Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ekosistem Air Tawar di Situ Gintung
12 Juni 2022 18:32 WIB
Tulisan dari DISKI WELANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bumi merupakan tempat bagi makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Sebagian wilayah bumi tertutupi oleh perairan. Salah satu contoh perairan di bumi adalah danau. Danau termasuk ke dalam perairan air tawar karena memiliki ciri salinitas sangat rendah, perubahan suhu menurun, dan banyak organisme yang dapat beradaptasi dengan mudah, seperti jenis ganggang dan tumbuhan berbiji. Hal yang dapat memengaruhi keadaan perairan air tawar, yaitu iklim dan cuaca.
ADVERTISEMENT
Adaptasi organisme di air tawar memiliki beberapa bentuk. Lalu apa saja bentuk adaptasi itu? Bentuk adaptasi itu meliputi adaptasi tumbuhan dan adaptasi hewan. Untuk adaptasi tumbuhan, contohnya seperti alga hijau dan alga biru yang termasuk ke dalam tumbuhan uniseluler. Adapun tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai akar sulur serta bentuk tubuh yang memiliki gelembung seperti eceng gondok dan teratai.
Lalu, bagaimana cara hewan beradaptasi di air tawar? Salah satu contohnya adalah ikan. Ikan dapat bertahan hidup karena memiliki tekanan osmoregulasi. Osmoregulasi merupakan suatu bentuk pertahanan di mana ikan dapat menyesuaikan tekanan osmosis untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya.
Situ Gintung merupakan danau kecil buatan yang terletak di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Kata situ dapat diartikan sebagai danau atau bendungan kecil. Situ Gintung berfungsi sebagai bendungan yang menampung air hujan dan perairan warga sekitar dan Situ Gintung juga digunakan sebagai tempat rekreasi wisata alam yang telah dibangun sejak 1932-1933. Situ Gintung memiliki tanggul besar yang merupakan warisan dari zaman belanda dan fungsinya sebagai pengendali banjir. Situ Gintung terdapat pulau kecil yang berada di tengah-tengah danau dan dapat dicapai dengan menggunakan perahu kayu.
ADVERTISEMENT
Keadaan danau tidak terlihat dengan jelas karena warna air yang hijau, kotor, dan tenang dapat diperkirakan banyaknya alga hijau yang hidup di dalamnya, serta banyak sampah yang mengapung di beberapa titik. Selain itu, tumbuhan akuatik tersebar di pinggir danau seperti eceng gondok dan banyak pohon-pohon rindang yang membuat suasana ekosistem sekitar cukup terjaga dengan baik.
Ketika saya sedang berkunjung ke Situ Gintung pada Sabtu pagi (21/05/2022) untuk melakukan penelitian terhadap tumbuhan paku (Pteridophyta). Banyak warga sekitar atau pengunjung yang sengaja untuk joging ataupun memancing ikan, baik dengan menggunakan pancingan, perangkap buatan ataupun keramba jaring apung. Penggunaan alat tersebut, menurut saya tidak dapat merusak ekosistem di dalamnya. Akan tetapi, menurut Bahri dkk (2015) akibat aktivitas tersebut kualitas air di Situ Gintung diduga menurun dan tidak sesuai dengan baku mutu air (air kelas I) yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Selain itu, keanekaragaman air tawar dapat menurun akibat pengambilan ikan secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Saya dapat menarik kesimpulan bahwa pemanfaatan ekosistem air tawar di Situ Gintung dapat dikatakan kurang baik karena banyak sekali aktivitas warga di sekitar Situ Gintung. Kurangnya pemeliharaan membuat danau menjadi kotor sehingga menyebabkan banyaknya sampah yang mengapung serta pembangunan beberapa fasilitas yang mengganggu ekosistem air tawar.