Nggak Perlu Healing Jauh-Jauh, si Introvert Cuma Butuh ke Toko Buku

Diyah Ayu Nur Halimah
Penulis - Content Creator. Kegiatan sehari-hari sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tergabung dalam berbagai komunitas.
Konten dari Pengguna
17 Februari 2023 6:03 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diyah Ayu Nur Halimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Heaing - Alina | Photo by Pexel
zoom-in-whitePerbesar
Heaing - Alina | Photo by Pexel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lagi-lagi kumparan mengadakan lomba menulis dengan tema “Lomba Menulis Teman Kumparan Healing.” Jujur ini buat aku excited buat cerita kisahku yang mungkin cenderung aneh atau ajaib. Kalau orang lain ingin healing dengan berpergian jauh ke luar kota atau bahkan ke luar negeri, buat aku yang introvert nggak perlu sejauh itu. Cukup pergi ke toko buku itu udah bagian healing buat aku.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang introvert yang energinya selalu habis tiap kali berada di keramaian atau berinteraksi dengan orang terus-menerus, aku cukup menghindari pertemuan dengan orang. Bisa dibilang hampir keseharianku di rumah. Sebelum menjadi ibu rumah tangga pun aku memang sering di rumah. Jadi nggak aneh kalau aku menghabiskan banyak waktu di rumah.
Jujur aja, sebenarnya aku nggak benar-benar butuh healing. Gimana, ya? Aku jarang ketemu tetangga apalagi ngobrol sama tetangga, jadi nggak banyak kejenuhan yang kurasakan karena harus gosip atau gibah. Namun, kalau ingat rutinitasku dari pagi sampai malam berurusan dengan anak dan rumah, sesekali aku merasa jenuh. Apalagi sekarang anak aktif banget. Maunya dituntun buat jalan, main pasir di rumah. Kalau anak udah nggak nurut, namanya juga masih usia satu tahun, rasanya mau meledak juga.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, aku memutuskan untuk melakukan me time. Aku meminta pengertian dari Ibu dan Bapak untuk mengurus anak selama seharian penuh di Hari Minggu. Selama sehari itu aku akan menghabiskan waktu untuk menyendiri. Paginya aku akan ke toko buku di Kota Pati. Toko Buku favoritku itu Toko Buku Puas. Toko buku yang tidak sepi juga tidak ramai pengunjung.
Hal yang menjadi favoritku ketika berkunjung ke toko buku adalah melihat-lihat buku. Entah kenapa hanya dengan melihat buku yang dipajang di rak, bisa membuat suasana hatiku secerah mentari pagi. Lebay juga, ya, tapi ini serius. Cuma lihat buku aja aku udah seneng pakai banget. Apalagi kalau bisa cium bau buku, itu udah kayak healing banget. Urusan rumah dan anak seketika lupa. Cuma gara-gara itu aku bisa berjam-jam di toko buku.
ADVERTISEMENT
Kalau udah lihat buku sampai puas, aku akan ke area lain di toko buku. Biasanya aku akan ke tempat buku tulis atau notebook. Nggak tahu kenapa, aku suka banget beli buku tulis. Di rumah bisa dibilang ada banyak tumpukan buku tulis yang nggak kepakai. Atau kepakai, tapi cuma depannya aja, sisanya masih banyak yang kosong. Selain buku, aku suka banget beli notebook. Sama kayak buku tulis, notebook di rumah banyak, kepakaianya juga cuma bagian depan.
Aku itu tipe yang suka dengan warna dan desain kalem. Kalau udah beli notebook gitu pasti kucoret-coret. Aku sering banget pakai notebook buat scripting. Kamu coba deh! Ini amazing banget, kayak keajaiban yang datang dari Tuhan gitu. Apa yang kita inginkan bakal terwujud di waktu yang tepat. Percaya dengan hukum tarik-menarik? Kamu bisa banget belajar itu buat wujudin semua mimpi-mimpi. Aku juga masih belajar kok, hehehe.
ADVERTISEMENT
Back to the topic. Healing di toko buku bener-benar ngilangin kejenuhanku selama seminggu. Nggak bisa dipungkiri secinta itu aku sama toko buku. Setelah sibuk di area buku tulis dan notebook, aku bakal pindah ke area pulpen. Ini emang aneh, tapi nyata, aku suka banget beli pulpen. Padahal pulpen di rumah itu banyak banget. Ibu aku aja sampai geregetan karena tiap kali ke toko buku, pasti pulang bawa pulpen. Bagaimana ya? Aku sendiri nggak bisa jelasin. Nggak tahu deh. Rasanya nggak afdol aja kalau nggak beli pulpen. Maybe, karena aku belum nemu pulpen yang ngena di hatiku. Hehehe.
