Tim Aku Temanmu Gulirkan Layanan Psychologycal First Aid Pasca Gempa Cianjur

Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa
Konten dari Pengguna
29 November 2022 16:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dompet Dhuafa Banten turut mengerahkan Tim Aku Temanmu sebagai layanan pendampingan Psychologycal First Aid (PFA), sejak hari ke-4 (empat) pasca peristiwa Gempa Bumi Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022. Melangsungkan aksi di 2 (dua) sesi berbeda pada Minggu kemarin (27/11/2022), giat PFA sesi pertama itu menyasar para penyintas di pengungsian, terutama anak-anak.
zoom-in-whitePerbesar
Dompet Dhuafa Banten turut mengerahkan Tim Aku Temanmu sebagai layanan pendampingan Psychologycal First Aid (PFA), sejak hari ke-4 (empat) pasca peristiwa Gempa Bumi Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022. Melangsungkan aksi di 2 (dua) sesi berbeda pada Minggu kemarin (27/11/2022), giat PFA sesi pertama itu menyasar para penyintas di pengungsian, terutama anak-anak.
ADVERTISEMENT
CIANJUR, JAWA BARAT - Dompet Dhuafa Banten turut mengerahkan Tim Aku Temanmu sebagai layanan pendampingan Psychologycal First Aid (PFA), sejak hari ke-4 (empat) pasca peristiwa Gempa Bumi Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022. Melangsungkan aksi di 2 (dua) sesi berbeda pada Minggu kemarin (27/11/2022), giat PFA sesi pertama itu menyasar para penyintas di pengungsian, terutama anak-anak.
ADVERTISEMENT
Koordinator Tim PFA Aku Temanmu, Iqbal, menceritakan aksi PFA sesi pertama di pengungsian Kampung Pataruman RT 04/RW 08, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresi, terdapat sebanyak 90 orang Penerima Manfaat yang terdiri dari 45 anak (4-11 tahun) yaitu 18 perempuan dan 27 laki-laki. Mereka antusias ikut serta dalam giat PFA disana.
“Kegiatan dimulai dengan ice breaking, lalu anak-anak kami minta untuk memperkenalkan dirinya, juga sebagai bentuk assesment emosi mereka, serta agar anak-anak dapat mengenali emosinya pada situasi saat ini. Kemudian mereka diajak untuk mengutarakan perasaannya melalui media bergambar (emoticon) yang sudah disediakan,” sebut Iqbal.
“Kondisi mereka pasca gempa ini masih merasakan takut dan khawatir terhadap getaran atau gempa susulan. Beberapa anak juga menyampaikan, bahwa mereka marah karena terjadi gempa dan mengharuskan mereka untuk tinggal di tenda pengungsian, pun mereka merasa tidak bisa bermain dengan leluasa seperti biasanya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Hasil Pre-test pada assesment tersebut menyebutkan kondisi Penerima Manfaat dalam kategori membutuhkan bantuan 27 orang, normal 10 orang, dan berdaya 8 orang. Kemudian hasil Post-Test menyebutkan kondisi Penerima Manfaat dalam kategori membutuhkan bantuan menjadi 6 orang, normal 21 orang, dan berdaya 18 orang.
“Setelah mengetahui kondisi perasaan mereka, kemudian kami mengajak bermain games dan memberikan hiburan yang dipandu oleh ikon badut untuk membuat perasaan anak-anak menjadi bahagia. Lalu ditutup dengan menari dan menyanyi bersama, serta distribusi logistik kudapan anak,” pungkas Iqbal. (DD)*