Kelompok Pakar Kelautan Asia Timur Sepakati Pentingnya Penanganan Polusi Air

Direktorat KS Eksternal ASEAN
Akun resmi Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI
Konten dari Pengguna
29 Agustus 2017 12:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Direktorat KS Eksternal ASEAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kelompok Pakar Kelautan Asia Timur Sepakati Pentingnya Penanganan Polusi Air
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Kesejahteraan negara-negara di Kawasan Asia Timur bergantung pada sumber daya yang berasal dari laut dan juga perairan lainnya. Untuk itu, negara-negara ASEAN, bersama dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, dan Republik Korea (ROK), perlu tingkatkan kerja sama dalam memberantas polusi air, utamanya permasalahan sampah plastik yang berasal dari daratan,” ujar Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN, Benny YP Siahaan, membuka Pertemuan NEAT Working Group on Water Pollution.
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Network of East Asia Think-tanks (NEAT) Working Group on Water Pollution: Developing a Workable Regional Framework to Tackle Water Pollution in ASEAN Plus Three yang diselenggarakan di A One Hotel, Jakarta, pada tanggal 28 Agustus 2017.
Network of East Asia Think-tanks (NEAT) Working Group on Water Pollution: Developing a Workable Regional Framework to Tackle Water Pollution in ASEAN Plus Three dihadiri oleh 11 negara-negara ASEAN Plus Three (APT), kecuali Brunei Darussalam dan Laos yang belum dapat mengirimkan perwakilannya. Selain itu, pertemuan juga dihadiri oleh kalangan akademisi, think-tanks, Satuan Kerja terkait di Kementerian Luar Negeri, dan PTRI ASEAN.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Pertemuan ke-26 NEAT Country Coordinators’ Meeting (CCM) yang diselenggarakan di Seoul, ROK, pada tanggal 31 Maret 2017 yang lalu dan bertujuan untuk memperoleh pandangan dan rekomendasi kebijakan dari para ahli negara-negara APT dalam rangka menyelesaikan masalah sampah plastik di wilayah perairan di kawasan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil studi dari University of Georgia, sekitar 12,7 juta metrik ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan pencemaran serta membawa dampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi, lingkungan hidup, hingga kesehatan.
Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan pada Pertemuan kali ini akan disampaikan kepada para Pemimpin negara-negara APT pada KTT ke-20 APT yang rencananya akan diselenggarakan di Filipina pada Bulan November mendatang. Diharapkan Pertemuan NEAT Working Group on Water Pollution dapat menjadi awal bagi penyusunan sebuah framework yang konkret untuk menyelesaikan permasalahan plastik di perairan di kawasan.