Konten dari Pengguna

Sepeda Jadi Alternatif Alat Transportasi Jarak Dekat

Djoko Setijowarno
Akademisi Prodi T Sipil Unika Soegijapranata, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat
14 Juli 2020 13:13 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Djoko Setijowarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bersepeda Foto: Dok. Booking.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bersepeda Foto: Dok. Booking.com
ADVERTISEMENT
Sepeda menjadi salah satu alat transportasi yang digemari banyak orang di masa pandemi covid-19. Kendaran ramah lingkungan ini kini yang banyak digunakan untuk berolahraga di masa pandemi covid-19, ternyata juga sepeda sebagai alternatif kendaraan atau alat transportasi jarak dekat. Namun hal ini perlu ditunjang dengan regulasi dan infrastruktur yang memadai.
ADVERTISEMENT
Sepeda juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan komersial, seperti berdagang atau sebagai alat pengangkut barang. Selain menunjang kesehatan pengguna, sepeda juga sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan.
Saat ini sedang disusun Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pedoman Teknis Keselamatan Pesepeda di Jalan oleh Ditjenhubdat Kemenhub. Keberadaan sepeda bukan hanya yang di perkotaan, tapi banyak juga sepeda di pedesaan yang penggunaannya bervariasi, bisa sebagai alat angkut barang.
Di Jakarta juga banyak sepeda untuk alat angkut barang, seperti jualan siomay, kopi, jamu. Ada juga yang digunakan untuk komersial angkut orang di Kawasan Kota Tua. Jadi jangan terjebak hanya mengatur sepeda yang sedang tren saat ini.
Regulasi
Tata cara bersepeda ada dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 25 (1) Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa (g) fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat. Pasal 45 (1) Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi (b) lajur sepeda.
ADVERTISEMENT
Pasal 62 (1) Pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi pesepeda, (2) Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas. Pasal 106 (2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda.
Pasal 122 (2) Pesepeda dilarang membawa Penumpang, kecuali jika sepeda tersebut telah dilengkapi dengan tempat Penumpang. Pasal 123 Pesepeda tunarungu harus menggunakan tanda pengenal yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang sepedanya.
Praktik pesepeda di negara lain
Praktik pesepeda di Inggris, dampak pandemi menyebabkan 61 persen orang Inggris takut untuk menggunakan angkutan umum. Terjadi peningkatan pemesanan sepeda hingga 200 persen, terutama oleh pekerja yang tetap harus bekerja diluar rumah saat pandemi.
ADVERTISEMENT
Penjualan sepeda sangat besar di penjualan rantai sepeda dan suku cadang. Penjualan sepeda yang biasanya 20-30 per minggu, meningkat menjadi 50 sepeda setiap hari. Tindakan sementara waktu yang dilakukan beberapa kota di Inggris adalah membuat jalur sepeda non permanen dengan mengambil sebagian ruang kendaraan bermotor menjadi ruang bagi pejalan kaki dan pesepeda.
Sementara di Amerika Serikat, saat pandemi, pemerintah di Amerika Serikat melakukan pembatasan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Pengguna sepeda di beberapa kota, seperti Philadelphia meningkat hingga 150 persen.
Beberapa ruas jalan untuk kendaraan bermotor diubah menjadi jalur sementara bagi pesepeda dan pejalan kaki. Kota yang paling banyak menutup jalan untuk jalur sepeda dan pejalan kaki adalah Kota Oakland, California. Sebanyak 85 persen orang Amerika Serikat menganggap bersepeda sebagai moda transportasi yang lebih aman dibandingkan dengan transportasi umum saat social distancing
ADVERTISEMENT
Menurut survei yang dilakukan Trekbike (2020), ada tiga kelompok pesepeda saat pandemi coronavirus, pertama penggemar sepeda. Penggemar sepeda ini sudah bersepeda sebelum pandemi coronavirus. Mereka memiliki hobi bersepeda. Kedua, pengendara sepeda keluarga, biasanya bersepeda untuk santai dan rekreasi. Sebanyak 63 persen pesepeda kategori ini bersepeda untuk menghilangkan stres dan kecemasan karena pandemi.
Dan ketiga, pengendara sepeda ke tempat kerja. Pengendara sepeda ini menggunakan sepeda untuk ke tempat kerja. Sebesar 85 persen pesepeda kategori ini menganggap bersepeda sebagai moda transportasi yang lebih aman daripada transit.
