Konten dari Pengguna

Semangat Lawan Kebodohan dengan Menjadi Guru Keliling

Ditha Aditya Pernikasari
Perkenalkan nama saya Ditha Aditya Pernikasari atau sering disapa Kudit. Saya seorang mahasiswi semester 3 Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
28 Oktober 2020 5:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ditha Aditya Pernikasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang guru PNS kelas 5 SDN Tenjosari Desa Cikukulu Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat tengah mengajar kala pandemi covid-19, Senin (26/10).
zoom-in-whitePerbesar
Seorang guru PNS kelas 5 SDN Tenjosari Desa Cikukulu Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat tengah mengajar kala pandemi covid-19, Senin (26/10).
Virus corona memang sudah tak asing di kepala setiap manusia. Bermula dari Wuhan kemudian menyebar ke penjuru dunia. Penularannya sulit untuk terdeteksi hingga menyerang nyawa manusia.
ADVERTISEMENT
Sampai detik ini persebaran virus corona di Indonesia pun masih dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Selain memakan korban jiwa, juga bisa melumpuhkan pendidikan. Banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mengakses pembelajaran virtual, ditambah media pembelajaran yang kurang mendukung membuat pendidikan sekolah saat pandemi mengalami penurunan.
Pemerintah setempat menegaskan "Bermula dari keprihatinan seorang guru terhadap anak didiknya dalam proses belajar mengajar secara daring, hingga menghadirkan inovasi baru dengan sebutan guru keliling."
Kegiatan guru keliling dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna pencegahan dan menekan penyebaran COVID-19 itu sudah berlangsung sejak bulan Juli yang lalu.
Salah satunya dialami Erni Suhaerah, guru PNS kelas 5 SDN Tenjosari Desa Cikukulu Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Dia mengaku setiap harinya harus berkeliling ke beberapa titik untuk mengajar siswa-siswinya. Sedikitnya ada 3 titik, dengan jumlah siswa tiap kelompok dibagi menjadi 5 hingga 7 orang.
ADVERTISEMENT
"Dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 14.00 WIB saya berjalan kaki, berkeliling ke rumah orang tua siswa untuk mengajar. Meski agak repot tapi harus semangat karena ini sudah kewajiban saya untuk mencerdaskan anak bangsa. Lagipula hampir setiap harinya ada saja anak-anak didik saya yang selalu menemani saya berjalan menuju titik lain. Mungkin karena kedekatan anak-anak didik terhadap saya. Alhamdulillah. " Ucap Erni, Senin (26/10/2020)
Meskipun kegiatan guru keliling telah dilakukan, namun Erni mengaku kegiatan itu dirasa masih belum efektif. Mengingat jarak yang harus ditempuh dan akses menuju rumah para murid dengan medan yang beragam, cuaca yang tidak bisa ditebak bisa menghambat perjalanan, ditambah media pembelajaran yang tidak memadai. Hingga guru dituntut untuk bisa berinovasi mengembangkan metode pembelajaran. Seperti yang dilakukan Erni sendiri kadang memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, dan untuk menghilangkan kejenuhan Erni selalu mengajak anak didiknya untuk bernyanyi dan berlatih membaca puisi.
ADVERTISEMENT
"Harapannya agar Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah segera bisa dilakukan. Kami para guru sudah rindu akan siswa-siswi kami. Belajar daring/guru keliling memiliki keterbatasan. Anak-anak juga lebih semangat belajar di sekolah. Semoga wabah ini cepat berlalu." Ungkapnya.