Konten dari Pengguna

Ruslaini, KPM Mandiri dengan Usaha Menjahit Keliling Hingga Miliki Kios Fashion

22 November 2018 13:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(Cerita Kesuksesan KPM PKH Graduasi Mandiri Asal Kabupaten Nagan Raya, Aceh)
ADVERTISEMENT
Nagan Raya, Aceh - Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh dimulai pada tahun 2013. Dari tahun ke tahun manfaat program ini telah dirasakan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menyentuh terhadap perubahan kehidupan KPM kearah yang lebih layak. Sehingga terdapat beberapa KPM yang merasa diri telah mandiri dan mampu menjalankan fungsi sosial sebagaimana mestinya.
Seperti cerita KPM Mandiri Graduasi asal Desa Gunong Kupok Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya, Aceh ini. Ruslaini (45 Tahun) merupakan KPM PKH yang mulai mendapatkan bansos PKH sejak tahun 2013 itu. Meskipun saat itu rumah tangga sangat miskin, Ruslaini memanfaatkan dana PKH sebagai modal dasarnya untuk membuka usaha jahit pakaian tetangga. Setiap hari Ruslaini door to doors menjemput pakaian tetangga yang ingin dijahit (baik menjahit pakaian sobek, maupun kain bakal buat pakaian jadi) selanjutnya dikerjakan dirumahnya.
ADVERTISEMENT
Selain menjahit, dengan modal awal 100.000 rupiah Ruslaini memberanikan diri membeli jilbab dan dijual secara berkeliling. Setiap pakaian yang telah laku terjual uangnya digunakan untuk menambah barang dagangannya. Usahanya terus mengalami peningkatan dari berjualan jilbab, pakaian jadi secara keliling hingga dapat membuka usaha di toko milik sendiri di desa setempat.
KPM dampingan Pendamping sosial Sumiati, S.Pd itu pada awal tahun 2018 Secara sukarela mengundurkan diri. Menurut Ruslaini saat ini ia dan keluarganya sudah mampu mandiri dengan usahanya saat ini. Ruslaini tak sendiri, ia dibantu oleh anaknya untuk menjahit dan berjualan pakaian jadi. Dirumah berukuran 4x10 meter itu Ruslaini dan suami Marbadi Adam beserta 5 orang anaknya memulai usaha.
ADVERTISEMENT
Bahkan pada acara “Gebyar Prestasi Keluarga Sejahtera Indonesia” Ibu Ruslaini bersama 2 KPM Mandiri lainnya asal Aceh diundang ke Jakarta, Turut didampingi oleh Korwil Aceh 1 Mizar Lianda, unsur dari Dinas Sosial Aceh, Korkab PKH Nagan Raya, Fathurrahman, S.Pd.I dan Supervisor, Arifin,S.Sos.I yang dipusatkan di Cibubur, Jakarta Timur.
Saat ini usahanya berkembang pesat dengan omset perbulan 1 sampai 3 jutaan, bahkan di hari hari besar Islam seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha omset bisa mencapai puluhan juta. Karena sudah menjadi budaya laten bagi warga Aceh, saat hari raya tampil dengan pakaian serba baru. Meskipun para orang tua tidak bisa membeli baju baru minimal anak anak dibelikan pakaian baru.
ADVERTISEMENT
Ruslaini saat dikunjungi oleh team sekretariat PPKH Dinas Sosial Nagan Raya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pemerintah, karena melalui program Kementerian Sosial ini telah mampu merubah kehidupan keluarganya menuju mandiri. Di akhir pertemuan itu ia juga mengajak semua KPM untuk berfikir lebih maju, dengan memulai usaha berdasarkan ide kreatif dan peluang usaha yang ada di wilayah setempat. Karena tidak selamanya harus bergantung pada program pemerintah.
“Saya dan keluarga mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah, karena berkat bantuan dan bimbingan pendamping saya bisa mandiri seperti ini. Semoga ini bisa menjadi motivasi bagi saudara saudara saya yang lain untuk memulai usaha dengan peluang yang ada. Jangan putus asa dengan modal awal yang sedikit, dengan semangat sungguh Insyaallah pasti akan berkembang,” ungkap Ruslaini kepada team yang menyambangi tempat usahanya.
ADVERTISEMENT