Konten dari Pengguna

Potensi Indonesia Menjadi Pusat Industri Halal Fesyen Global

Diyah Saffanah Ulfah
Mahasiswi Ilmu Ekonomi Syariah, IPB University
19 Maret 2022 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diyah Saffanah Ulfah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : instagram/@vivizubedi (Urang Banua series by vivizubedi for NYFW 2018)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : instagram/@vivizubedi (Urang Banua series by vivizubedi for NYFW 2018)
ADVERTISEMENT
Saat ini kehidupan kita tidak dapat terlepas dari gemerlapnya dunia fesyen. Fesyen memasuki setiap sendi kehidupan, termasuk spiritual. Hal tersebut tercermin pada semakin berkembangnya Islamic fashion, terkhusus fesyen hijab. Hadirnya fesyen hijab ini mampu menggeser perspektif masyarakat yang selama ini menganggap bahwa berhijab itu tidak cantik, kolot, bahkan tidak fleksibel. Mencermati fenomena fesyen hijab yang kian marak, hijab kini telah dibaurkan dengan konsep fesyen dan mengikuti perkembangan dunia fesyen.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbanyak di dunia, yang mana Indonesia menyumbang 12,7 persen populasi muslim di dunia (World Population Review, 2020). Populasi muslim yang besar ini membuat Indonesia memiliki kebutuhan akan produk halal yang tinggi, termasuk kebutuhan akan pakaian muslim. Dari hal tersebut dapat kita lihat bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri halal dalam sektor fesyen. Maraknya desainer busana muslim dan ajang perhelatan busana muslim, serta diikuti oleh respon positif dari masyarakat membuat potensi ini semakin mungkin untuk dikembangkan.
Dalam State of the Global Islamic Economy Report 2019-2020 dilaporkan bahwa umat Islam membelanjakan produk pakaian sebesar USD 283 miliar. Berdasarkan laporan tersebut, juga diproyeksikan sektor fesyen naik sebesar USD 402 miliar pada tahun 2024. Sektor fesyen diprediksi akan tumbuh 6 persen untuk 5 tahun kedepan.
ADVERTISEMENT
Dari tahun ke tahun, industri busana muslim Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2019, ekspor sektor busana muslim telah menembus angka USD 9,2 miliar. Jika dilihat dari pasar domestik, konsumsi terhadap produk busana muslim telah mencapai angka USD 21 miliar dengan laju pertumbuhan rata-rata 18,2 persen (Redaksi FIN 2019). State of the Global Islamic Economy Report 2019-2020 melaporkan bahwa Indonesia menempati posisi ke-3 dalam Top 10 Modest Fashion dan Top 10 Fashion Muslim Consumer Markets dengan total spending sebesar USD 21 miliar.
Melihat angka-angka di atas, memunculkan optimisme untuk mencapai impian indonesia menjadi pusat industri halal fesyen global. Namun, hal itu juga harus dapat memacu para pelaku usaha busana muslim, terutama industri kecil dan menengah agar selalu bekerja keras. Bukan hanya untuk kepentingan lokal, tapi penting bagaimana produk busana muslim dapat diterima di negara-negara muslim lain.
ADVERTISEMENT
Peluang ekspor busana muslim sangat menjanjikan karena pasarnya yang cukup luas. Saat ini negara tujuan ekspor terbesar Indonesia untuk produk fesyen muslim adalah negara-negara OKI seperti Malaysia, Turki, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, dan negara-negara lainnya di Timur Tengah.
Keikutsertaan dan peran aktif dalam menyelenggarakan event fesyen nasional maupun internasional diharapkan dapat mewujudkan mimpi Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia. Tidak sedikit dari fashion designer muslim Indonesia yang telah berlalu-lalang dalam event fesyen internasional untuk memamerkan hasil karyanya contohnya Dian Pelangi, Vivi Zubedi, Rani Hatta, Khanaan Shamlan, dan Jenahara Nasution.
Tampaknya dunia luar melihat mode di Indonesia sebagai industri yang mudah untuk diikuti dan cenderung dapat diterima oleh seluruh warga negara muslim, sebab desain Indonesia dianggap netral. Selain itu, model hijab di Indonesia sangatlah beragam. Jika dibandingkan hijab Indonesia dengan hijab ala Timur Tengah yang rata-rata berwarna hitam. Atau dengan hijab muslimah Malaysia, Singapura, dan Brunei yang cukup memakai baju kurung dan kerudung. Begitu pula di Eropa yang didominasi oleh celana jeans, blus lengan panjang, dan scarf.
ADVERTISEMENT
Selain itu, saat ini juga dapat kita lihat bahwa semakin banyak bermunculan local brand busana muslim dari para entrepreneur muda yang memperkenalkan produknya yang bernilai jual. Adanya media sosial dan maraknya para fashion influencer dapat membuat para entrepreneur tersebut semakin mudah untuk memperkenalkan produknya ke dunia global bahkan memperluas pemasarannya.
Melihat potensi-potensi yang ada tersebut, mampukah Indonesia menggeser posisi Turki dan UEA yang berada pada peringkat dua dan satu pada Top 10 Modest Fashion dalam industri halal? Atau bahkan, mampukah Indonesia menjadi pusat industri halal fesyen muslim dunia ?
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, maka perlu adanya dukungan penuh dari semua pihak, termasuk pemerintah. Kerja sama antara perancang dan pihak pendukung, seperti produsen sepatu, aksesori, dan tas menjadi salah satu faktor pendukung. Dengan melihat banyaknya event dan kolaborasi, banyak pihak yang optimis Indonesia bisa menjadi kiblat busana muslim dunia.
ADVERTISEMENT