Konten dari Pengguna

Kesehatan Mental, Hati, dan Emosional

Donny Kurniawan
Arek Malang Indonesia
17 Juni 2019 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Entah sejak kapan saya mengidap masalah malas yang luar biasa. Selama bertahun-tahun saya tidak suka dengan yang namanya bekerja. Setiap bangun pagi, yang muncul hanya perasaan takut, khawatir, dan tidak enak hati. Momen puasa dan lebaran saya jadikan momen untuk mengobati mental dan hati saya. Ternyata setelah berhari-hari saya lakukan pengolahan hati, membaca banyak buku tentang mentalitas, berbicara intens dengan banyak orang mengenai tujuan hidup, bahkan sampai tirakad; berzikir, sholat sunnah, membaca dan mendalami Al-Qur'an, penyakit hati saya masih muncul di hari pertama saya bekerja.
ADVERTISEMENT
Pelajarannya adalah, ternyata tak semudah itu untuk menyembuhkan penyakit mental itu. Tidak semudah melihat video motivasi kemudian menjadi termotivasi dan masalah kita terselesaikan. Pelajaran berikutnya adalah jika mental, hati, dan emosional kita sudah beres, maka yang lain-lain akan mengikuti. Skill programming kita, skill berbicara kita, leadership kita, skill manager, skill menjual, skill menjadi CEO, dan lain sebagainya. Bahkan dengan mental, hati, dan emosional kita yang sudah beres, fisik kita juga akan ikut menjadi sehat, kuat bekerja berjam-jam tanpa mudah lelah, tidur sedikit dan efektif, makan-makanan sehat, rajin berolah-raga, dan lain sebagainya.
Apakah ada yang salah dengan masa lalu saya? Pendidikan yang saya dapatkan sewaktu kecil mungkin?
Intinya dari kesemua ini adalah, kegiatan fisik, kemampuan hardskill kita merupakan poin nomer 2. Yang pertama adalah mental, hati, dan emosional kita. Maka bagi para orang tua, dahulukanlah pendidikan emosional, hati, dan mental anak anda. Kenali anak anda secara emosional terlebih dahulu. Tuntaskan emosionalnya. Jika itu kesemua beres, maka tidak akan ada masalah dia akan berkarir di bidang apa nantinya. Karena apapun karirnya kelak, sudah pasti beres dan menjulang. Karena hati, mental, dan emosionalnya sudah beres.
ADVERTISEMENT
Saya tetap berusaha untuk benar-benar menyelesaikan tantangan hidup saya ini. Yaitu mental saya. Saya masih bermimpi untuk bangun pagi dan langsung bersemangat. Saya masih yakin bahwa suatu saat waktu itu akan datang. Karena saya tidak pernah punya memori, kapan saya bahagia bangun pagi untuk memulai bekerja. Setiap orang punya masalahnya masing-masing. Dan ini masalah terbesar hidup saya. Ini adalah masalah yang saya hadapi semenjak saya kecil. Dalam perjuangan saya ini, saya menegaskan pada diri saya. SAYA RELA HANCUR, DIPECAT, JATUH MISKIN, dsb., jika dengan hal-hal seperti itu akan membuat saya terlahir kembali dan menjadikan saya bahagia menjalani hari setiap hari, bahagia bangun setiap paginya untuk memulai pekerjaan.
"Innama Amruhu Idza Arada Syaian An Yaqula Lahu Kun Fayakun"
ADVERTISEMENT