Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Krisis Ekonomi Global Akibat Pandemi Covid-19
30 Oktober 2022 21:59 WIB
Tulisan dari Diva Atha Sabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Krisis ekonomi global akibat pandemi covid-19 yang menjadi isu menarik akhir-akhir ini tentunya membawa dampak yang cukup besar terhadap perekonomian. Beberapa hal yang terdampak krisis karena adanya covid-19 ini adalah pada sektor logistik, pariwisata, maupun perdagangan. Hal ini diakibatkan penutupan sektor pariwisata di berbagai negara karena tidak diperbolehkan adanya penerbangan ke luar negeri dan adanya penurunan yang cukup drastis di tempat wisata.
ADVERTISEMENT
Aktivitas ekonomi di berbagai tingkatan misalnya di tingkat lokal, nasional hingga di tingkat global akan mengalami perlambatan bahkan terancam berhenti. Sehingga di dalam sektor logistik jaringan pasokannya terkoyak, aktivitas produksi dan konsumsi akan terhenti. Maka dari itu, akan menyebabkan tingkat pengangguran yang meningkat karena kesempatan kerja yang diperoleh sudah pupus sehingga tingkat kemiskinan akan meningkat.
Peran sektor logistik cukup penting pada masa pandemi covid-19. Dampak adanya pandemi covid-19 ini berdampak cukup besar juga terhadap sektor angkutan barang atau logistik. Karena adanya covid-19 , sektor barang atau logistik akan terancam karena kinerja menurun bahkan dapat mengalami kerugian secara finansial. Sehingga perlu adanya pertimbangan atas kondisi tersebut agar sektor logistik dapat bertahan meskipun adanya krisis ekonomi global akibat covid-19.
ADVERTISEMENT
Dampak pada sektor perdagangan khususnya pada kegiatan ekspor dan impor,produksi akan mengalami penurunan dan harga barang meningkat sehingga menyebabkan inflasi. Bahan baku yang ada di Indonesia biasanya dipasok dari berbagai negara, namun adanya pandemi menyebabkan kendala produksi karena karantina untuk meminimalisir covid-19. Dalam hal ini, menyebabkan suatu ketimpangan antara permintaan dan penawaran.
Saat ini, perekonomian mengalami krisis ekonomi global akibat pandemi covid-19 yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap USA menurun karena banyaknya aksi jual dari investor asing. Pasar saham juga mengalami penurunan drastis yang berpengaruh cukup besar terhadap perekonomian dalam negeri. Dampak ketika nilai tukar rupiah melemah yaitu harga produk semakin mahal sehingga menyebabkan inflasi, merugikan perusahaan yang memiliki utang dalam bentuk dollar karena beban yang dibayarkan semakin besar dan meningkat, adanya krisis ekonomi global ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, serta berpengaruh terhadap kebijakan keuangan dimana akan memicu banyaknya konsumsi masyarakat. Terjadi kemungkinan bahwa nilai tukar rupiah akan melemah terhadap nilai tukar dollar.
ADVERTISEMENT
Covid-19 ini bukan hanya sekedar wabah penyakit yang menyerang kesehatan saja, melainkan juga berdampak pada ekonomi. Karena ketika banyak pekerja yang terpapar covid-19 ini, makin banyak juga biaya perawatan dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh negara. Risiko terhadap kesehatan perlu diperhatikan lebih baik lagi dan secara ekonomi akan memengaruhi tingkat produktivitas dimana biaya perawatan semakin tinggi karena banyaknya yang terdampak covid-19 . Perlu adanya kebijakan yang tegas untuk mengatasi krisis ekonomi global pada saat ini.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tetap berjalan di fase krisis ekonomi global, maka perlu adanya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah seperti kebijakan fiskal, non fiskal, dan kebijakan pada sektor ekonomi. Ketiga kebijakan yang dilakukan tersebut berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dalam bidang bisnis, usaha, pajak, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kebijakan fiskal yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain dengan adanya percepatan penyaluran bantuan sosial dan subsidi kepada masyarakat. Kebijakan non fiskal yang dapat dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah percepatan proses ekspor dan impor bagi para pelaku usaha, pengurangan larangan terbatas untuk kegiatan ekspor sehingga kegiatan ekspor dapat berjalan lancar sekaligus dapat meningkatkan daya saing ekspor, serta pengurangan adanya kegiatan impor pada perusahaan produk pangan, produsen komoditi obat-obatan dan makanan.
