Konten dari Pengguna

Beruntung Memiliki Guru

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
25 November 2023 10:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/image-photo/male-professor-writing-on-whiteboard-university-2216451361
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/image-photo/male-professor-writing-on-whiteboard-university-2216451361
ADVERTISEMENT
Uni Eropa menyatakan perang terhadap serigala. Alasannya karena banyak pertanian atau perkebunan di sana yang menjadi korban serigala. Padahal, secara historis, manusia telah memiliki hubungan yang mendalam dengan serigala.
ADVERTISEMENT
Ini terutama berlaku untuk masyarakat asli Amerika. Bagi suku Indian di Amerika, serigala dihormati sebagai makhluk bijaksana. Serigala dipandang binatang perintis, tidak hanya secara harafiah tetapi juga dalam pengertian spiritual.
Serigala diberi status guru. Tentu ini membuat penasaran, bukan? Apa sebenarnya guru itu? Bukankah guru adalah orang yang menunjukkan jalan alias perintis? Para guru tidak hanya ‘bersenjatakan’ keahlian yang diperlukan tapi juga memperluas diri mereka ke luar batasan disiplin yang mereka miliki. Guru memiliki kekuatan untuk membangun atau menghancurkan pikiran.
Kontribusi guru sudah ada sejak awal pendidikan itu sendiri. Dalam peradaban Mesir Kuno dan Mesopotamia, para pendeta berperan sebagai guru. Murid diajarkan di kuil-kuil dengan metode yang ketat dan disiplin sangat keras.
ADVERTISEMENT
Dalam kebudayaan Tiongkok Kuno, yang menjadi fokus para guru adalah moralitas dan pendidikan. Mereka melatih murid-murid untuk mengembangkan kepekaan moral.
Dalam kebudayaan India Kuno, guru bertindak sebagai pusat pembelajaran and murid-murid tinggal bersama mereka sampai pendidikan mereka selesai. Pendidikan dan kehidupan terjalin satu sama lain. Pendidikan melibatkan pelbagai aktivitas, mulai dari berdoa dan beribadah hingga kegiatan diskusi, pembahasan filsafat, moralitas dan hukum. Ini terjadi ribuan tahun yang lalu.
Pendidikan berevolusi seiring dengan pergeseran masa. Ia bermula dengan buku bambu dan gulungan papirus, lalu beralih dari papan tulis menjadi papan pintar dan ruang kelas. Selama pandemi kita menyaksikan proses belajar mengajar beralih ke ruang kelas zoom.
Sekarang ABC telah menjadi GPT, seperti halnya kecerdasan buatan (AI) menyuguhkan disrupsi sektor pendidikan. Keduanya membantu rencana pelajaran untuk guru dan membantu murid dengan tugas-tugas esai dan matematika.
ADVERTISEMENT
Peran guru juga berubah, dari menjadi orang bijak di atas panggung atau di depan kelas hingga memfasilitasi pembelajaran. Ini menyuguhkan kita satu pertanyaan, siapa yang menjadi guru sekarang?
Siapa pun bisa mempelajari keterampilan baru dari video YouTube atau menulis sebuah ayat dengan sedikit bantuan dari Chat GPT. Ini mempengaruhi cara kita memandang guru. Banyak laporan mengungkapkan semangat kerja guru menurun ke titik nadir belakangan ini karena gaji yang rendah dan kurangnya rasa hormat terhadap apa yang mereka lakukan.
Ilustrasi guru di Korea Selatan. Foto: Jung Yeon-je/AFP
Profesi guru menempati peringkat ke-7 dalam jajak pendapat global tentang 14 profesi yang dihormati. Hanya sebanyak 36 persen orang yang percaya bahwa murid-murid menghormati guru mereka. Angka ini sangat rendah. Di banyak negara, guru dibayar lebih rendah dari apa yang kita anggap sebagai keadilan.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara yang menggaji guru sangat buruk di antaranya adalah Slovakia, Republik Ceko dan Polandia. Ini sangat membingungkan, apalagi guru berperan dalam sejarah sebagai tiang penyangga kehidupan.
Guru memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Pendidikan yang baik tidak sekadar menyampaikan pengetahuan atau informasi. Peran guru ini kompleks dan rumit. Guru dapat membantu para murid menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Mereka mendorong murid untuk mampu memberi tanggapan, menantang murid untuk berpikir, dan dapat mengubah hidup peserta didik sepenuhnya.
Coba kita menjawab pertanyaan ini, apakah guru telah membuat perbedaan nyata bagi hidup kita? Adakah sumbangsih guru yang mengubah hidup kita? Banyak hal yang mungkin mengapung dalam pikiran kita. Itu karena kepribadian yang unik, eksentrisitas dan taktik setiap guru terpatri dalam ingatan kita.
ADVERTISEMENT
Guru sangat berdampak buat kita. Sejarawan Henry Adams pernah berkata bahwa guru mempengaruhi dan mendatangkan keabadian. Seorang guru tidak akan pernah bisa mengetahui dan memberi tahu sejauh mana pengaruhnya akan berhenti.
Pernyataan Adams ini benar adanya. Pelbagai penelitian membuktikan bagaimana guru kelas yang baik mampu membuat murid-muridnya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, seperti perguruan tinggi. Guru yang baik menjadikan murid tumbuh dan berkembang sama baiknya.
Di perguruan tinggi, para dosen yang positif bisa memberikan keajaiban. Kenapa? Ketika dosen mempunyai harapan yang tinggi terhadap mahasiswanya, maka ini bakal menghasilkan lebih banyak mahasiswa menyelesaikan studi mereka dengan baik.
Guru-guru di seluruh dunia tahu dengan kekuatan yang mereka genggam. Mereka muncul dalam situasi sulit, seperti yang terjadi pada seorang guru di India. Ranjitsinh Disale. Dia mengajar anak-anak perempuan di suatu komunitas suku tertentu, di sebuah gedung kumuh di sebuah desa di Maharashtra. Sebelumnya tingkat kehadiran peserta didik perempuan sangat rendah, sekitar 2 persen.
ADVERTISEMENT
Pernikahan anak-anak di bawah umur bahkan remaja merajalela di desa ini. Tetapi saat ini anak-anak di bawah umur dan remaja nyaris tidak ada lagi di sana. Tingkat kehadiran murid mencapai 100 persen. Contoh lainnya adalah seorang guru dari Kenya, Peter Tabichi. Dia memberikan 80 persen dari penghasilannya untuk membantu murid di sebuah sekolah dengan fasilitas yang sangat tidak memadai. Murid-murid di sini tidak mampu bahkan sekadar membeli seragam dan buku.
Dua kisah di atas sangat luar biasa. Tapi yang pasti, setiap guru memainkan peran yang luar biasa. Guru berperan menjadikan apa dan siapa kita sebenarnya. Memiliki guru adalah sebuah keberuntungan. Kalau Anda belum yakin, silakan telepon atau kirim pesan ke guru Anda dan ucapkan terima kasih kepada mereka hari ini. Selamat Hari Guru!
ADVERTISEMENT