Mengenang Memori Hari Raya Idul Fitri

Diva Regina A
Saya adalah seorang mahasiswi prodi ilmu komunikasi Universitas Amikom Purwokerto.
Konten dari Pengguna
27 April 2024 21:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diva Regina A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan membagikan zakat, Sumber : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan membagikan zakat, Sumber : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di malam yang suci, saat takbir berkumandang di setiap sudut kota, sebuah troli pasir tradisional yang tengah berhenti menjadi pusat perhatian, di mana tangan-tangan yang bergerak lincah membagikan zakat, serta mendata para penerima zakat menciptakan pola kebaikan yang terlihat jelas dari ketinggian, menandai solidaritas dan kedermawanan yang mengalir dalam komunitas. Mereka yang beruntung mendapatkan berkah berbagi kebahagiaan dengan sesama, sebuah tradisi yang telah lama hidup dalam memori kita sebagai bagian dari kegiatan agama.
Berbagi cerita sebelum melakukan Sholat Ied, Sumber : Dokumen Pribadi
Sebelum fajar menyingsing, umat Muslim berkumpul, mengobrol ringan sambil menunggu waktu sholat Ied. Mata yang berbinar ketika mengobrol sembari menanti sang imam memulai sholat menangkap esensi keakraban yang merajut kita bersama di pagi hari yang suci. Suasana penuh keakraban, saling berbagi cerita dan harapan untuk tahun yang akan datang.
Ziarah Kubur, Sumber : Dokumen Pribadi
Setelah sholat, kegiatan silaturahmi semakin terasa dengan adanya ziarah kubur ketika Hari Raya yang berbeda dengan hari biasa. Melalui foto yang membingkai keseluruhan pemandangan ini, ziarah kubur mengungkapkan dirinya bukan hanya sebagai tempat perenungan bagi yang telah tiada, tetapi juga sebagai ruang yang menyatukan hati dan jiwa, memperkuat tali silaturahmi di hari yang fitri.
Sungkeman Hari Raya, Sumber : Dokumen Pribadi
Di rumah, sebuah bingkai yang lebih intim tercipta saat sepasang tangan tua tengah akan tercium oleh kepala yang menunduk, mengabadikan tradisi sungkem yang menghormati dan mempererat ikatan generasi dari dulu hingga saat ini. Orang yang lebih muda memberikan hormat kepada yang lebih tua, sebuah simbol penghargaan dan permohonan maaf atas segala khilaf yang telah berlalu.
Macet Mudik, Sumber : Dokumen Pribadi
Setelah berlalunya Hari Raya, jalan-jalan yang sepi berubah menjadi lautan kendaraan, setiap detik terasa berharga saat kita bersabar dalam kemacetan, mengingatkan kita pada perjalanan hidup yang terus bergerak, meski terkadang harus berhenti sejenak. Setelah merayakan hari raya, banyak yang kembali ke kampung halaman, mengisi kembali memori dengan pelukan hangat dan cerita-cerita lama.
ADVERTISEMENT
Hari Raya Idul Fitri tidak hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang memori, tradisi, dan ikatan yang terjalin antara kita semua.