Konten dari Pengguna

India Menjadi Bharat?

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
14 September 2023 6:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
India akan berganti nama? Banyak desas-desus di sekitar pertanyaan ini. Banyak yang percaya India bakal segera menjadi Bharat. Mengapa begitu mendadak? Setidaknya ada dua alasan di balik rencana perubahan ini.
ADVERTISEMENT
Pertama, ini terkait dengan surat undangan dalam acara G20. Presiden Droupadi Murmur telah mengirimkan surat undangan kepada para tamu untuk makan malam G20. Dalam surat tersebut tertulis Presiden Bharat lengkap dengan lambang nasional.
Biasanya surat undangan bertuliskan Presiden Republik India, tetapi kali ini tertera Presiden Bharat. Kedua, ini menyangkut sidang parlemen yang akan datang. Pemerintah telah meminta sidang khusus pada 18-22 September mendatang. Laporan menyebut perubahan nama tersebut menjadi salah satu agenda.
Bagaimana perubahan nama terjadi? Apa konsekuensinya dan mengapa Bharat dan bukan India? Mari kita coba menjawabnya. Pertama sekali, apa yang dikatakan Konstitusi India?
Pasal 1 dalam Konstitusi India dimulai dengan kalimat berikut, “India that is Bharat is a union of states” (India, yang adalah Bharat, adalah persatuan negara-negara bagian). Bukankah itu berarti kedua nama itu dapat dipertukarkan? Para sarjana hukum terpecah dalam masalah ini.
Ilustrasi India Foto: Shutetrstock
Beberapa menunjuk ke artikel lain dari Konstitusi, seperti Pasal 77 yang merujuk pada Pemerintah India dan bukan Pemerintah Bharat. Juga Pasal 52 yang menyebutkan Presiden India dan bukan Presiden Bharat. Tetapi beberapa pakar hukum tidak sepakat.
ADVERTISEMENT
Mereka mengatakan Pasal 1 memperjelas bahwa kedua nama itu sama, India dan Bharat. Apa yang ditulis di bagian lain dalam Konstitusi tidak masalah. Lalu mana yang benar? Jawabannya tergantung pada apa yang coba hendak dilakukan oleh pemerintah. Apakah pemerintah menilai kedua nama itu bisa dipertukarkan atau pemerintah hendak membuang India untuk digantikan dengan Bharat?
Sejauh ini tidak ada kejelasan. Pemerintah India belum mengkonfirmasi apa pun tentang perubahan nama ini. Jadi semuanya masih bersifat spekulatif hingga saat ini. Bagaimanapun amandemen Konstitusi di India akan diperlukan. Harus ada penambahan, penghapusan atau perubahan bagian dari Pasal 1. Sekarang mari kita asumsikan bahwa pemerintah India betul-betul melakukannya. Apakah persoalannya selesai? Justru sebaliknya.
Kata "India" adalah bagian dari berbagai lembaga, hukum dan posisi, seperti Mahkamah Agung India, Ketua Mahkamah Agung India, atau Presiden India. Semua itu tentu harus diubah. Setiap artikel Konstitusi yang menyebutkan India juga akan mengalami perubahan. Bahkan kemudian masih ada langkah terakhir, yakni lewat Mahkamah Agung. Langkah seperti itu kemungkinan akan ditantang di Mahkamah Agung.
ADVERTISEMENT
Kenyataannya memang pernah. Pada tahun 2020 Mahkamah Agung India menggelar persidangan untuk mendengar petisi yang ingin membuang kata “India” dari Konstitusi. Apa jawaban Mahkamah Agung? Lembaga ini menolak petisi tersebut dan menyatakan bahwa kata India adalah Bharat.
Ilustrasi kereta di India. Foto: AFP
Jadi poinnya sederhana saja. Bahkan jika pemerintah menginginkannya, itu tidak akan mudah. Ada banyak tantangan politik dan hukum untuk mengganti nama India. Itulah sebabnya penting untuk memahami apa dan bagaimana perdebatan ini.
Dari mana asal India? Dari mana Bharat berasal dan bagaimana keduanya berbeda? Sebetulnya ada dua versi yang berbeda, seperti Bharat atau Bharatvarsh. Bahkan epik Hindu Mahabharata menyebutkannya.
Bharat didefinisikan sebagai tanah antara laut dan pegunungan bersalju. Ini merujuk geografi India, yakni dari Himalaya di utara hingga Samudra Hindia di selatan.
ADVERTISEMENT
Ada juga beberapa legenda yang terkait dengan nama ini, seperti Raja Bharat. Dia disebut-sebut sebagai leluhur Pandawa, kepercayaan semua masyarakat di anak benua itu turun darinya.
Daerah yang diperintahnya disebut Bharat. Lalu dari mana asal India? Asal usul India berasal dari Sindhu. Ini adalah bahasa Sansekerta untuk Sungai Indus. Tapi untuk sampai di sana membutuhkan waktu yang lama.
Ilustrasi Festival agama Hindu Gangasagar Mela di India. Foto: Dibyangshu Sarkar/AFP
Orang Persia memodifikasi Sindhu menjadi Hindu. Orang-orang Yunani meminjamnya dari Persia dan dan mereka memodifikasi Hindu menjadi Indus. Lalu pada abad ketiga, tanah Sungai Selatan Indus menjadi India.
Tapi apakah penduduk setempat menggunakannya? Tidak juga. Di bawah pemerintahan Mughal, India disebut Hindustan. Ia hanya berubah pada akhir abad ke-18 saat pemerintah kolonial Inggris mulai menggunakan kata India, bukan Hindustan.
ADVERTISEMENT
Beberapa sejarawan mengatakan Inggris lebih menyukai kata India sebab ia punya akar Yunani-Romawi. Pada 1947 India menjadi negara merdeka. Para penyusun Konstitusi India juga memperdebatkan nama negara itu.
Beberapa menginginkan Bharat, bukan India, tetapi pada akhirnya semua proposalnya ditolak dan yang menjadi pemenang adalah India, yang sebetulnya juga Bharat.
Saat ini konteks politik juga berada di balik perdebatan ini. Pada bulan Juli tahun ini, partai-partai oposisi India mengumumkan sebuah koalisi baru. Mereka mendirikan apa yang disebut INDIA, yang merupakan akronim dari Indian National Developmental Inclusive Alliance.
Sekitar 26 partai oposisi ikut bagian dari koalisi ini. Semuanya menentang perubahan nama India. Mereka menuduh usulan ini lebih kental politik alih-alih sebuah kebijakan. Tetapi pendukung pemerintah tidak setuju.
ADVERTISEMENT
Mereka mengatakan ini upaya untuk meninggalkan akar kolonial di India. Ini tentang merebut kembali masa lalu India. Sulit untuk mengatakan bagaimana ini akan terjadi.
Kalaupun akan mengubah namanya, India sebetulnya tidak sendirian. Banyak negara lain yang telah melakukan hal yang sama, Turki sekarang bernama Türkiye, Republik Ceko adalah Ceko, Swaziland menjadi Eswatini, Holland sekarang adalah Netherlands, Siam menjadi Thailand, Burma menjadi Myanmar.
Setiap negara memiliki alasan sendiri untuk perubahan namanya. Agaknya India juga ingin menjadi bagian dari kafilah panjang negara-negara yang hendak mengembalikan kejayaan dan ciri khas bangsa, negara dan sejarahnya.