Itulah kegiatanku setelah keliling dari satu area ke area yang lain di toko buku. buat aku yang introvert itu lebih dari cukup buat healing. Rasanya tuh kalau di toko buku udah berasa surga dunia. Nggak pengen pulang, maunya di toko buku. Tempat yang pas karena nggak sepi juga nggak ramai. Nggak enak kalau toko buku sepi, yang ada dibuntutin mulu sama pegawainya. Kalau ramai juga bikin males, karena harus lihat orang. Inilah diriku. Setelah cerita panjang lebar ini aku bakal rekomendasiin tiga toko buku favoritku yang ada di Kota Pati. Penasaran? Check in out!
ADVERTISEMENT
Toko Buku Puas
Merupakan toko buku pertama yang aku kunjungi. Aku masih ingat banget, waktu SMP bapak ngajak aku ke toko buku ini buat beli kamus bahasa inggris. Waktu SMP sampai SMA, bisa di bilang toko buku ini tempat favoritku dan bapak. Pokoknya kalau ke Kota Pati pasti mampir ke toko buku. Entah cuma lihat, baca buku yang udah kebuka, atau beli sesuatu. Semenjak kuliah aku sering ke toko buku sendiri sampai sekarang.
Toko Buku Puas ini bisa dibilang toko buku yang paling ramai menurutku. Tiap kali aku ke sana pasti ada saja pengunjung yang berdatangan. Kalau biasanya toko buku yang kudatangi agak sepi, di toko ini sering ada pengunjung. Failitasnya juga lengkap, dari berbagai buku fiksi sampai non fiksi dengan berbagai genre. Namanya toko buku pastinya jual berbagai alat tulis kantor dan sekolah. Nggak cuma itu, di toko ini juga ada jual kerudung, jam tangan, dan berbagai aksesoris penunjang lain. Dan di sini juga ada foto copy, jadi lebih lengkap fasilitasnya.
ADVERTISEMENT
Toko Buku Mitra.
Nah, toko buku Mitra ini menurutku yang paling lengkap dari segi buku yang dijual. Setahuku toko buku ini masih saudaraan sama Toko Buku Puas. Meskipun baru dibuka, toko buku ini cukup ramai dikunjungi dan fasilitasnya terbilang lengkap. Took buku Mitra ini ada dua lantai, lantai pertama merupakai area alat tulis kantor, jadi apa aja ada. Mulai dari pena sampai buku tulis. Di lantai satu ini juga ada jualan hijab dan foto copy.
Nah, kalau di lantai dua ini isinya buku-buku dari penerbit ternama, mulai dari Gramedia sampai Republika. Sejauh yang aku tahu toko buku ini kerja sama dengan Kompas Gramedia, jadi nggak kaget kalau banyak buku terbitan Gramedia di sini. Aku paling suka lihat buku di sini, tapi agak serem juga karena lantai dua ini terbilang sepi. Tiap kali aku datang, pasti nggak ada pengunjung lain, kecuali kalau di lantai satu, lumayan ada pengunjung.
ADVERTISEMENT
Toko Buku Puri Indah
Lrtaknya persis di depan pasar buah. Toko buku ini aku tahu setelah toko buku puas. Sama seperti dua toko buku di atas, toko buku ini menjual berbagai perlengkapan alat tulis kantor dan juga buku. Di sini juga ada jual tas dengan berbagai harga yang menurutku terjangkau sesuai kualitasnya. Toko buku ini berbeda dari toko buku lainnya menurutku, karena ada jual parfum.
Itulah cerita healingku tentang toko buku. Sebagai introvert yang cenderung anti social, toko buku udah jadi bagian dari healing yang sangat seru untukku. Nggak banyak keluar biaya, tapi udah bisa ngilangin jenuh selama seminggu. Bahagia itu nggak harus keluar biaya banyak. Nggak harus berpergiah jauh. Kita tahu cara untuk bahagia itu udah bagian dari kebahagiaan. Temukan bahagiamu, ya!
ADVERTISEMENT