Konten dari Pengguna

Cetak Sejarah, "Ngadek Bareng" Toreh Predikat Pameran Lukisan Pertama Sukoanyar

Dita Aura Salsabila
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya
11 Agustus 2024 16:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dita Aura Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1.1 : Foto karya karya seniman lokal yang ditampilkan dalam pameran
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1.1 : Foto karya karya seniman lokal yang ditampilkan dalam pameran
ADVERTISEMENT
Malang, 3 Agustus 2024 - Mengukir sejarah baru, Kelompok FBD 15 Jantra menggelar "Ngadek Bareng" sebagai pameran lukisan pertama yang diselenggarakan di Balai Desa Sukoanyar. 
ADVERTISEMENT
Pameran "Ngadek Bareng" menjadi ajang memamerkan karya-karya seniman lokal Desa Sukoanyar dengan mengangkat dua aliran seni utama yakni, realis dan abstrak. Melalui perpaduan dua aliran seni yang berbeda, pameran ini menghadirkan keseimbangan antara representasi realitas dan ekspresi imajinatif, memberikan pengunjung kesempatan untuk menikmati keberagaman gaya artistik dalam satu tempat. Nama "Ngadek bareng" sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang berarti berdiri atau berdampingan bersama. Menurut Nafid selaku ketua pelaksana, hal ini mencerminkan kebersamaan, solidaritas, dan dukungan antar individu dalam komunitas, lebih dalamnya mengajak kita untuk mendengarkan, menghargai perbedaan, dan bekerja sama menuju tujuan bersama.
Gambar 1. 2 : Foto venue acara pameran “Ngadek Bareng"
Pameran yang berlangsung dua hari, yakni Sabtu (3/8) dan Minggu (4/8) di Pendopo Balai Desa Sukoanyar secara resmi dibuka oleh Kepala Desa yakni Pak Santosa, serta Nafid sebagai Ketua Pelaksana dengan prosesi pemotongan pita serta kalimat sambutan dari Bapak Budi selaku Sekretaris Kecamatan Wajak. Meskipun pembukaan dilakukan pada malam hari, antusiasme warga amat terpancar dalam menyemarakkan Pameran Seni ini. Terbukti pada hari pertama diselenggarakan pameran terdapat lebih dari 70 warga yang berkunjung menilik pameran seni ini. Pameran ini sendiri didominasi oleh karya-karya lukis dari seniman lokal desa Sukoanyar yakin Bapak Hudi dan Ibu Ratih. Keduanya merupakan sepasang suami-istri yang berprofesi sebagai seniman lokal dan telah banyak menorehkan karya-karya lukis yang otentik. Selain pameran lukisan, "Ngadek Bareng" juga dimeriahkan dengan penampilan live music dari ‘Iwan Voice and Friend’, grup musik lokal asal Desa Sukoanyar. Pertunjukan musik ini berlangsung dari sore hingga malam hari, menambah semarak suasana pameran.
Gambar 1.3 : Foto bersaman kelompok 15 FBD Jantra Universitas Brawijaya bersama perangkat desa.
Beberapa perwakilan dari Karang Taruna desa Sukoanyar turut menyampaikan kekagumannya atas terselenggaranya pameran seni “Ngadek Bareng” ini. Mereka menyatakan rasa syukurnya, karena dengan diadakannya pameran seperti ini seolah-olah dapat menjadi ide baru dalam menggiat kesenian dan budaya lokal. Warga memaparkan bahwa selama ini kesenian ‘Bantengan’ yang selalu digiatkan pelestariannya. Namun terselenggaranya Ngadek Bareng ini, membukakan sudut pandang baru yang mana antusiasme warga Sukoanyar tak hanya diproyeksikan melalui seni Bantengan saja, tetapi juga pameran lukis, atau bahkan berbagai pameran kesenian di masa depan. 
ADVERTISEMENT
Mochammad Nafid Alfariz selaku Ketua Pelaksana pameran ini, mempersembahkan acara ini kepada seluruh warga Desa Sukoanyar. Ia berharap bahwa pameran "Ngadek Bareng" dapat menjadi titik awal bagi penyelenggaraan berbagai pameran seni spektakuler di masa depan. Dengan terselenggaranya "Ngadek Bareng," Desa Sukoanyar telah menunjukkan bahwa seni dan budaya dapat berkembang di tingkat pedesaan, sekaligus membuka peluang bagi seniman lokal untuk menampilkan karya mereka dan memperkaya warisan budaya setempat. Dengan demikian, pameran ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi munculnya lebih banyak inisiatif yang memajukan dan merayakan seni serta budaya di Desa Sukoanyar, Kecamatan Wajak.