Bagaimana Sehat

Dan sampai juga pada momen saya harus istirahat dan kembali merangkul energi-energi disekitar saya. Glebak-glebok di kasur ndak karuan, makan ndak enak, tidur terus-menerus malah tambah pusing. Memang ada waktu yang diberikan Allah untuk terus bergerak tanpa batas, ada juga waktu yang diberikan oleh Allah untuk berdiam diri dikasur.

Bosan berdiam diri, dan tiduran, saya mengambil hape dan membuka linimasa twitter. Masih berkeliaran hestek-hestek yang gaduh, akibat dari fanatisme dan cinta bunta. Ealah, niat mencari sesuatu yang menarik, ternyata sama juga, isinya ya itu-itu saja. Tidak berniat juga mengomentari, toh komentar saya secara tak langsung membuat hestek itu viral ndak karuan.

Beberapa hari belakangan saya mencoba mencari ilmu tentang apa itu sehat. Karena mumpung saya sakit, pasti ilmu tentang kesehatan menjadi sangat penting. Bukan berarti sehat itu 100% jelek, tetapi kalau sehat dan sakit itu sama-sama baik, ya ndak papa to, kalau belajar tentang sehat.

Ada 2 hal yang menarik tentang kesehatan.

Yang pertama, sehat itu bergantung dengan obat. Dan obat terbaik adalah berada di dalam dir kita sendiri. Ada yang namanya hormon adrenailin, dopamin, endorfin, dan serotonin. Saya ndak paham-paham amat fungsi dan reaksi kimianya bagaimana. Yang saya tau, hormon itu adalah hormon baik yang menjadi obat tubuh untuk sehat.

Yang kedua, hormon-hormon itu ternyata bisa dihasilkan dengan metode yang sudah sangat kita kenal, yaitu meditasi dan ber-relasi. Meditasi sudah bisa kita masukkan dalam sholat. Minimal 5 kali dalam sehari, ber-relasi sudah kita jalankan dengan namanya silaturrahmi. Ternyata sholat dan silaturrahmi yang baik, adalah obat dan vitamin yang sangat baik untuk tubuh. Ada orang yang tidak pernah sakit karena sholat dan silaturrahminya berjalan baik. Siapa lagi kalau bukan Nabi kita. Dan artikel yang saya baca, membuktikan itu. Perbaiki kualitas sholat dan silaturrahmi, secara tidak langsung kita memperpanjang umur kita, dan menjauhkan kita dari obat buatan pabrik di apotek.

Bagaimanakah sehat kita?