Konten dari Pengguna

Program Dem Area Kementan Sukses, Panen Padi 9,3 Ton di Musim Kemarau

22 Oktober 2019 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dirjen Tanaman dan Pangan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Program Dem Area Kementan Sukses, Panen Padi 9,3 Ton di Musim Kemarau. Foto: Dok. Dirjen Tanaman & Pangan
zoom-in-whitePerbesar
com-Program Dem Area Kementan Sukses, Panen Padi 9,3 Ton di Musim Kemarau. Foto: Dok. Dirjen Tanaman & Pangan
ADVERTISEMENT
Program demonstrasi (dem) area budidaya tanaman sehat padi sawah yang diluncurkan Kementerian Pertanian (Kementan) di musim kemarau menuai hasil yang membanggakan. Terbukti di Kabupaten Pati dan Temanggung, Jawa Tengah, telah memasuki periode panen raya yang produktivitasnya mencapai 9,3 ton perhektar gabah kering panen (GKP), salah satunya dirasakan Kelompok Tani (Poktan) Makarti Tani misalnya di Desa Ngaliyan, Kecamatan Bejen.
ADVERTISEMENT
“Hasil ubinan kami rata-rata 9,3 ton perhektar, berbeda jauh dengan kelompok tani lain di luar dem area yang rata-rata hanya 6,9 ton perhektar," kata Ketua Poktan Makarti Tani, Sunardi, Selasa (22/10/2019).
Sunardi menambahkan, panen raya sudah diprediksi memiliki nilai produksi tinggi karena selama pelaksanaan Program Dem Area. Pertumbuhan padi tergolong baik dan hama penyakit yang menyerang intensitasnya rendah.
"Kami Poktan Makarti Tani menggelar pertunjukan wayang kulit sebagai bentuk rasa syukur dan untuk memeriahkan panen raya," cetusnya.
Hasil panen memuaskan juga dirasakan oleh Poktan Tani Manunggal II di Desa Kertomulya, Margoyoso, Kabupaten Pati. Ketua Poktan Tani Manunggal II, Suparjo mengatakan luas total lahan terdaftar program dem area 50 ha dan benih inpari 32 yang ditanam, Poktan Tani Manunggal II memiliki hasil ubinan mencapai 8,5 ton/ha.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, hasilnya ini setara dengan Rp 49,3 juta perhektar di musim ini (kemarau, red). Biasanya di musim yang sama sebelum melaksanakan Dem Area, panen hanya dikisaran 30 juta perhektar,” ujarnya.
com-Program Dem Area Kementan Sukses, Panen Padi 9,3 Ton di Musim Kemarau. Foto: Dok. Dirjen Tanaman & Pangan
"Dari kesuksesan ini, Poktan Tani Manunggal II telah sepakat untuk tetap melaksanakan budidaya tanaman sehat pada musim tanam selanjutnya," pintanya.
Terpisah, Kepala Seksi Teknologi PHT Akabi, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Nur Rahmi Endah Utami menuturkan Program Dem Area Budidaya Tanaman Sehat telah dimulai sejak tahun 2017 karena adanya serangan wereng di Pantura. Sejak saat ini karena dinilai berhasil Dem Area ini terus dikembangkan dari awalnya di 6 Provinsi, dikembangkan jadi 15 provinsi dan tahun 2019 ini dilaksanakan di 20 Provinsi.
ADVERTISEMENT
"Tercatat produktivitas rata-rata mengalami peningkatan dari 6 ton per hektar menjadi 8 ton perhektar," tuturnya.
Nur Rahmi berharap, Poktan pelaksana Dem Area Budidaya Tanaman Sehat akan melanjutkan teknik budidaya tersebut meski di musim selanjutnya tidak menerima bantuan dari pemerintah. Selain itu, diharapkan juga petani penerima Program Dem Area ini agar bisa menjadi pelopor.
com-Program Dem Area Kementan Sukses, Panen Padi 9,3 Ton di Musim Kemarau. Foto: Dok. Dirjen Tanaman & Pangan
"Bahkan juga bisa menularkan ilmu yang diperolehnya selama melaksanakan kegiatan dem area kepada petani lain di sekitarnya," cetusnya.
Perlu diketahui, Dem Area Budidaya Tanaman Sehat adalah program bantuan pemerintah yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017. Poktan yang melaksanakan Program Dem Area Tahun 2019 mendapatkan bantuan dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan berupa pupuk petroganik 500 kg/ha, benih padi sehat 25 kg/ha, dolomit 1000 kg/ha, pestisida biologi (agens pengendali hayati) dan 1 paket bibit refugia.
ADVERTISEMENT
"Pelaksanaan Dem Area mengutamakan penggunaan benih tahan organisme pengganggu tanaman (OPT), cara seleksi dan perlakuan benih serta pengolahan tanah yang baik, pemanfaatan pupuk organik, pengamatan rutin, dan pengendalian hama secara efisien sejak mulai awal tanam (pratanam) sehingga hasil produksinya bisa optimal," tandas Nur Rahmi.