Masa Depan Indonesia dari Sudut Kota Kairo

Dody Harendro
PNS Kemlu RI Interisti
Konten dari Pengguna
3 Juli 2018 11:45 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dody Harendro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masa Depan Indonesia dari Sudut Kota Kairo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Nasr City adalah distrik terpadat di Ibukota Mesir, Kairo. Ribuan WNI baik pelajar, mahasiswa maupun tenaga kerja asal Indonesia bermukim di sini. Perguruan Tinggi Islam tertua di dunia, Al-Azhar Asy-Syarif, yang merupakan tujuan utama mahasiswa untuk mendalami Islam juga berlokasi. Setiap tahun, sekitar 200 mahasiswa Indonesia lulus dari Al-Azhar Kairo. (Alm) Gus Dur, Prof. Quraish dan Alwi Shihab, TGB Zainul Majdi atau yang paling dikenal saat ini, Ustadz Abdul Somad, hanya sebagian kecil dari nama-nama besar yang pernah merantau di Negeri Fir'aun ini. Gelar Lc. yang disandang otomatis meningkatkan derajat, kharisma sekaligus 'daya tawar' pemiliknya. Di era post-truth saat ini, memiliki ustadz, ulama ataupun tokoh Islam yang mengedepankan wasatiyah (jalan tengah) menjadi sangat krusial.
ADVERTISEMENT
Masisir adalah akronim untuk Mahasiswa Indonesia di Mesir, dimana keberadaan Ruwak Jawi (Java Corner) asal nusantara telah ada sejak 1850. Sejak itu, masisir telah mewarnai proses kemerdekaan dengan tabligh akbar, tulisan surat kabar, pertalian dengan organisasi pimpinan Syaikh Hasan Al-Banna, yang efektif mendekatkan emosi kedua bangsa. Berbagai aktifitas tersebut berujung pada pengakuan kedaulatan RI pertama kali datang dari Negeri Piramida, yang langsung dibalas dengan kunjungan diplomatik pertama RI ke luar negeri.
Saat ini ada era relativisme licik (pernicious relativisme) yang tersamar dalam skeptisme sahih (legitimate sceptisime). Data dan fakta dapat diformulasikan sedemikian sehingga sejalan dengan sentimen emosi masing-masing individu. Mencuri emosi menjadi program, kegiatan dan aktivitas harian yang hasilnya sangat konkrit. Dari sekedar mendapatkan like, comment dan share atau meningkat menjadi layak menerima kompensasi materi bahkan hingga memenangkan kontestasi politik.
ADVERTISEMENT
Masisir mengabdikan diri untuk mendalami Islam tidak hanya dari Universitas namun juga dari ulama-ulama besar Mesir. Institusi dan tokoh-tokohnya mengedepankan kemaslahatan bersama dan bukan pada penegasian perbedaan. Foto dan keterangannya berikut dapat memberikan kita pemahaman seperti apa Al-Azhar dan Masyayikh-nya:
Selain faktor Al-Azhar, dinamika berorganisasi dan bermasyarakat para pelajar dan mahasiswa di negeri Para Nabi ini juga membangun karakter yang sangat positif. Seluruh provinsi Indonesia dinaungi 17 kekeluargaan atas dasar kesamaan suku bangsa pelajar/mahasiswa bahkan dilengkapi dengan student government system yang mencerminkan praktik balance of power. Wadah naungan berdasarkan afiliasi pesantren asalnya di Indonesia juga tidak kalah aktif. Organisasi-organisasi massa tanah air, bahkan organisasi politik juga memiliki kepanjangan tangannya di masisir. Sungguh suatu miniatur Indonesia. Tidak hanya itu, organisasi akademik dan pendalaman keagamaan, serta hobi juga semakin membentuk masisir sangat paham terhadap perbedaan. Perdebatan intra, inter dan ekstra organisasi yang terkadang sengit adalah sangat biasa. Potensi kekayaan pengalaman dan kedewasaan pemikiran mereka jauh dibandingkan mahasiswa yang belajar di Timur Tengah lainnya.
ADVERTISEMENT
Masisir harus terus dibimbing dan difasilitasi. Demograsi sebagian besar diantaranya adalah usia belasan, belum pernah hidup di kota besar dan berasal dari keluarga dengan ekonomi yang tidak stabil. Mereka bukan manja, tapi melihat dari kacamata pelajar/mahasiswa Indonesia di luar negeri lainnya, semisal Australia, Amerika Serikat atau Jepang yang biasanya post-graduate adalah sangat kontraproduktif. Menguliahi masisir untuk 'meniru' perilaku mahasiswa di negara maju tersebut menunjukan ketidakpahaman dan ketidakpedulian kita.
Benar bahwa kepedulian terus mengalir dalam bentuk penyediaan Asrama Mahasiswa, pembebasan biaya legalisasi, kepengurusan izin tinggal kolektif, dan sejumlah bantuan lainnya. Beasiswa memang ada, baik dari Pemerintah Indonesia asing, maupun donatur lokal namun masih sangat terbatas.
Biaya kuliah gratis, buku-buku pun bisa dipinjam, namun kesulitan hidup sehari-hari, yang hanya butuh sekitar dua juta rupiah -pada saat tulisan ini dibuat, membuat mereka harus kreatif. Di sudut Nasr City, 30km dari Kairo, masisir bekerja di rumah makan, laundry, rental mobil, travel guide, suplier kangkung, tahu dan tempe, cukur rambut, jasa kebersihan maupun menjadi supir menjadi sesuatu yang layak puji namun ironis.
ADVERTISEMENT
Dengan keadaan ini, waktu yang seharusnya digunakan untuk berbagai hal kemahasiswaan, organisasi maupun pengalaman bermasyarakat di luar negeri lainnya menjadi habis untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan kesabaran menipis, apapun friksi yang muncul dalam dinamika hubungan dengan perwakilan pemerintah RI di Mesir akan memunculkan benih antipati yang muaranya kebencian terhadap pemerintah pusat. Dampaknya fatal, yaitu menurunnya semangat untuk menamatkan kuliah dan disorientasi fokus.
Masisir akan menentukan masa depan Indonesia yang selalu membanggakan sebagai negara dengan berpenduduk muslim terbesar, sangat beragam dan toleran. Lc. yang mereka dapatkan akan memberi legitimasi untuk memberi dari majelis terkecil hingga tingkat nasional, menjadi , maupun menjadi . Tanpa kepedulian yang kongkrit dan terasa selama kuliah, alumni-alumni Al-Azhar Kairo, yang sangat 'berwarna', hampir pasti akan 'berjarak' dengan pemerintah, siapapun rezim yang berkuasa.
ADVERTISEMENT
Jelas bahwa biaya kuliah dan biaya hidup di Mesir berkategori murah, jumlah mahasiswa per tahun pun rata-rata hanya mencapai 4000. Mudah membuat kesimpulan jika membandingkannya dengan kalkulasi beasiswa seorang mahasiswa Indonesia ke negara maju. Dengan fasilitasi dan bimbingan yang terprogram, maka masisir akan dapat menamatkan kuliahnya tepat waktu untuk segera kembali membangun tanah air. . Masa depan kebhinekaan yang penuh toleransi dan mencerminkan rahmatan lil-alamin.
إن شاء الله.