Konten dari Pengguna

Semangat Tentara PETA

Dita Pradiva J
Mahasiswa Ilmu sejarah semester 4 Universitas Negeri Semarang
2 April 2022 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dita Pradiva J tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dari penulis
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari penulis
ADVERTISEMENT
Setiap bangsa memiliki tujuan dan cita-cita dalam mempertahankan keamanan dan kesejahteraan rakyatnya yang mana membutuhkan sebuah upaya perjuangan dalam mencapai tujuan tersebut. Tugas dalam menjaga keamanan dan pertahanan Negara bangsa Indonesia dilakukan oleh TNI (Tentara Nasional Indonesia). TNI merupakan angkatan bersenjata bangsa Indonesia yang punya andil besar garda terdepan dalam menjaga pertahanan dan keamanan bangsa.
ADVERTISEMENT
TNI memiliki perjalanan panjang dalam sejarahnya yang sarat akan makna. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. PETA (Pejuang Tanah Air) merupakan suatu organisasi kemiliteran yang berjasa besar dalam memperjuangan tanah air dalam pertempuran melawan penjajah. PETA merupakan cikal bakal dari TNI yang identik dengan semangat pantang menyerah, rela berkorban jiwa dan raga, dan tangguh dalam taktik strategi perang.
PETA pada awalnya merupakan tentara sukarelawan bentukan Jepang pada tahun 1942-1945. Di PETA pemuda pribumi diajarkan strategi latihan kemiliteran dan taktik perang serta ditanamkan semangat patriotisme, sehingga tercipta suatu integritas kelompok, meskipun awalnya PETA merupakan strategi akal-akalan Jepang dalam membantu memenangkan perang Asia Timur Raya melawan Sekutu. Dibentuklah PETA berdasarkan maklumat Osamu Serei nomor 44 tanggal 3 Oktober 1943. Namun pada akhirnya PETA dipersiapkan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ada faktor-faktor kekuatan yang menyebabkan berdirinya PETA. Abdulgani (1996) berpendapat, Pertama dikarenakan adanya kekuatan internasional yang mendesak tentara Jepang pada Agustus 1943 untuk mempersiapkan perlawanan melawan Sekutu. Kedua Jepang membutuhkan tambahan personel tenaga dari rakyat untuk mempertahakan wilayah kekuasaanya dan memobilitasi pertahanan Jepang dalam strategi militernya. Ketiga ada banyaknya dukungan semangat nasionalisme dari bangsa Indonesia yang paling utama dalam mendorong segera diberikannya latihan kemiliteran.
Rata-rata pemuda Indonesia yang mendaftar peta berumur 18-22 tahun. Para pemuda yang mendaftar PETA diseleksi melalui kesehatan jasmani dan rohani. Pemuda Indonesia yang lolos dalam tahap seleksi, kemudian memasuki “Deidan” untuk menerima pendidikan militer. Dikutip dari buku “The Blue-Enemy Japan Against the West Java and Luzon 1942-1945”(2014), Hal 170: Anggota PETA pernah mencapai 38 ribu orang dengan 69 batalyon. Jumlah ini empat kali lebih banyak dari kekuatan tempur Jepang di negaranya. Tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali. Di Sumatera dikenal dengan nama “Gyugon” yang kurang lebih berjumlah 5 ribu personel.
ADVERTISEMENT
Pusat pendidikan PETA ada di Bogor Jawa Barat yang saat ini telah menjadi Museum PETA. Tentara PETA mendapat pendidikan Ilmu Militer di kelas dan juga pendidikan Ilmu Militer di lapangan. Dalam Biografi GPH Djatikusumo: “Prajurit Pejuang dari Keraton Surakarta (1993), penulis Solichin Salam, Hanya dalam 18 bulan, Jepang berhasil membentuk pasukan siap tempur dari para prajurit PETA. Padahal prajurit-prajuritnya direkrut dari orang-orang desa yang cuma sekolah rakyat tiga tahun. Mereka belum pernah memegang senjata, bahkan bisa saja mungkin mereka baru saja melihat senjata dan mortir di PETA. Hal ini sama saja melakukan pelatihan dari tingkat yang paling dasar dikarenakan banyak anggota berasal dari orang-orang desa yang masih lugu. Di PETA dilatih keras dan disiplin yang tinggi sehingga hanya dalam waktu 18 bulan sudah bisa membentuk pasukan yang siap tempur.
ADVERTISEMENT
Tentara PETA dibubarkan pada 18 Agustus 1945 sehari setelah diproklamasikannya kemerdekan bangsa Indonesia. Pada saat Tentara Kekaisaran Jepang memerintahkan untuk membubarkan PETA. Tentara PETA inilah yang kemudian berkembang menjadi cikal bakal dari TNI yang melebur menjadi satu dengan BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang kini menjadi TNI.
Sumber:
Albar, D. (2019). Perancangan Informasi Sejarah Tentara Pembela Tanah Air Melalui Media Buku Cerita Bergambar (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Website: https://www.republika.co.id/berita/qxymxe430/laskar-hizbullah-dalam-catatan-sejarah-kemerdekaan
Website: https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/09/080000869/peta-sejarah-berdirinya-tugas-dan-tujuan?page=all
Film Dokumenter Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=DZYqdbhfrpM