Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
TTM (Tuhan Tak Marah)
24 Maret 2019 22:33 WIB
Tulisan dari Donny Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebisa mungkin saya selalu menyentuh manusianya. Untuk berbagi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, saya serahkan kepada yang lebih percaya diri untuk membagikannya. Saya tak cukup percaya diri dalam berbagi "ilmu pasti".
ADVERTISEMENT
Saya masih percaya bahwa setiap manusia akan mengalami masa sulit, dan kondisi terparah dari masa sulit mereka adalah perasaan tidak aman --walau secara umum, mereka sangat aman--. Perasaan tidak aman menjadikan mereka tak mampu berkembang dan tumbuh serta bersikap secara bijaksana. Hanya karena "perasaan". Apalagi perasaan dan memang kondisi lingkungannya memang tidak aman untuk dia.
Oleh karena itu, saya masih sangat percaya bahwa manusia bisa merasakan keamaanan. Aman nyawanya, aman martabatnya, aman keluarganya, aman hartanya. Saya bersikap idealis, dan terus mempelajari dan mengulas sisi manusia untuk mencapai posisi aman itu.
Kalau pernah baca Al-Qur'an, esensi utamanya adalah petunjuk. Petunjuk untuk apa? Ya supaya kita bisa benar-benar aman hidupnya. Walau naik turun seperi roller coaster irama hidup kita, setidaknya jika tak keluar jalur dari yang sudah diberitahu Al-Qur'an, buat apa cemas? Paham, naik turun itu contohnya bokek--kaya, bos--babu, sakit--sehat, dan lain sebagainya. Tapi sangat mungkin dalam kondisi atas bawah itu, kita masih merasa sangat aman. Mudahnya adalah, "ah selama Tuhan ndak marah". Kalau sakitmu karena memang kerja kerasmu, buat apa cemas? Kalau bokekmu karena strugglingmu untuk mencapai bisnis yang lebih berkualitas, kenapa harus sedih dan tak aman? Kalau jabatanmu sebagai bos dicopot karena tak sesuai dengan kebijakan kantor yang tak adil, kenapa harus menangis?
ADVERTISEMENT
Selama Tuhan tidak marah. Marahnya gimana? Ya baca kitab suci, di pahami semampu kita. Ternyata masih kurang paham, dan ada beberapa poin dari Tuhan yang meleset, ya ndak mungkin Tuhan marah karena kita kurang paham? Toh kita sudah berusaha.
Pokoknya, selama kita berusaha supaya Tuhan tidak marah, maka hidupmu sangat aman. Nyawa, martabat, keluarga, harta.
Selanjutnya, sebagai rasa syukur kita sudah dikasih dari ujung kepala sampai kaki, kita lanjutkan dengan karya. Disitu lah masuk semua "ilmu pasti" tadi. Mulai dipelajari, didalami, dikembangkan, dan dijadikan produk yang membahagiakan diri kita. Produk itu di lempar ke pasar, di tabrakkan dengan pasar. Kalau berjodoh, seirama, ya lanjut.
Selama perasaan amanmu sudah mendarah daging, luar dalam, siang malam, sadar tak sadar, maka dengan sendirinya seorang manusia akan mensyukuri hidupnya dengan bekerja dan berkarya. Karena tak mungkin ada pilihan lain. Orang murung dan kalut akan selalu banyak berdiam diri. Orang yang "tuntas" amannya, ya pantatnya akan tidak nyaman untuk duduk. Maunya gerak, jalan, dsb.
ADVERTISEMENT
Ada juga, orang-orang yang memang semenjak lahir memiliki masalah dalam hidupnya. Dan usaha untuk memperbaiki masalahnya semenjak lahir sudah sangat keras, sampai menangis darah. Ada. Saya bukan ahli dalam psikologi. Hanya saja, kita bisa doakan mereka agar benar-benar baik kembali. Kita terima dunia ini apa adanya, ada yang baik, ada yang super aneh. Setelah kita terima apa adanya, kita lanjutkan hidup kita. Pokoknya Tuhan tidak marah.