Konten dari Pengguna

Cerpen: Terlambat

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
18 November 2023 6:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Orang Terlambat (Sumber Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Orang Terlambat (Sumber Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Sister Louise Pittman dan kelompok koor-nya telah bernyanyi bersama selama 10 tahun terakhir di Gereja Baptis St. Mordecai. Mereka bangga dengan nada yang nyaris sempurna yang mereka kuasai. Sister Louise sangat bangga menjadi ketua kelompok selama waktu itu.
ADVERTISEMENT
Hari itu seusai latihan.
James: "Bagaimana, Louise? Suaraku bagus kan."
Calvin: “Kedengarannya ya” tersenyum simpul.
Sister Louise: "Permisi, James, apakah namamu Louise? Dan apakah kamu ketua paduan suara ini? Kurasa tidak"
James: "Maaf, Louise, aku sedikit terbawa oleh gaya soloku. Kurasa suaraku itu terdengar sangat jelas malam ini."
Shelly: "Oh, jelas dong. Sejelas kamu akan berkarir solo.”
Sister Louise: “Kamu tahu apa yang akan-ku lakukan, sayang? Aku akan menarik kembali kartu anggotamu. Karena ingat, kamu adalah bagian dari grup " ucapnya menyeringai.
James: "Ya, ya"
Sister Louise: "Baiklah. Wah, sudah terlambat (sambil melirik arlojinya). Saya pikir tak ada masa untuk mulai berlatih lagu baru. Ok. Sampai ketemu semuanya pada hari Minggu. Kebaktian pertama, tepat pukul 8 pagi"
ADVERTISEMENT
"Ya Bu" jawab James, Lawrence, Shelly dan Calvin.
"Halo. Setiap minggu dia memberi tahu kita hal yang sama. Maksudku, kita sudah bersama 10 tahun. Kita tahu kan jadwalnya" ujar Shelly.
"Kamu tahu kan bagaimana dia memandang ketepatan waktu. Tepat waktu atau kehilangan uang receh"
"Ingat ya, hari Minggu pukul 8 pagi. Dan juga pada hari Kamis, latihan seperti biasa, pukul 7 malam. Tepat waktu atau kehilangan uang receh." Pesan Sister Louise.
Minggu berlalu dengan cepat dan hingga datanglah hari Kamis, jadwal untuk latihan paduan suara. Laurence meninggalkan rapat bisnis lebih awal sehingga dia bisa berlatih tepat waktu. Sementara Shelly sibuk di telepon. “Kamu tidak bisa terus membiarkannya mendesakmu. Oh, tunggu sebentar (sambil melihat jam dinding menunjukkan 6.15 malam). ”Kami ada latihan paduan suara malam ini. Oh, tenang saja. Aku masih punya banyak waktu. Sampai di mana tadi? Oh, ya, kamu harus kuat ya.”
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Calvin sedang menunggu jemputan James di depan rumahnya. Seperti biasanya, Calvin mondar-mandir dengan tidak sabar. Lalu James muncul pada menit terakhir, ritual yang sama yang mereka lalui setiap Kamis malam. Tapi kali ini, James lebih cepat dari jadwal. "Yah, kurasa kita akan lebih awal" ucap Calvin. "Hei, lebih baik cepat dari terlambat, kan?” jawab James. Di tempat lain, Laurence tidak cukup beruntung. Mesin mobilnya tak mau menyala. "Ayo. Ini tidak boleh terjadi, jangan pada hari Kamis. Oh Tuhan" keluh Laurence.
Sister Louise tinggal dalam jarak dekat sehingga bisa berjalan kaki saja ke gereja. Setiap Kamis malam, dia selalu berangkat pada pukul 6:40 dan sampai di sana tepat pukul 6:55. Dia selalu suka tiba lima menit lebih awal guna memberikan contoh yang baik.
ADVERTISEMENT
Calvin dan James yang sudah naik mobil tidak bisa berangkat sebab tiba-tiba saja dua bannya kempes. "Sulit dipercaya. Dua ban kempes pada waktu yang sama" ujar James. "Memang aneh, dua ban sekaligus lagi. Lebih baik kita mengambil fotonya, sobat. Sister Louise pasti menginginkan bukti" Calvin menyarankan.
Shelly masih sibuk menelepon. "Aku sudah memberitahumu apa yang kupikir harus kamu lakukan. Oke. Oke. Aku mengerti kamu mencintai pria itu. Uh huh. Tunggu sebentar” (ketika menoleh ke jam dinding ia mulai curiga karena pukul masih menunjukkan 6.15 sore). “Hey, jam berapa sekarang di tempatmu? Apa? Tujuh kurang sepuluh menit? Oh, tidak. Jamku berhenti. Ini hari Kamis. Aku harus pergi. Aku akan berbicara denganmu nanti " Shelly menutup teleponnya dan bersiap untuk meluncur ke gereja.
ADVERTISEMENT
Akan halnya dengan Sister Louise, separo perjalanan dia melihat jalan diblokir karena ada pekerjaan jalan. "Maaf, Anda harus memindahkan barikade ini. Saya harus melewati jalan ini sekarang" ucap Loise kepada pengawas perbaikan jalan. "Maaf, Bu. Tapi itu tidak mungkin. Lihat, hujan tadi malam menumbangkan sebuah pohon sehingga merusak jalan. Dan sekarang, ada lubang besar di tengah. Ini tidak aman" balas si pengawas. "Tapi itu berarti aku harus mengambil jalan panjang ke St. Mordecai" tanya Louise. "Benar, Bu" jawab si pengawas. "Yah, itu akan membuatku terlambat untuk latihan paduan suara” Sister Louise berkata kesal. "Saya minta maaf" balas si pengawas. "Tidak, Tuan. Anda tidak mengerti. Aku belum pernah terlambat sekali pun dalam 10 tahun. Beri aku kekuatan, Tuhan. Beri aku kekuatan" Sister Louise berkata lirih.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Sister Louise sampai di gereja lewat tumpangan kendaraan darurat. Dia sampai di sana lewat dari waktu sakralnya, jam 7 malam. Begitu turun dari mobil, dia sudah mendapati James, Calvin, Shelly dan Lawrence sudah di sana. Mereka diberitahu bahwa ada kebocoran gas yang menyebabkan terjadinya ledakan. Jika seorang saja dari mereka sampai di sana beberapa menit sebelum ledakan, mungkin dia sudah tewas.
"Hal paling aneh terjadi. Ini pertama kalinya kita semua terlambat dalam 10 tahun" ungkap Calvin.
"Puji Tuhan" ucap Sister Louise.