Konten dari Pengguna

Pendidikan Yang Tinggi Belum Tentu Menghasilkan Orang yang terdidik

Dita Gutawa
Perkenalkan nama saya Dita Gutawa, Mahasiswa Sarjana Administrasi Kesehatan S1, Universitas Negeri Makassar
24 Oktober 2024 9:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dita Gutawa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Perubahan Pendidikan (Sumber: Foto_Sendiri)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Perubahan Pendidikan (Sumber: Foto_Sendiri)
ADVERTISEMENT
Munculnya berbagai masalah seperti tindak kriminal di lingkungan masyarakat merupakan salah satu tindakan yang umumnya dilakukan oleh orang yang tidak terdidik. Contonya adalah negara Indonesia dan Papua, itu banyak sekali masalah yang muncul saat ini, seperti korupsi, kolusi, pelanggaran ham, pemerkosaan, pembunuhan, nepotisme dan lainya. Padahal, di tingkat pendidikan warga negara Indonesia sudah terbilang cukup tinggi. Namun sebenarnya, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Wisuda Anak Papua (Smber: Foto_Anak Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Wisuda Anak Papua (Smber: Foto_Anak Papua)
Orang Pintar Belum Bisa Dikatakan Terdidik
ADVERTISEMENT
Sekolah Dasar (SD) hingga ke jenjang perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar sarjana, doktor atau bahkan profesor ternyata belum cukup untuk mengubah tindakan seseorang. Mungkin memang sebagian Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi warga negara Indonesia sudah berhasil membentuk orang-orang pintar. Akan tetapi, itu tidak ada jaminannya orang tersebut menjadi terdidik. Sudah banyak sekali orang pintar yang melakukan tindak kejahatan orang pintar adalah pembunuh, tindakan kekerasan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, perampasan, penipuan, korupsi, kolusi, dan lainya. Seperti yang kita ketahui bahwa pola pendidikan umum di Indonesia dan Papua hanyalah mengajarkan bidang keilmuan seperti pengetahuan dan teknologi saja.
Dengan ilmu baru inilah orang-orang menjadi semakin pintar. Sayangnya, saat ini pendidikan mengenai budi pekerti cenderung dilupakan sehingga banyak orang pintar yang menjadi tidak terdidik. Inilah mengapa banyak sekali pelaku kejahatan didominasioleh orang – orang pintar, salah satunya adalah para pelaku tindak korupsi.
ADVERTISEMENT
Mungkin hanya kita yang dapat menemukan bahwa mantan narapidana korupsi tetap dipercaya dan diperbolehkan dalam memimpin sebuah instansi. Tentu saja hal ini sangat memalukan, bahkan justru dianggap sebagai hal lumrah. Padahal jika dilihat,masih banyak orang-orang yang terdidik di luar sana yang mampu memimpin tetapitidak dipilih. Andaikata saja sistem pendidikan umum di Indonesia ini direvisi dengan memperhatikan proses dan tidak hanya mementingkan hasil, maka orang-orang terdidik pun akan tercetak.
Bagi orang yang dituntut mendapat hasil yang bagus, prosesnya bagaimana cara mendapatkannya itu tidaklah penting. Hal inilah yang membuat orang tersebut menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil yang terbaik, meskipun harus melakukan tindak kejahatan yang merugikan orang lain. Kesalahan sistem tersebut dengan membiarkan anak didik diperbolehkan menggunakan segala cara untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan target. Padahal seharusnya, cara yang ditempuh itu juga harus dinilai, apakah benar ataupun salah. Dengan demikian, selain memperhatikan hasil, anak didik juga dapat memperhatikan bagaimana cara memperoleh hasil tersebut dengan cara yang benar. Nantinya, pengaruh dari sistem pendidikan dengan memperhatikan proses ini adalah melahirkan orang-orang pintar. Orang-orang tersebut bukan hanya pintar, tetapi juga terdidik dan bukan orang pintar yang sebenarnya sok pintar.
ADVERTISEMENT
Apabila di Indonesia dan Papua mampu mengubah sistem pendidikan tersebut, maka bukan tidak mungkin di Indonesia dan Papua akan terbebas dari korupsi dan lainya. Oleh karena itu, saat ini sudah waktunya semua pihak ikut adil dalam mewujudkan Indonesia dan Papua yang bersih dari korupsi melalui bidang pendidikan. Pendidikan tersebut dapat dimulai dari usia dini dengan orang tua sebagai pengajarnya di rumah. Orang tua di rumah juga harus berupaya dalam menciptakan calon orang terdidik dan bukan hanya orang pintar untuk masa depan Indonesia dan Papua.
Edukasi Pendidikan
Seringkali pendidikan tak lagi menjadi solusi dalam eliminasi kebodohan namun itu telah menjadi ajang pamer ketenaran bakat dan kemampuan tak lagi dipandangi lagi malah uang dan kekuasaan yang di nomor satukan. Pendidikan bukan hanya sekedar edukasi tapi pendidikan adalah arti untuk memberikan sebuah nilai diri di masa depan. Pendidikan bukan pula sekedar ajar tapi pendidikan adalah arti untuk membentuk etika moral dan juga nalar, saat berpendidikan hanya sebatas pintar dan cerdas yang lahir adalah generasi yang culas dan berperilaku tampa batas konstruk pikiran untuk selalu fokus dengan tujuan korupsi, sehingga negara Indonesia didiklah diri sebaik-baiknya dengan pendidikan dan utamakan moral dan kepribadian yang sejati. Pendidikan adalah pengabdian terhadap negara dan masyarakat jadilah negara ini generasi yang touye paapaa yang terdidik, cerdas, kritis, membelah kebenaran, dan juga menghasilkan ide-ide yang dinamis.
ADVERTISEMENT
Perkenalkan Nama Saya Dita Gutawa, Mahasiswa S1 Administrasi Kesehatan, Universitas Negeri Makassar