‘Hijrahnya’ Mona Lisa

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
6 Mei 2024 7:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/id/video/clip-1105320749-close-on-painting-mona-lisa-being-created
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/id/video/clip-1105320749-close-on-painting-mona-lisa-being-created
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap hari puluhan ribu orang dari seluruh dunia mengunjungi Museum Louvre di Paris. Mereka rela membayar tiket masuk seharga $23, berjalan melewati begitu banyak karya seni yang tak ternilai harganya, dan langsung menuju ruangan berwarna krem hanya untuk melihat satu lukisan: Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci.
ADVERTISEMENT
Sayangnya para pengunjung hanya bisa melihat sekilas lukisan tersebut. Mona Lisa adalah salah satu lukisan paling terkenal di dunia, bahkan mungkin yang paling terkenal.
Lukisan ini menarik banyak pengunjung dan ruang galeri pun menjadi sangat terbatas. Sebagai gambaran, pada hari-hari tertentu, 25.000 orang harus mengantre untuk mengagumi lukisan tersebut.
Tapi pada hari biasa, setiap pengunjung rata-rata hanya mendapat waktu 50 detik untuk melihat lukisan tersebut. Itu pun kalau mereka beruntung. Waktu tersebut nyaris tidak cukup untuk memahami mengapa lukisan berusia 520 tahun ini dianggap begitu istimewa.
Wajar saja jika hal ini membuat pengunjung frustrasi. Sama seperti Marie Antoinette, ratu terakhir Prancis, yang menganggap Mona Lisa terlalu kecil dan gelap.
ADVERTISEMENT
Banyak yang menobatkan Mona Lisa sebagai karya seni ternama yang paling mengecewakan di dunia. Ada lebih dari 18.000 ulasan tentang lukisan tersebut secara online dan sekitar 37% di antaranya negatif.
Pihak Louvre memahami sentimen ini. Mereka mengakui bahwa pengunjung tidak diterima dengan baik di ruangan saat ini, sehingga mereka merasa belum menjalankan tugasnya dengan baik.
Oleh karena itu, mereka mengusulkan rencana baru. Pihak museum ingin menempatkan Mona Lisa di ruang khusus, yang hanya diperuntukkan untuk lukisan tersebut. Tujuannya adalah untuk "sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui".
Pertama, lukisan tersebut akan ditempatkan di lokasi yang sedikit terpencil dan memiliki pintu masuk sendiri. Ini akan mengurangi kepadatan pengunjung di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Kedua, Mona Lisa telah "mencuri" perhatian dari karya seni lainnya. Jadi, ketika dipindahkan ke tempat yang berbeda, karya seni lainnya mungkin bisa lebih mendapat perhatian.
Menurut direktur museum, memindahkan Mona Lisa ke ruangan terpisah dapat mengakhiri kekecewaan publik.
Rencana ini terdengar bagus, tetapi inisiatif ini membutuhkan renovasi yang besar. Louvre membutuhkan pintu masuk baru dan dua ruang bawah tanah baru.
Ini akan menghabiskan biaya sekitar $534 juta. Hal ini mungkin tidak terlalu menyenangkan bagi pemerintah Prancis, yang berencana untuk memangkas anggaran budaya mereka.
Tetapi pihak Louvre tidak patah semangat. Bagaimanapun, Mona Lisa adalah karya seni yang paling banyak dikunjungi di dunia, dengan 10 juta pengunjung per tahun.
ADVERTISEMENT
Lukisan ini adalah daya tarik utama museum. Kehadiran Mona Lisa menyumbang 80% pengunjung museum.
Selain itu, Mona Lisa yang diciptakan pada abad ke-16 masih dipuja oleh pecinta seni. Lukisan ini terus membuat para ilmuwan bingung karena mereka tidak dapat memastikan apakah Mona Lisa tersenyum atau tidak.
Mona Lisa juga berada di garda depan budaya pop, mulai dari buku hingga film. Lukisan ini bahkan mendapatkan penggemar baru dalam dunia kecerdasan buatan.
Pernah ada seorang pria yang menyamar sebagai wanita tua di kursi roda hanya untuk melemparkan kue ke wajah Mona Lisa. Lukisan ini juga pernah menjadi sasaran pelempar sup, pencuri, dan orang yang melukis kumis padanya. Memang lukisan Mona Lisa memunculkan banyak sentimen.
ADVERTISEMENT