konflik sosial, harap Harry.
"Idealnya setiap kecamatan ada 3 orang, dengan jumlah 7 ribu kecamatan di seluruh Indonesia," tambah Harry.