Salamat Jalan Glenn Fredly, Tamang Bae, Rest in Peace

Djauhari Oratmangun
Diplomat RI, Duta Besar RI untuk Beijing
Konten dari Pengguna
9 April 2020 8:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Djauhari Oratmangun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salamat Jalan Glenn Fredly, Tamang Bae, Rest in Peace
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Glenn Fredly, sahabat yang baik dan rendah hati, telah pergi dengan meninggalkan karya musik indah yang menyentuh banyak orang. Selain itu, Glenn juga seniman musik Indonesia yang gigih memperjuangkan nasib musik dan musisi Indonesia dalam konteks industri musik.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Glenn juga banyak terlibat dalam diskusi budaya dan perjuangan musik, termasuk budaya Maluku. Ini semua semakin memperkaya karya-karyanya.
Saya pertama kali jumpa Glenn saat masih bersama Group Band Funk Section besutan Alm. Christ Kayhatu, teman kelas SMP dan SMA Xaverius Ambon. Saat itu Funck Section bersama Bung Yoppy Latul dan Glenn sering mengisi acara di Captain Bar, Hotel Mandarin Jakarta, juga beberapa kali di Friday Night Jazz di Ancol.
Hubungan pertemanan beda generasi semakin dekat saat saya bersama Alm. Bung Perry Pieter (photographer) menghadiri peluncuran album Glenn yang berjudul "Selamat Pagi Dunia" tahun 2002 di Wisma Nusantara lantai paling atas. Album ini meledak di pasar dan menjadi hits di Indonesia dengan lagu-lagu andalan seperti Terpesona, Januari, Sekali Ini Saja, dll.
ADVERTISEMENT
Sejak itu kami sering bertemu ngopi, makan bareng, berdiskusi, nonton konsernya, dll. Topik pembicaraan selalu bervariasi mulai dari musik, industri musik, budaya, Maluku, diplomasi, dan politik.
Sewaktu bertugas di Belanda 2004 sampai dengan 2009, Bung Glenn dan grup musiknya berkesempatan konser ke berbagai kota di Belanda. Termasuk di salah satu gedung pertunjukan musik terkenal di Den Haag. Show yang sold out dan Glenn dan grup bandnya benar-benar menampilkan musik kelas dunia.
Pada tahun 2005 bersama Bung Andre Hehanusa, Glenn juga mengisi acara Forum Investasi dan Pasar Malam Indonesia besutan KBRI Den Haag berkolaborasi dengan beberapa partner swasta dan pemerintah.
Dalam berbagai kesempatan, apabila saya sedang di berada atau bertugas di Jakarta dan Glenn mengadakan konser baik yang besar maupun khusus seperti di kafe, maka selalu saya diundang untuk menyaksikan.
ADVERTISEMENT
Saat Glenn merencanakan mengadakan Konferensi Musik Indonesia (KAMI) di Ambon Maret 2018, Glenn ajak berdiskusi dan bahkan saya diundang sebagai salah satu pembicara utama. Ide awal Glenn saat dibahas bersama September/Oktober 2017 adalah Konferensi Musik Pasifik diadakan di Ambon. Mudah-mudahan kelak bisa terwujud.
Terakhir jumpa Glenn sebelum saya bertugas ke Beijing April 2018. Kita makan sama-sama di Kantin Diplomasi Kemlu RI dan di salah satu Resto di Plaza Senayan.
Tanggal 23 Maret 2020 kami berdua berkomunikasi melalui WA. Selain tanya mengenai bagaimana menjadi bapak dengan bayi wanita yang cantik, kami juga berjanji untuk jumpa di Jakarta April 2020. Tetapi karena adanya COVID-19 semua tertunda. Ternyata Tuhan YME punya kehendak lain.
WA Glenn ke saya pada 11 Maret jam 14.28 dengan bahasa kental Maluku sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
"Pak Djauhariiiii siooooo beta paleng rindu... Puji Tuhan beta selalu berdoa buat pak Djauhari dan keluarga serta warga Indonesia di China,
Tuhan jaga bapak selalu dalam tugas, kesehatan dan pengabdian yang luar biasa. You are chosen by God for our beloved Nation and to the world, so proud of you pak. You are full of inspirations for us..
Danke banyak buat doa dan harapan baik buat kami sekeluarga di sini..
Sekali lagi salam hormat keluarga dan warga Indonesia tercinta .. Polo rapat pak..
Beta rencana akan buat konser untuk pendidikan di kota Ambon dalam rangka 25 tahun beta berkarya.. 23 Oktober 2020 di Stadion Karang Panjang.. Berharap pak Djauhari bisa hadir.. Tuhan berkati pak!"
ADVERTISEMENT
Betapa rendah hatinya musisi besar Indonesia zaman now ini.
Selamat jalan sahabat. Rest in Peace and Love. Kontribusi dan hasil karyamu untuk kebesaran dunia musik Indonesia sudah tercatat dengan tinta emas. Terima kasih untuk persahabatannya yang tulus.
"Ale memang seng ada lawang, katong semua kehilangan Ale" .... 🙏 🙏