Konten dari Pengguna

Konstruksi Sosial: "Pick Me Person"

DOLOK ARTA ULI
Seorang mahasiswi dari Universitas Bunda Mulia kampus Serpong dengan jurusan Ilmu Komunikasi semester 4.
25 Maret 2022 14:14 WIB
comment
19
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DOLOK ARTA ULI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tangerang (19/01/2022). Konstruksi sosial didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi di mana individu atau sekelompok individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Manusia pada dasarnya berpikir bahwa realitas yang ada dalam kehidupannya secara alami terbentuk padahal tanpa sadar manusia tersebut itulah yang membentuk, merekonstruksi, menyepakati bahkan mempertahankan realitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Teori konstruksi sosial mempercayai bahwa manusia memaknai dunia di sekitarnya melalui sebuah proses sosial, melalui interaksinya dengan orang lain dalam kelompok sosial. Ini berarti tidak ada suatu kebenaran yang biasa dianggap tunggal dan objektif. Contoh mudah mengetahui keberadaan konstruksi sosial : Gender (wanita dengan pria), wanita dengan perawakan dan sifatnya yang lemah lembut lebih cocok sebagai ibu yang tinggal di rumah untuk membesarkan serta mengasuh anak sedangkan laki-laki lebih agresif sehingga dikatakan paling cocok untuk pergi bekerja dan menafkahi keluarga. (Bernardini, 2022) (Mahan, 2022) Perilaku pick me person (girl/boy) membentuk lingkungan sosial ataupun relasi sosialnya ke dalam bentuk kondisi persaingan yang tidak sehat, unsur menghina serta merendahkan salah satu pihak. Pick me girl “I am not the other girls” mereka cenderung merendahkan nilai feminin perempuan lainnya dengan tujuan diterima dilingkungan pergaulan laki-laki ataupun menarik simpati pria untuk sebagai pasangannya. Sebenarnya pemahaman hal ini hampir sama dengan patriarki, di mana mereka tidak ingin dianggap sama seperti perempuan pada umumnya agar mereka tetap superior sehingga mereka tidak akan mengenakan benda yang disukai dan berbau feminin.
ADVERTISEMENT
Pick me girl/boy sebenarnya dianggap insecure karena tanpa mereka sadari mereka membatasi diri terhadap standar dan pemahaman sendiri dan menganggap hal itu diterima pada lingkungan sosial mereka. Hal ini karena mereka terlalu fokus terhadap penilaian orang lain. Penyebab pick me person : Ingin mendapatkan perhatian dari lingkungan sosialnya. (Menunjukan dirinya lebih baik dari orang lain pada gender yang sama) , (Eckert, 2022) menutupi rasa bencinya terhadap gendernya (mis. Stereotip wanita harus pandai memasak atau bekerja di dapur, sementara pria harus bekerja mencari nafkah), menutupi rasa insecure. (Tricaso, 2022) 4 Ciri-ciri seorang pick me girl 1.Merasa diri paling benar. 2.Berusaha keras untuk tampil beda dari yang lain. 3.Sering merendahkan perempuan lain. 4.Memilih untuk bergaul hanya dengan laki-laki.
infograsi tentang fenomena pick me person yang dikaitkan dengan konstruksi sosial
Studi kasus
ADVERTISEMENT
Proses eksternalisasi : ketika sebuah pemikiran diwujudkan ke dunia oleh seseorang melalui bahasa, baik berupa tulisan, cerita, puisi atau bentuk karya seni lain. Hal ini berkaitan saat fenomena pick me girl/boy muncul dan menimbulkan topik di media sosial seperti Tiktok, Instagram, Twitter dan lain sebagainya. Sebab konstruksi sosial muncul karena adanya interaksi antar manusia yang tanpa sadar menciptakan pengetahuan dan kenyataan sosial di sekitar mereka.
Proses objektifikasi : ketika hal-hal tersebut masuk ke dalam dunia sosial, lalu menjadi bagian dari kesadaran orang lain dan perlahan-lahan mulai dianggap sebagai kebenaran. Semakin populernya fenomena pick me girl/boy diperbincangkan oleh masyarakat membuat opini-opini terbentuk sesuai dengan ciri-ciri yang dipublikasikan media tentang pick me girl/boy. Hal ini bersangkutan pada contoh seperti ini : seseorang dikatakan pick me girl/boy saat mereka mengucapkan kata “Apa cuma aku” dan dari sini terbentuklah pandangan di masyarakat, jadi apabila ada seseorang yang mengatakan hal tersebut pasti langsung men-cap orang itu sebagai golongan pick me girl/boy karena masyarakat menganggap hal tersebut lumrah dan masuk akal.
ADVERTISEMENT
Proses internalisasi : ketika pemahaman ini sudah ada, sehingga mereka kemudian menerimanya sebagai bagian dari cara mereka melihat dan memahami dunia sekitarnya. Proses ini timbul akibat adanya ajaran dari orang tua, pendidikan ataupun konsumsi kebudayaan populer. Fenomena pick me girl/boy yang muncul ditengah perbincangan masyarakat ini akhirnya terus berkembang dan tanpa sadar masyarakat atau kita sendiri akan menyebarkan cerita mengenai fenomena tersebut kepada generasi selanjutnya. Hal ini sangat selaras dengan pernyataan dari Berger dan Luckman bahwa manusialah yang bersama-sama membuat dan mempertahankan seluruh fenomena sosial melalui praktik-praktik sosial mereka.
References
Bernardinu, G. 2021. Is the "Pick Me Girl" Trend on TikTok Actually Controversial?. Diakses pada 16 Maret 2022. Distractify: https://www.distractify.com/p/pick-me-girl-trend-tiktok
ADVERTISEMENT
Dermartoto, A. 2013. TEORI KONSTRUKSI SOSIAL DARI PETER L. BERGER DAN THOMAS LUCKMAN. Diqkses pada 16 Maret 2022. Argos staff uns: https://argyo.staff.uns.ac.id/2013/04/10/teori-konstruksi-sosial-dari-peter-l-berger-dan-thomas-luckman/
Eckert, S. 2021. THERE’S A BIG ISSUE SURROUNDING THOSE #PICKMEGIRL TIKTOKS & WE NEED TO TALK ABOUT IT. Diakses pada 16 Maret 2022. Her campus: https://www.hercampus.com/culture/tiktok-pick-me-girl-trend-toxic/
Mahan, L. 2021. The Problem With TikTok’s “Pick-Me Girl '' Trend Is More Complicated Than You Think. Diakses pada 16 Maret 2022. Inside Hook: https://www.insidehook.com/article/internet/pick-me-girl-tiktok-trend-explained
Octaria, D. 2021. 10 Kata-kata Khas Pick Me Girl Ini Bikin Kesal, Pernah Dengar? Diakses pada 16 Maret 2022. Idn times: https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/life/women/amp/delweys-octoria/kata-kata-khas-pick-me-girl-c1c2
Rosa, N. 2022. Punya Sifat Pick Me Girl Perlu Konseling? Begini Kata Psikolog Unair. Diakses pada 16 Maret 2022. Detik: https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-5974411/punya-sifat-me-girl-perlu-konseling-begini-kata-psikolog-unair/amp
ADVERTISEMENT
Tricaso, K. 2021. The Psychology of the “Pick Me Girl”. Diakses pada 16 Maret 2022. Modern Intimacy: https://www.modernintimacy.com/the-psychology-of-the-pick-me-girl/
Sumber infografis : canva.com