Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jauh Jauh Dari Manusia
16 April 2019 15:42 WIB
Tulisan dari Donny Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada orang yang dekat banget dengan Tuhannya, sampai menjadi toxic karena dengan kedekatannya, pemikirannya terhadap manusia menjadi sempit. Yang terjadi malah tidak mampunya hidup bermasyarakat yang tepat.
ADVERTISEMENT
Ada juga orang yang sangat memikirkan manusia disekitarnya, sampai-sampai semua tumpuan hidupnya adalah manusia. Bahkan alur kehidupannya ditentukan oleh pemikiran manusai, orang-orang disekitarnya. Selalu terombang ambing dengan "apa kata mereka", dan tidak pernah punya suara sendiri, bahkan tak mampu mendengar teriakan hatinya sendiri.
Nelson cenderung ke nomer 2. Tak mampu melihat dengan jernih apa gambar dirinya sendiri, tak mampu mendengar suara rintih teriakan hatinya sendiri.
Kadang hidup memang perlu hidup radikal --pada batas wajar--. Jadi Nelson memutuskan me-radikalisasi hidupnya, yaitu marah, emosi, amarah, mesoh; tuaek, jancuk, bedes, kirik, dobol, sama apa yang dipikirkan manusia ke dirinya. Toh pemikiran mereka ndak penting-penting amat selama kita berbuat baik ke orang lain. Toh juga, pemikiran mereka itu kan cuma bayangan otak kita saja. Bisa jadi kita memikirkan "ah si bos kecewa dengan kita, buktinya dia banyak diam", padahal ya si bos itu lagi santai. Maksudnya, kita kebanyakan mereka-reka pemikiran mereka.
ADVERTISEMENT
Maka masa bodoh, taek, asu, bedes, jancuk, kirik, kepada hal-hal itu semua. Selama saya berbuat baik dan melakukan apa yang Allah tidak marah, cukup. Cuk.