Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Yatim Mandiri Gandeng IMZ Bahas Strategi Cabang Lembaga Amil Zakat
9 Juni 2022 19:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
JAKARTA-Kamis (9/06) Tidak kurang dari 90 peserta mengikuti talkshow yang berjudul “Tantangan Pengembangan Lembaga Amil Zakat” live melalui Zoom dan juga YouTube. Talk Show ini diselenggarakan oleh IMZ dan Yatim Mandiri (YM) dalam rangka pembukaan Branch Leader Development Program, atau program pengembangan para Pimpinan Cabang LAZ Nasional YM di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Talkshow yang digawangi oleh moderator Prasetyo Wiobowo, Manager Bisnis and Development IMZ menghadirkan banyak case yang suitable untuk didiskusikan. “Meningkatnya kelas menengah muslim dan tingginya kesadaran berzakat jadi peluang untuk Lembaga Amil Zakat (LAZ). Di sisi lain, LAZ perlu menunjukkan diri layak dipercaya oleh donatur dengan pengelolaan yang profesional. Pengembangan cabang sekarang menjadi salah satu strategi yang banyak dilakukan LAZ untuk meningkatkan penghimpunan dan meluaskan penerima manfaat” ungkap Pras dalam pembukaannya.
Pemantik pertanyaan pertama dari moderator tentang “Apa tantangan pengembangan cabang lembaga Amil Zakat dan hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengembangkan cabang di LAZ?” dijawab oleh Udhi Tri Kurniawan, Penyaji yang merupakan GM Pengembangan Cabang Dompet Dhuafa menyampaikan pandangannya: “Ruang lingkup yang bisa menjawab pertanyaan tersebut adalah bagaimana penguatan SDM, sistem dan jaringan strategis di cabang. Pengembangan cabang dari segi program bisa dicapai dengan strategi capacity building, asistensi, supervisi, dan Channeling Program. Sedangkan strategi penghimpunan bisa dicapai dengan capacity building, asistensi dan supervisi. Dan untuk strategi pengembangan tata kelola bisa dilakukan dengan standarisasi, asistensi, supervisi, dan capacity building”
ADVERTISEMENT
“Elemen utama Pengembangan Cabang itu terdiri dari aspek pengembangan, stakeholder, tahapan, dan skema monitoring evaluasi. Aspek pengembangan cabang itu harus merujuk pada tujuan akhir dan berdasarkan situasi eksisting. Stakeholder harus dilihat siapa saja pihak yang berkepentingan dan apa saja peran mereka. Tahapan pengembangan cabang itu harus menentukan tujuan akhir, menyusun tahapan pengembangan dan menentukan indikator dalam setiap tahapan. Sedangkan dalam menentukan skema monitoring evaluasi harus menyesuaikan dengan prinsip adaptasi teknologi, merujuk pada indikator, dan secara periodik harus dilakukan secara offline” Jelas Udhi dalam cuplikan materinya.
Talking point kedua mengenai “Apa kompetensi yang paling dibutuhkan oleh Kepala Cabang Lembaga Amil Zakat dan Bagaimana memaksimalkan kompetensi agar produktivas di cabang maksimal” dijawab oleh Fathuri Rosidin, Direktur IMZ. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa: “Secara garis besar ada dua kompetensi yaitu soft competency dan techical competency. Soft competency dikenal juga dengan istilah managerial competency merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan mengelola pekerjaan dan people. Contohnya adalah leadership, komunikasi, planning & organizing. Sedangkan technical competency merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan teknis pekerjaan. Contohnya adalah accounting, knowledge, dan product management”.
ADVERTISEMENT
“Agar kompetensi bisa dimaksimalkan untuk produktivitas di cabang maka perlu ada perlakuan yang harus dilakukan terhadap SDM Cabang seperti butuh perhatian top management termasuk kebijakan dan anggaran pengembangannya, untuk bisa memetakan kompetensi yang akurat kita juga bisa melakukan assessment kompetensi, dan menyelenggarakan long term program agar tercapai comprehensive program.” Jelas Fatchuri.
Direktur Yatim Mandiri, Mutrofin sharing mengenai “Program Cabang di Yatim Mandiri”. Dalam sharingnya beliau menyampaikan bahwa “Yatim Mandiri sebagian besar programnya masih terfokus kepada anak-anak Yatim Dhuafa, kami dirikan ICM (Insan Cendekia Mandiri) sebagai sarana pendidikan Yatim setingkat SMP dan SMA. Selain itu kami juga mengajak mitra untuk menyelenggarakan program seperti di Yogyakarta baru-baru ini kami kerjasama dengan Pemerintah setempat dan perusahaan membuat program Pengeboran Air, dan banyak lagi aktivitas program yang diselenggarakan baik di pusat dan di cabang”.
ADVERTISEMENT
“Yatim Mandiri dalam keberjalanannya diharapkan mampu bertransformasi dari fundraising yang sekarang masih 70% retail bisa memperbanyak kanal-kanal digitalnya. Tidak hanya itu, kami fokus juga dengan pengembangan-pengembangan aspek yang berkaitan dengan people development salah satu bukti kami adalah menggandeng IMZ dalam menyelenggarakan kegiatan Branch Leader Development Program Yatim Mandiri” pungkas Mutrofin. (IMZ-DD)*