Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
DMC Dompet Dhuafa Sasar Madrasah Ibtidaiyah Gelorakan Edukasi Siap Siaga Bencana
1 Februari 2024 11:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
LEBAK, BANTEN– Sepanjang 10 tahun terakhir (2014 – 2023), menurut Our World Data, jumlah kematian akibat gempa bumi di seluruh dunia mencapai 77.185 jiwa, setara satu kecamatan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan rincian sebagai berikut: 774 (2014), 9.550 jiwa (2015), 1.311 jiwa (2016), 1.012 jiwa (2017), 5.061 jiwa (2018), 261 (2019), 196 (2020), 2.742 jiwa (2021), 1.626 jiwa (2022), dan 54.652 jiwa (2023).
Melihat kenyataan di atas, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggencarkan edukasi siap siaga bencana gempa bumi dan juga tsunami di Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten.
Tepatnya kepada siswa-siswa di Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar, Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak pada Sabtu (27/01/2024).
Tim DMC Dompet Dhuafa memberikan materi dengan metode yang interaktif. Mulai dari pembuatan denah sederhana lokasi sekolah, mencocokan/pengenalan jenis bencana melalui gambar, dan edukasi melalui film pendek.
“Tentang gempa bumi, longsor, angin topan, tsunami, gunung berapi dan masih banyak lagi. Jadi ketika ada bencana (gempa bumi) kita harus melindungi kepala, menunduk (sembunyi) di kolong meja, jauhi dari kaca dan lari,” aku Fahmi salah satu siswa Kelas 6.
ADVERTISEMENT
Metode lainnya adalah mengenalkan lagu dengan lirik-lirik muatan siap siaga bencana gempa bumi. “Kalau ada gempa, lindungi kepala. Kalau ada gempa, sembunyi di kolong meja. Kalau ada gempa, jauhi kaca jendela. Kalau ada gempa, keluar semuanya,” terang Adi ‘Mallo’ Sumarna selaku instructor dan staf Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa dalam paparannya kepada anak-anak.
Sebelumnya juga DMC Dompet Dhuafa memberikan sosialisasi kepada para pengajar dan staf sekolah tersebut terkait Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), agar sekolah tersebut tanggap dan tangguh hadapi bencana.
“Alhamdulillah (edukasi ini) sangat bermanfaat, karena di daerah kami rawan gempa bumi. Ada sosialisasi dan edukasi tanggap bencana sangat bermanfaat bagi kami, mungkin ke depannya, hal ini harus sering dilakukan (untuk diwariskan) kepada adik-adik kelasnya,” ujar Imas Masfu’ah selaku salah satu guru.
ADVERTISEMENT
“Mudah-mudahan bencana tersebut tidak terjadi, tetapi kami memang pernah merasakan gempa bumi dengan besaran getaran mencapai 7 berapa gitu. Getarannya terasa sampai ke sini Pak, sampai kami berlarian ke dataran tinggi. Tapi alhamdulillah ternyata tidak ada tsunami,” lanjut Imas.
“Anak-anak jadi terdedukasi, paham apabila terjadi bencana baik di sekolah maupun di rumah. Sebelum mencari atau menyelamatkan yang lain, pertama mereka bisa ngumpet di kolong meja, dan menjauhi kaca. Guru-guru juga jadi paham sekarang berkat edukasi dari kakak-kakak ini”.
Sebelumnya kegiatan yang sama dilakukan di SD Negeri 1 Sukamanah pada Jumat (26/01/2024). Hal ini dilakukan lantaran merupakan ikhtiar DMC Dompet Dhuafa untuk wilayah Banten, melalui Desa Sukamanah untuk mewujudkan Kawasan Tanggap dan Tangguh Bencana (KTTB).
ADVERTISEMENT
Selain itu, usulan untuk memberikan pelatihan ini kepada SD Negeri 1 Sukamanah dan Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar adalah seorang mahasiswa dari UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten bernama Mahmud.
Ia melihat bahwa dua sekolah ini perlu dapat kebermanfaatan dari edukasi siap siaga bencana gempa bumi. Lantaran anak-anak termasuk dalam golongan rentan apabila terjadi bencana.
“Daerah Maliping itu termasuk dalam golongan daerah yang rawan bencana gempa dan tsunami. Meski mereka tidak berada di pusat gempa, akantetapi dampak dari gempa-gempa dari wilayah lainnya. Mereka berpotensi tsunami karena wilayah mereka berada di pesisir pantai,” pungkas Mahmud.
“Harapannya Desa Sukamanah dan sekitarnya dapat perhatian (dari berbagai pihak) lebih kepada aspek pendidikan mitigasi terhadap anak-anak, karena anak-anak termasuk ke dalam golongan rentan terhadap bencana,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Kajian Resiko Kabupaten Lebak 2013 – 2017 Inarisk, peta bahaya gempa bumi di Lebak dapat diketahui bahwa total wilayah terancam bencana gempa bumi dii Kabupaten Lebak adalah sebesar 100% dengan total indeks penduduk terpapar sebanyak 1.167.502 jiwa.
Lebih jauh dijelaskan juga peta bahaya tsunami di Lebak dapat diketahui bahwa total wilayah terancam bencana tsunami di Kabupaten Lebak adalah sebesar 1,87 % dengan total indeks penduduk terpapar sebanyak 80.362 jiwa.
Kawan Baik, mari kita doakan dan dukung gerakan masyarakat tanggap dan tangguh hadapi bencana. Dengan demikian, kita bisa lebih antisipatif dan meminimalisir dampak dari bencana yang terjadi di sekitar kita. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (DD)*