Konten dari Pengguna

5 Langkah Mengidentifikasi Berita Hoaks di Media Sosial

Dodi Rosadi
Pranata Humas BRIN
19 Oktober 2020 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dodi Rosadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
BKN: Hoaks Penerimaan CPNS 2019. riaukarya.com
zoom-in-whitePerbesar
BKN: Hoaks Penerimaan CPNS 2019. riaukarya.com
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS al-Hujurat:6).
ADVERTISEMENT
Jumlah pengguna internet dan media sosial di Indonesia semakin bertambah banyak apalagi di masa pandemi ini, seperti anak-anak sekolah yang biasanya belajar di sekolah tanpa menggunakan internet, sekarang menggunakan fasilitas internet pada saat belajar di rumah secara online.
Media sosial merupakan sebuah media daring untuk saling berinteraksi satu sama lain seperti youtube,whatsapp,facebook instagram, dan twitter. Begitu banyak berita yang bisa kita peroleh melalui media sosial.
Berita merupakan suatu kejadian/peristiwa hangat yang sedang diberitahukan, baik disampaikan melalui layar televisi maupun di media sosial, mulai dari bentuk tulisan,foto, dan bisa juga melalui video.
Pertanyaannya, apakah berita yang kita peroleh melalui media sosial itu benar? Ketika kita menerima suatu berita ada baiknya berita tersebut kita cek dan ricek dulu sumber dan kebenarannya, jangan sampai kita mendapat berita langsung kita kirimkan saja ke media sosial atau ke grup whatsapp tanpa belum mengetahui kebenaran dari berita tersebut, karena apabila berita tersebut ternyata hoaks bisa menimbulkan dampak yang besar.
ADVERTISEMENT
Definisi Hoaks dan Contoh Berita Hoaks
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks mengandung makna berita bohong, tidak bersumber. Sementara menurut Silverman (2015) hoaks merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun dijual sebagai kebenaran.
Contoh berita hoaks, dikutip dari laman kominfo.go.id (2019). Tentang Surat Panggilan dan Penetapan Peserta CPNS 2019 mengatasnamakan Kementerian PANRB.
Faktanya, setelah dilakukan penelusuran melalui akun instagram resmi @kemenpanrb, pihaknya mengklarifikasi bahwa surat yang beredar tersebut adalah hoaks. Kementerian PANRB tidak pernah mengeluarkan kebijakan/keputusan seperti yang tertera dalam surat tersebut. Kementerian PANRB mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan tidak mudah percaya jika ada informasi/surat yang meragukan, serta waspada dan memastikan kebenarannya kepada akun resmi Kementerian PANRB.
ADVERTISEMENT
Dari contoh tersebut diatas jadi kita bisa melihat bahwa berita tersebut hoaks karena ketidakbeneran suatu informasi.
Mengidentifikasi Berita Hoaks dan Berita Asli
Kita sangat dianjurkan untuk mengidentifikasi suatu berita terlebih dahulu,apakah berita tersebut benar atau hoaks sebelum kita mengirimkannya ke media sosial.
Menurut Septiaji Eko Nugroho (2016) menyampaikan bahwa ada lima langkah yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita yang hoaks dan mana berita asli.
Pertama, hati-hati dengan judul provokatif. Berita hoaks seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoaks.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita dengan judul provokatif, sebaiknya anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya anda sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
ADVERTISEMENT
Kedua, cermati alamat situs. Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Ketiga, periksa fakta. Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi/kementerian resmi seperti KPK, Polri, Kominfo? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Keempat, cek keaslian foto. Di era teknologi digital saat ini, bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
ADVERTISEMENT
Kelima, ikut serta grup diskusi anti-hoaks. Di facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoaks, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoaks atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain.
Semua anggota bisa ikut berkonstribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.
Dengan kita bisa mengidentifikasi kebenaran isi berita yang disampaikan di media sosial atau grup whatsapp yang kita terima, kita bisa mencegah timbulnya hoaks dan bisa menyampaikan berita tersebut benar atau hoaks.
Dengan penyebaran berita hoaks yang begitu marak di media sosial, kita sebagai pembaca harus pandai memilah milah mana berita yang benar dan hoaks. Dan diharapkan kita sebagai pengguna media sosial hendaknya mengidentifkasi terlebih dahulu berita tersebut untuk mencegah timbulnya berita hoaks,dan menyampaikan berita yang positif dan bemanfaat di media sosial. Seperti yang disampaikan dalam QS al-Hujurat:6. (dr)
ADVERTISEMENT
Salam Sehat
Dodi Rosadi
Pranata Humas LIPI