Lembaga Kebudayaan Indramayu Gelar Kongres Bahasa Dermayu yang Pertama

Abdulah Wisesa
Wakil Sekretaris Dewan Kesenian Indramayu (DKI), membidangi pada Pengembangan Bahasa dan Sastra di Lembaga Basa dan Sastra Dermayu (LBSD), dan aktif di Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Pelayan sayur yang mencintai kata antaraksara
Konten dari Pengguna
11 Maret 2022 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdulah Wisesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua Pelaksana Kongres Basa Dermayu memberikan sambutan Kamis (10/3/2022). Foto dok pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Pelaksana Kongres Basa Dermayu memberikan sambutan Kamis (10/3/2022). Foto dok pribadi
ADVERTISEMENT
Pendidikan menengah pertamanya sudah lulus dengan nilai tidak begitu jelek. Pasca-kelulusan, ada keinginan masuk SMA Negeri ternama yaitu di tetangga kecamatan. Begitu juga dengan ayahnya. Namun sayang, harapan untuk masuk di SMA Negeri tidak diterima. Alhasil, ayahnya menyarankan untuk besok mendatangi sekolah.
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan itu, si anak tak paham apa yang akan dilakukan ayahnya. Oleh sebabnya, ayah menyampaikan kepada anaknya bahwa ia akan kongres di sekolah ternama itu. Si anak berpikir, untuk validasi data untuk bisa masuk sekolahan memangnya bisa melalui kongres?
Anaknya yang baru lulus itu belum lahap betul menikmati garam asin. Ayah menyampaikan yang dimaksud Kongres itu bukan rapat yang mahamewah dan diakhiri dengan keputusan, melainkan kepanjangan dari disokong, terus beres. Dalam hal ini, anaknya tidak terima, apabila pendidikan dibuat seperti jualan atau untuk fondasi politik.
Kongres di atas ialah bukan singkatan atau arti yang sesungguhnya, melainkan akronim. Kongres secara garis besar adalah pertemuan besar para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai pelbagai masalah; muktamar; rapat besar. Apabila handai tolan mendengar atau menemukan kosakata "konggres", jangan aneh, itu kata tidak baku dari "kongres".
ADVERTISEMENT
Kongres Basa Dermayu
Kongres Bahasa Indonesia (KBI) setiap lima tahun diadakan kongres yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia dan Daerah atau Badan Bahasa. Waktu yang tepat untuk berkongres yaitu pada bulan Oktober yang dinobatkan Bulan Bahasa. Sebab, bulan Oktoberlah Sumpah Pemuda yang menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI) pertama kali mengadakan Kongres Basa Dermayu yang diadakan di Auditorium Bank BJB yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, No. 106, Indramayu, Kamis (10/3/2022). Kongres ini memutuskan beberapa hal yang berkaitan dengan bahasa Jawa dialek Indramayu, seperti mengenai tata bahasa (paramasastra), kongres mengambil keputusantraan (kesusastraan), dan pembakuan ejaan dalam bahasa Jawa dialek Indramayu.
Ketua Lembaga Kebudayaan Indramayu, Ucha M Sarna, menyampaikan mengenai kongres, "sebenarnya kongres ini sudah dikonsep, tetapi belum ditentukan tanggalnya. Niatnya tanggal 21 Februari kemarin, tetapi kita (LKI), ikut memeriahkan Hari Bahasa Ibu Internasional. Jadi bisa terlaksananya tanggal 10 Maret tahun ini," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Faris Alfaisal seorang penyair dipercaya sebagai ketua pelaksana kongres. Dalam sambutannya, Faris Alfaisal menyampaikan dengan bahasa Jawa tingkat halus bahwa, nilai kebudayaan harus diangkat. Begitu pun dengan bahasa daerah, harus dijaga. Sebab kebahasaan ada dalam undang-undang. Setelah sambutan selesai, ketua pelaksana Kongres Basa Jawa Dermayu ditutup dengan parikan atau pantun.
Kongres ini mengacu dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, tindakan yang dilakukan terhadap objek pemajuan kebudayaan yakni inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan. Setiap warga negara dapat berperan aktif dalam pemajuan kebudayaan. Salah satu objek pemajuan kebudayaan misalnya bahasa. Baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.
Kegiatan ini narasumbernya dari Pimpinan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barar, Dr. Syarifuddin, M. Hum., Peneliti Bahasa Jawa Barat, Devianti Asmalasari, S.S., M.Hum., dan Disdikbud Indramayu, H. Caridin, S.Pd., M.Si., Hj. Uum Umiati, S.E., dan Ketua Lembaga Basa Sastra Dermayu, Supali Kasim.
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan itu, undangan LKI mengundang 68 peserta yang terdiri atas para peneliti bahasa, pejabat publik, pamong budaya, penggiat budaya, penggiat naskah kuno, pendidik, tokoh agama, penggiat seni, aktivis media sosial atau pemerhati bahasa dan sastra Indonesia serta daerah.
Banyaknya peserta dalam kongres, tentunya memakan waktu dua hari. Kongres Bahasa Jawa Dermayu ini, hanya satu hari yang dimulai pukul 08.00-16.00. Bersamaan dengan itu, tidak seperti Kongres Bahasa Indonesia yang lima tahun sekali yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa, Ajip Rosidi berkomentar, "Saya berpendapat KBI yang hendak dijadikan tradisi diselenggarakan lima tahun sekali, patut ditinjau kembali manfaatnya. Jangan sampai kongres diadakan semata-mata karena waktunya sudah tiba lalu mencari-cari tema yang bagus untuk dijadikan tema kongres. Tak perlu pula kongres dihadiri oleh seribu orang, apalagi kalau mereka didatangkan hanya agar kongres nampak ramai dan megah, padahal mereka tak diberi kesempatan untuk menyampaikan pikirannya secara leluasa'' (Ajip Rosidi, 2009: 132). Dengan demikian, panitia mengundang dengan secukupnya.
ADVERTISEMENT