Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Gelorakan Wakaf Di Makassar, MUI Gelar Seminar Peran Wakaf Bagi Ekonomi
5 Agustus 2024 8:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
MAKASSAR, SULSEL - Istilah wakaf sudah lazim terdengar di telinga masyarakat, namun masih banyak orang yang belum begitu paham tentang makna sesungguhnya. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa wakaf serupa dengan hibah lahan.
ADVERTISEMENT
Mengingat banyak wakaf berbentuk tanah yang kerap dibebaskan untuk pemanfaatan sosial terkait aktivitas keagamaan, seperti misalnya pembangunan masjid dan madrasah. Padahal wakaf terdiri dari beragam jenis yang memiliki manfaat kebaikan sangat luas.
Majelis Ulama Indonesia Kota Makassar melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat menggelar seminar dengan Tema “Peran Wakaf Produktif dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” di Kota Makassar, di Hotel Horison Ultima, Sabtu (3/8/2024).
Sekertaris Majelis Ulama Indonesia Kota Makassar, Maskur Yusuf, dalam sambutan mengatakan kegiatan ini merupakan salah bentuk edukasi untuk mendorong masyarakat bagaimana memahami berwakaf tunai atau wakaf produktif yang tujuannya untuk membangun ummat.
"Acara ini sebagai wadah agar gagasan hebat bisa kembali datang dari Makassar. Sehingga bukan hanya sebagai Kota Zakat Dunia, tapi Makassar juga bisa sadar dan bergeliat dunia wakafnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan seminar tersebut MUI Kota Makassar menghadirkan 3 pemateri diantaranya Idris Parakkasi (Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat DP MUI Kota Makassar), Iskandar Fellang (Ketua Badan Wakaf Indonesia Sulawesi Selatan) dan Ali Bastoni (GM Penghimpunan dan Literasi Waqaf Dompet Dhuafa).
GM Penghimpunan dan Literasi Wakaf Dompet Dhuafa Ali Bastoni, pada pemaparannya menjelaskan, ”konteks wakaf di dompet duafa terinspirasi bagaimana seorang Sahabat, Utsman bin Affan, yang mengakuisisi lahan bisnis Yahudi, lantas menjadi sangat bermanfaat surplus wakafnya hingga saat ini”.
“Karakter wakaf dalam sejarah peradaban adalah aktivitas dan pilar keuangan filantropi islam dengan tujuan strategis pengembangan sumber daya produktif. Dompet Dhuafa dengan spirit pengelolaan wakaf Usman bin Affan terus berupaya memperkuat pengelolaan wakaf dalam skematis manajemen aset dan menumbuhkan aset dengan 2 asas utama yakni abadi dan maslahat, ” jelas Ali
ADVERTISEMENT
Keunikan Dompet Dhuafa, yayasan yang tidak ada pemiliknya, para pendirinya tidak memiliki hak waris kepada generasi selanjutnya, melainkan hak dan milik masyarakat,” tambah Ali Bastoni.
Ditempat yang sama, Idris Parakkasi dalam materinya memaparkan tentang sejarah, jenis wakaf, kendala dan tantangan.
“Harta benda yang dimanfaatkan harus memiliki manfaat sosial dan tidak untuk kepentingan pribadi atau keluarga adapun jenis wakaf ada tiga yaitu wakaf khairi, wakaf yang dilakukan tujuan kepentingan umum seperti Masjid, Sekolah dan Rumah Sakit atau Pusat sosial lainnya, wakaf ahli yaitu wakaf yang dilakukan untuk kepentingan waqif dan wakaf Musytarak adalah wakaf yang manfaatnya ditujukan kepada masyarakat dan keturunan wakaf,” terangnya.
Turut hadir juga pimpinan cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan Pandu Heru Satrio.
ADVERTISEMENT
"Agenda ini sangat produktif karena diharapkan mampu menghidupkan eksosistem wakaf yang mana di Sulsel wakaf itu sendiri belum begitu menggeliat dibandingkan beberapa provinsi atau kota besar sejenis," ujar Pandu Heru Satrio.
Kegiatan ini berlangsung selama 1 hari dan Seminar ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perdagangan Arlin Ariesta, yang mewakili Wali Kota Makassar. (DDSulsel)*