Bikeshare
Peningkatan penggunaan sepeda memberi dampak positif kepada perusahaan bikeshare di berbagai negara. Sebuah perusahaan bikeshare Wuhan, Meituan Bikeshare mampu menyediakan sekitar 2,3 juta perjalanan di Wuhan. Sebanyak 286.000 orang menggunakan layanan ini dengan total perjalanan bersepeda mencapai 2 juta mil. Jarak rata-rata harian untuk satu perjalanan meningkat 10 persen.
ADVERTISEMENT
Sistem bikeshare publik New York City, Citi Bike, mengalami lonjakan permintaan 67 persen pada awal Maret dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kota Chicago dan Kota Philadelphia mengalami peningkatan dalam program bikeshare mereka hampir dua kali lipat selama bulan Maret. Salah satu jalur sepeda utama Philadelphia mengalami peningkatan lalu lintas 470 persen.
Kecelakaan pesepeda saat pandemi coronavirus
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia mencatat, peningkatan signifikan pesepeda di DKI Jakarta saja hingga 1.000 persen atau 10 kali lipat selama pandemi coronavirus. Bike to Work (B2W) mencatat sepanjang Januari hingga Juni 2020, terdapat 29 peristiwa kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pesepeda. Akibat kecelakaan lalu lintas, 58 persen atau 17 pesepeda meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan pengendara sepeda di New York, Amerika Serikat meningkat hingga 43 persen selama pandemi coronavirus. Penyebabnya, peningkatan kecelakaan pengendara sepeda terjadi karena lonjakan pesepeda baru belum didukung oleh infrastruktur yang baik bagi pesepeda. Faktanya 10 dari 28 pesepeda yang tewas di jalan-jalan New York City tertabrak oleh pengemudi kendaraan bermotor.
Beberapa kota memperluas infrastruktur pesepeda, baik sementara atau secara permanen selama pandemi coronavirus. Bogotá (Colombia) menambah jaringan sepeda sepanjang 22 mil. Proyek percontohan NUMO (New Urban Mobility Operator) melakukan kegiatan meminjamkan e-sepeda kepada pekerja perawatan kesehatan.
Kota Philadelphia (Amerika Serikat) menanggapi petisi publik untuk menciptakan lebih banyak ruang bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki untuk beroperasi dengan aman dengan menutup segmen jalan besar sepanjang 4,4 mil.
ADVERTISEMENT
Mexico City mengusulkan rencana untuk 80 mil infrastruktur sepeda sementara untuk mengurangi risiko penggunaan transportasi umum dan memfasilitasi mobilitas di megalopolis lebih dari 21 juta orang. Berlin (Jerman) baru-baru ini menerapkan jalur sepeda sementara 1 mil di sepanjang jalan utama dan memiliki rencana untuk memperluas infrastruktur pop-up, bersama dengan 133 kota di Jerman lainnya. Oakland, Minneapolis, Denver, Louisville, Vancouver dan Calgary telah menerapkan tindakan serupa.
Memprioritaskan sepeda
Memprioritaskan sepeda dalam kebijakan pasca pendemi dapat berupa (1) penambahan pendanaan untuk infrastruktur sepeda seiring dengan pesepeda yang bertumbuh. Pendanaan infrastruktur sepeda sebanding dengan pendanaan yang disediakan untuk program transportasi lain; (2) di Amerika Serikat pendanaan infrastruktur sepeda naik 40%; (3) di Inggris, pemerintah memprioritaskan pendanaan £ 2 miliar untuk infrastruktur sepeda, dan sudah digunakan £ 250 juta saat pandemi. Kebijakan ini disebut sebagai kebijakan once in generation, karena untuk pertama kalinya pemerintah memprioritaskan pendanaan untuk infrastruktur sepeda dalam jumlah besar; (4) membuat program baru untuk mengembangkan infrastruktur sepeda yang terhubung di seluruh kota/daerah, untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Kebijakan infrastruktur sepeda membantu kebijakan pengurangan emisi; (5) investasi jalur sepeda sebagai jalur rekreasi; (6) insentif komuter sepeda; (7) skema kebijakan pemberian diskon bagi karyawan yang membeli sepeda untuk bekerja; (8) di Inggris diperkenalkan skema kupon £ 50 per kepala untuk membeli sepeda. Skema yang sama juga dilakukan di Prancis; (9) mendorong pemerintah daerah untuk membuat perubahan signifikan pada tata ruang jalan mereka untuk memberikan lebih banyak ruang bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki.
ADVERTISEMENT
Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat & Anastasia Yulianti, peneliti Laboratorium Transportasi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Anggota MTI Jawa Tengah