Konten dari Pengguna

Inisiasi Budidaya Maggot oleh Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Wonosari Batang

Diva Wahyu Pratama
Saya adalah mahasiswa tingkat akhir di IPB University dengan jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.
9 Agustus 2022 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diva Wahyu Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabupaten Batang – Sebanyak sepuluh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Wonosari, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah dari tanggal 20 Juni hingga 31 Juli 2022. Kesepuluh mahasiswa tersebut adalah M Hilmi Uwais Qarani, Virdy Yoga Perdana, Diva Wahyu Pratama, Khoirunnisa Rahma Putri, Edsya Aguspa Dwi Putri, Zahra Wajdini Amigunani, Sarah Pramudya Wardhani, Widya Luthfiani, May Rahmawati, dan Nabila.
ADVERTISEMENT
Salah satu program yang dibawakan adalah menginisiasi budidaya magot lalat BSF (Black Soldier Fly) sebagai implementasi konsep circular economy bagi masyarakat terutama pemuda Desa Wonosari. Konsep circular economy merupakan penerapan sistem ekonomi dengan prinsip mengurangi sampah yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle), sehingga dapat menggantikan konsep linear economy yang banyak diterapkan di lingkungan masyarakat. Konsep circular economy menitikberatkan pada daur ulang sampah sehingga mengurangi dampak limbah buangan yang berbahaya bagi lingkungan dan dapat digunakan kembali sebagai produk baru atau sebagai bahan baku produk lain.
Magot atau belatung lalat BSF memiliki karakteristik yang berbeda dengan belatung lalat pada umumnya. Magot lalat BSF memiliki siklus hidup yang relatif lebih lama dibandingkan belatung lalat biasa. Setelah telur menetaas menjadi maggot diperlukan waktu sekitar 21 – 30 hari supaya maggot siap panen.
ADVERTISEMENT
“Pasar magot masih sangat terbuka lebar, sehingga tidak sulit dalam melakukan pemasaran magot. Selain itu, Desa Wonosari juga akan dicanangkan sebagai sentra budidaya lele sehingga pasar magot sebagai pakan lele sangat potensial untuk kedepannya,” tutur koordinator M. Hilmi Uwais Qarani Koordinator KKN-T di Desa Wonosari.
Permasalahan sampah di Desa Wonosari belum memiliki penyelesaian yang konkret. Sampah makanan di Desa Wonosari yang berasal dari aktivitas rumah tangga dan pondok pesantren berpotensi menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi sumber penyakit. Budidaya magot diharapkan dapat mengelola sampah organik dan sisa makanan yang dihasilkan oleh aktivitas warga dan meningkatkan ekonomi bagi masyarakat.
“Minat pemuda Desa Wonosari dalam menginisiasi budidaya magot ini sangat tinggi. Proses budidaya yang mudah dan murah menjadi salah satu alasan budidaya magot ini cukup diminati oleh kalangan pemuda Desa Wonosari karena sangat potensial untuk dijadikan sumber penghasilan tambahan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selama masa KKN 40 hari, jumlah maggot yang berhasil dipanen kurang lebih 30 kilogram. Diharapkan kedepannya para pemuda desa dapat melakukan proses budidaya mulai dari penetasan, pembesaran, pemanenan, dan penjualan secara mandiri supaya dapat meningkatkan taraf ekonomi warga sekitar.
Pelatihan budidaya maggot oleh mahasiswa KKN-T IPB 2022 di Desa Wonosari, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Foto: Diva Wahyu Pratama