Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ridho dan MeRidhoi
8 Maret 2018 21:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Donny Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Allah Berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah Ridho kepada mereka dan mereka pun Ridho kepada-Nya. Itulah kemenangan yang Agung.” Q.S Al-Maaida, 119.
ADVERTISEMENT
Setiap poin dari kesuksesan manusia adalah letaknya yang selalu berada di ridho Tuhannya. Setiap lelaku, pemikiran dan gagasan setiap manusia tidak bisa keluar dari bulatan Ridho Ilahi. Walau pada kenyataan perjalanannya kita masih sering keluar masuk bulatan itu, itu manusiawi, dan bisa jadi, mungkin, perjalanan untuk selalu berada di dalam bulatan itulah nilai yang utama di mata Tuhan.
Ada beberapa gagasan, pemikiran mengenai prinsip, bagaimana ridho itu. Gagasan awal adalah dimana saat kita melakukan sesuatu, dan dengan lelaku itu setiap manusia di sekeliling kita merasa aman, nyaman, baik nyawa, martabat, dan harta, maka bisa kita simpulkan bahwa kita sedang di ridhoi Allah. Maka jalan terbaik untuk melakukan itu adalah dengan tidak menyelipkan kepentingan atau egoisme pribadi dalam setiap lelaku kita. Prinsip adil dan rela berkorban demi kepentingan banyak orang, adalah lelaku terjelas bahwa kita sedang melakukan kebaikan yang diridhoi Allah.
ADVERTISEMENT
Gagasan kedua kita titik beratkan ke Allah menentukan takdir kita. Salah satu syarat utama bahwa kita itu berada di bulatan ridho Ilahi adalah disaat kita menerima semua takdir Allah dengan lapang dada. Bisa jadi kita berbangga diri, dan mengatakan YES terhadap takdir yang diberikan oleh Allah. Kita meridhoi Allah. Jika kita lahir dari rahim seorang pelacur misalnya, kita bisa mencari mutiara dari setiap kejadian itu dan mengatakan, “oke saya punya ibu seorang pelacur, dan saya bangga. Karena saya adalah ahli dari lacur melacur, zina menzina, dan saya akan menghancurkan semua keburukan itu, dan mengeluarkan semua manusia yang terjerumus, menjadi manusia yang ahli tobat dan manusia pekerja keras!”
Dialektika, antara manusia meridhoi Allah dan Allah meridhoi manusia adalah mekanisme kemesraan makhluk dengan Tuhannya. Tidak bisa 1 sisi, dan tidak mungkin berhenti di tengah jalan. Akan selalu tuntas, entah bagaimana hasilnya.
ADVERTISEMENT
Maka penegasan bahwa manusia akan memperoleh manfaat dari kebenarannya adalah penegasan bahwa setiap kebenaranmu, jika berada dalam bulatan ridho Allah, maka dirimu dan setiap insan disekitarmu akan memperoleh manfaat yang benar juga. Dan penegasan kedua, bahwa hal itu merupakan kemenangan yang haqiqi, kemenangan yang Agung.