Konten dari Pengguna

Menulis Untuk Diri Sendiri

Dodi Rosadi
Pranata Humas BRIN
7 April 2024 0:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dodi Rosadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi foto menulis: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto menulis: pexels.com
Menulis untuk diri sendiri (MUDS). Konsep MUDS ini dirumuskan oleh Hernowo Hasim dibuku Quantum Writing (Penerbit MLC. 2004). Tujuannya adalah untuk membuat menulis menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menyamankan. Untuk mencapai tujuan ini, dia membuat kelas menulis MUDS. Di dalam kegiatan MUDS tidak ada ancaman dan ketegangan serta seluruh kegiatan tersebut berada di dalam kendali mutlak diri sendiri karena MUDS tidak untuk keperluan siapa-siapa. Oleh karena itu, MUDS ini hanya ditujukan untuk individu.
ADVERTISEMENT
MUDS adalah menulis semampu diri dan sesuai keinginan diri. MUDS dapat juga dikatakan sebagai menulis yang tidak dikerangkeng oleh aturan atau persyaratan yang diciptakan oleh orang atau lembaga lain. Jika ada aturan dan persyaratan, itu sifatnya bukan menghambat atau mempersulit, tetapi malah memperlancar, mendorong, dan mempermudah menulis.
Jika Anda mengenal free writing ala Elbow itu identik dengan MUDS. Artinya ketika menjalankan free writing, sesungguhnya Anda sedang menjalankan menulis yang ditujukan kepada diri sendiri (MUDS) juga.
Menurut Hernowo dalam buku free writing (2017), apa yang bisa kita peroleh dengan menulis tanpa henti selama 10 menit setiap hari selama 5 hari? Yaitu, Pertama. Free writing telah berhasil “menggerakkan” mesin berpikir Anda nantinya. Mesin berpikir itulah yang menjadi motor kegiatan menulis.
ADVERTISEMENT
Kita tidak mudah menerjemahkan arti bebas dalam praktik menulis. Bebas tidak berarti, lantas mudah mengungkapkan sembarangan pikiran yang akan dituliskan, ternyata untuk menulis bebas, pikiran harus berisi atau sudah ada isi. Jika pikiran kosong alias tidak berisi, kegiatan menulis tetap akan sulit dijalankan. Lalu apa isi pikiran yang paling mudah dituliskan? Pengalaman. Ya pengalaman adalah pikiran yang paling bebas untuk dituliskan secara bebas.
Kedua. Pentingnya memilih isi pikiran yang perlu dituliskan secara bebas. Free writing membantu diri meningkatkan kemampuan memilih bahan yang akan Anda tulis. Perlu dingat bahwa free writing ini juga disebut sebagai dalam proses. Ketika berproses menulis, kita perlu merasakan apa saja yang kita alami ketika menulis bebas. Apabila Anda mampu merasakan proses menulis bebas, hal ini akan memberikan dampak yang sangat penting ketika menjalankan MUOL (menulis untuk orang lain) atau menulis untuk keperluan kantor misalnya.
ADVERTISEMENT
Ketiga. Free writing hasilnya boleh berantakan, tidak memiliki makna atau bahkan tidak dapat dimengerti sama sekali. Diibaratkan berbicara, menulis bebas ini bisa berbicara dalam bentuk mengoceh atau, bahkan memaki-maki tanpa kita memahami apa yang Anda katakan.
Keempat. Free writing merupakan kegiatan yang sangat subjektif atau personal. Free writing adalah menulis untuk diri Anda sendiri, bukan untuk orang lain. Jika Anda sedang menulis bebas, yang dapat Anda lakukan hanyalah mematikan keiginan untuk mengedit dan benar- benar menulis dalam rangka membuang sesuatu tanpa henti. Jika Anda sudah bisa memahaminya, maka Anda sudah berhasil dalam menjalankan free writing.
Kelima. Latihan free wiriting yang dijalankan secara konsisten dan teratur jelas akan mengubah struktur diri (pikiran, perasaan, dan apa pun) yang terkait dengan kegiatan menulis.
ADVERTISEMENT
Itu tadi merupakan gambaran dari menulis untuk diri sendiri (MUDS) dan manfaat yang kita peroleh ketika kita menjalankan free writing.
Selamat mencoba!