Menatap Bonus Demografis dengan Tingkat Pengangguran yang Masih Tinggi

Diva Paquita Wijaya
Mahasiswi S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
30 Mei 2024 9:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diva Paquita Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk bekerja di usia produktif. Sumber: Unsplash/Jakub Żerdzicki
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk bekerja di usia produktif. Sumber: Unsplash/Jakub Żerdzicki
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia emas 2024 akhir-akhir ini sering digaungkan oleh pemerintah. Hal ini tanpa alasan karena pada 2024, Indonesia mengalami bonus demografis. Bonus demografis terjadi ketika penduduk usia produktif yaitu antara 15-64 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk dengan usia nonproduktif. Hal ini diharapkan dapat menjadi ajang perbaikan di sektor sosial-ekonomi agar menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Indonesia diprediksi akan mencapai puncak bonus demografis pada tahun 2030, dimana 70% penduduk Indonesia merupakan usia produktif. Usia tersebut erat hubungannya dengan usia ideal untuk bekerja. Namun, pada kenyataannya usia tersebut masih banyak yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak atau menganggur.
Menurut laporan BPS, tren tingkat pengangguran di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2020 hingga 2023. Tingkat pengangguran pada tahun 2023 yaitu 5,32% atau sebesar 7,86 juta orang, turun 0,54% dibandingkan 2022. Nilai tersebut masih tergolong tinggi apalagi Indonesia akan menghadapi bonus demografis.
Masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
ADVERTISEMENT
Menatap Indonesia emas 2045 harus dipikirkan secara matang oleh pemerintah. Terlebih lagi masalah pengangguran. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa setiap Warga Negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.