Bilingualisme Terhadap Perkembangan Anak

Dita Pernita
Mahasiswi Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
12 Januari 2022 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dita Pernita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/illustrations/untuk-mempelajari-sekolah-2001847/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/illustrations/untuk-mempelajari-sekolah-2001847/
ADVERTISEMENT
Berkomunikasi dengan penggunaan bahasa lebih dari satu bukan hanya menjadi tren di kalangan milenial dan anak muda saja loh! Seperti yang kita ketahui, di era globalisasi ini banyak anak-anak yang sudah menggunakan lebih dari satu bahasa, mereka cenderung menggabungkan dua bahasa dalam satu kalimat antara bahasa inggris dan bahasa indonesia. Atau biasa disebut dengan bilingual.
ADVERTISEMENT
Pengertian dari bilingualisme sendiri merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh individu, yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bilingualisme juga sudah menjadi hal yang biasa, mudah ditemui, dan sudah menjadi tuntutan dalam masyarakat kita sehari-hari.
Dewasa ini, semakin banyak kita menjumpai di Preschool dan Taman Kanak-Kanak yang menawarkan sistem bilingual dalam proses pembelajarannya, hal ini menunjukkan tingginya minat dan kebutuhan akan keterampilan berkomunikasi dengan bilingual.
Kamu tahu tidak? Ternyata bilingualisme pada anak memberikan manfaat yang tidak hanya terbatas pada komonikasi verbal saja loh, tetapi juga melibatkan seluruh aktivitas otak lain, termasuk kemampuan belajar. Plastisitas otak saat awal kehidupan memungkinkan otak untuk dapat menerima semua informasi yang diperkenalkan saat itu, termasuk bahasa. Paparan lebih dari satu bahasa di awal perkembangan otak diduga akan meningkatkan stimulus dan akan berperan baik terhadap perkembangan otak.
ADVERTISEMENT
Oh iya selain itu juga, salah satu faktor yang memengaruhi perkembangan bahasa pada anak adalah stimulasi suara yang didengar. Ketika bayi hanya diperkenalkan satu bahasa, maka area otaknya diduga hanya akan sensitif terhadap satu bahasa itu saja. Sebaliknya, ketika bayi diperkenalkan lebih dari satu bahasa sejak dini, maka sensitivitas pusat bahasa di otaknya diduga lebih bervariasi dan memungkinkan perkembangan yang lebih baik.
Manfaat lain dari bilingualisme bisa meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada anak loh! Mengapa demikian? Karena anak yang bilingual biasanya memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, sehingga mudah baginya untuk berinteraksi dengan orang lain.
Lalu apakah ada dampak buruk dari bilingualisme?
Ternyata masih banyak orang tua yang beranggapan dan menentang bilingualisme namun hanya berdasarkan pada mitos dan misinterpretasi, bukan temuan bukti ilmiah. Salah satu yang paling menonjol adalah pendapat bahwa anak bilingual cenderung mengalami bingung bahasa bahkan speech delay.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian Bak et.al. (2014) menunjukkan bilingualisme tidak memberikan dampak negatif apapun. Namun tingkat efek positif bilingualisme dipengaruhi oleh faktor IQ, keaktifan individu, dan jumlah bahasa asing yang dipelajari. Semakin tinggi IQ yang dimiliki dan semakin aktif individu mempelajari bahasa asing, semakin tinggi pula efek positif bilingualisme yang diperoleh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bilingualisme tidak memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak.
Namun menurut saya, orang tua tetap perlu memperhatikan metode dan waktu yang tepat untuk mengenalkan lebih dari satu bahasa pada anak. Jika anak sudah fasih dan menguasai satu bahasa, maka akan lebih mudah untuk mengenalkan bahasa baru pada anak.