Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mental Miskin: Akar Masalah Kemiskinan yang Jarang Disadari
25 Desember 2024 11:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Divania Nur Rosyda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemiskinan telah menjadi permasalahan utama di dunia yang belum juga terselesaikan. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 25,22 juta atau 9,03% penduduk. Meskipun diklaim menurun dari tahun sebelumnya, di Indonesia sendiri masih menggunakan basis ukuran sebesar US$ 1,9 per kapita per hari, sedangkan pada ukuran internasional (World Bank), garis kemiskinan ekstrem sebesar US$ 3,2 per kapita per hari. Jika dilihat dari standar internasional, jumlah kemiskinan di Indonesia lebih banyak dari data yang ditampilkan oleh BPS.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari bantuan sosial, program pemberdayaan ekonomi, hingga penciptaan lapangan kerja. Namun, mengapa kemiskinan ini masih sulit sekali diselesaikan? Banyak yang tidak menyadari bahwa di balik semua itu, ada penyebab utama yang sangat mendasar, yaitu mental miskin.
Penyebab ini seringkali tidak disadari karena disepelekan dan tidak terlihat secara langsung. Padahal mental ini bisa menjadi penghalang utama bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup dan juga mewariskan nilai-nilai positif pada generasi berikutnya. Kemiskinan tidak hanya soal kekurangan sumber daya, tetapi juga pola pikir yang membatasi potensi seseorang.
Dalam artikel ini, akan mempelajari lebih lanjut apa itu mental miskin, bagaimana ciri-cirinya, apa penyebabnya, bagaimana dampaknya, serta bagaimana mengatasi masalah ini. Pemahaman mendalam diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan, baik dalam diri individu maupun dalam mengatasi kemiskinan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Apa itu mental miskin?
Mental miskin dapat didefinisikan sebagai kondisi psikologis di mana seseorang memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku yang membatasi potensi diri untuk berkembang dan meraih kesuksesan. Berbeda dengan kemiskinan materi yang terukur secara kuantitatif, mental miskin bersifat kualitatif dan dapat ditemui pada individu dari berbagai latar belakang ekonomi.
Orang miskin dan orang kaya, keduanya dapat memiliki mental miskin. Misalnya orang yang terjebak dalam kemiskinan struktural, mungkin orang tersebut sudah bekerja keras dan memiliki mental kaya namun sekeras apapun usahanya tetap saja sulit keluar dari kemiskinan. Lain halnya pengemis, dalam banyak kasus memiliki uang banyak dari hasil meminta-minta namun terjebak dalam kemalasannya dan tidak mau bekerja. Mental miskin dapat menjadi akar masalah yang memperparah atau bahkan yang menciptakan kondisi kemiskinan. Orang yang hidup dalam kemiskinan cenderung mengembangkan mentalitas yang pasrah dan menerima keadaan apa adanya, mental miskin juga menghambat seseorang untuk keluar dari kemiskinan, meskipun ada peluang yang tersedia. Sehingga, mental miskin dan kemiskinan saling mempengaruhi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana ciri-ciri orang yang memiliki mental miskin?
Terdapat beberapa ciri-ciri mental miskin yang mudah dikenali sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Lalu apakah penyebabnya?
Mental miskin tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk dari berbagai faktor yang saling berkaitan.
ADVERTISEMENT
Apa dampaknya?
Dampak dari mental miskin sangatlah luas dan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan pribadi maupun sosial seseorang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara mengatasinya?
Mengatasi mental miskin membutuhkan pola pikir dan tindakan konsisten, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:
ADVERTISEMENT
Mental miskin bukanlah takdir yang tidak bisa diubah. Dengan kesadaran dan tekad yang kuat, setiap individu memiliki kesempatan untuk mengubah pola pikir dan kehidupannya. Perubahan ini memang tidak mudah dan membutuhkan waktu, namun merupakan investasi terbaik untuk masa depan. Ketika semakin banyak orang berhasil melakukan transformasi dari mental miskin menjadi mental kaya, dampak positifnya akan terasa pada diri sendiri maupun level masyarakat yang lebih luas.