Sedangkan kebijakan dalam sektor ekonomi yaitu kelonggaran untuk pembayaran jaminan sosial pada tenaga kerja yang bekerja di sektor yang terdampak covid-19, penurunan suku bunga dan giro wajib minimum.
Kebijakan fiskal memberikan keuntungan insentif dalam bisnis diantaranya pada sektor pariwisata, penerbangan, transportasi, serta perdagangan. Adanya covid-19 ini membuat sektor pariwisata ikut terkena imbas. Dapat dilihat dari adanya penurunan jumlah wisatawan sehingga menyebabkan transaksi dalam valuta asing juga ikut mengalami penurunan yang drastis.
ADVERTISEMENT
Selain berperan dalam mengatasi krisis ekonomi global, pemerintah juga berusaha untuk memulihkan perekonomian nasional melalui pemerataan vaksinasi dan infrastruktur kesehatan global antara negara maju, berkembang, serta negara yang belum berkembang. Selain itu mendorong kebijakan domestik untuk memitigasi ancaman krisis ekonomi global akibat pandemi covid-19 melalui penyeimbangan kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan dan sosial ekonomi yang berfokus pada perlindungan sosial serta pemulihan ekonomi pasca krisis ekonomi global tersebut.
Maka dari itu perlu adanya antisipasi ancaman krisis ekonomi global akibat adanya covid-19. Yang pertama yaitu tantangan global yang dihadapi tidak dapat direspons dengan hanya satu instrumen kebijakan saja. Kedua,pengembangan digitalisasi keuangan. Bank Indonesia mengembangkan digitalisasi sistem pembayaran yang disepakati oleh Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filiphina yang disebut dengan kesepakatan cross-border payment . Antisipasi ketiga untuk mengatasi ancaman krisis ekonomi global adalah adanya penguatan keuangan global untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan.
ADVERTISEMENT
Pemulihan ekonomi baik di Indonesia maupun pada tingkat global diprediksi akan terus berlanjut di tengah kenaikan kasus covid-19 hingga adanya percepatan kebijakan moneter di beberapa bank sentral. Pemulihan ekonomi setelah terjadi krisis ekonomi global diperkirakan oleh Bank Indonesia akan berlangsung lebih stabil. Kebijakan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis ekonomi global adalah dengan adanya penurunan tingkat suku bunga kredit, hal ini sangat diharapkan untuk mendongkrak pertumbuhan kredit dalam rangka pemulihan ekonomi. Dalam kondisi krisis ekonomi global akibat adanya pandemi covid-19, semua negara akan melakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi hal tersebut, dengan melakukan relokasi anggaran kesehatan , pasokan pangan, dan daya beli masyarakat. Pembiayaan digunakan untuk pembelian perlengkapan dan alat yang dibutuhkan untuk penanggulangan pandemi covid-19. Relokasi anggaran yang diberikan digunakan untuk menjaga ketersediaan bahan makanan. Juga pemberian bantuan untuk memenuhi kebutuhan dan daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
Relaksasi kredit digunakan sebagai pendorong produksi manufaktur dimana terdapat banyak kesempatan kerja. Hal ini tentunya membawa keuntungan bagi para pekerja yang sebelumnya terdampak pandemi covid-19. Selain itu kebijakan ekonomi juga perlu dimaksimalkan dengan kondisi krisis ekonomi global akibat covid-19 ini yaitu dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pembatasan penyebaran informasi negatif dan hoax menjadi langkah yang penting untuk diambil dalam menjaga kepercayaan publik dan memperkuat ketahanan pada stabilitas nilai tukar rupiah dan kebutuhan masyarakat lainnya. Dalam keadaan krisis ekonomi global seperti saat ini, tetap ada peluang untuk mengantisipasinya dengan tetap berpikir positif dan optimis bahwa krisis ekonomi global akibat adanya pandemi covid-19 ini dapat diatasi dengan baik sehingga negara dapat bekerja lebih optimal untuk hal yang lain.
ADVERTISEMENT