Konten dari Pengguna

Kesendirian Bukanlah Kesepian

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
11 Juni 2024 6:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kesepian. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesepian. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa yang biasa Anda lakukan saban akhir pekan ini? Mungkin ketemu teman-teman, menyelesaikan tugas, atau bersantai di depan Netflix. Tapi, apakah beristirahat termasuk dalam rencana Anda?
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara Anda akan mengisi ulang baterai mental? Apakah Anda akan meluangkan waktu untuk sendiri dengan pikiran Anda?
Poin terakhir mungkin terdengar menyeramkan, bahkan kesepian dan menakutkan. Namun akhir pekan ini kami ingin Anda mencobanya, karena me time (waktu untuk diri sendiri) bisa menjadi hal yang menyenangkan. Sains membuktikan bahwa kesendirian menawarkan manfaat fisik dan emosional.
Sebelum kita lanjut, izinkan saya menjelaskan satu hal. Kesendirian (solitude) tidak sama dengan kesepian (loneliness). Perasaan kita tentang waktu sendirian bergantung pada apakah kita memilihnya atau tidak.
Kesepian itu melelahkan secara emosional. Kesepian berarti kita tidak terhubung dengan orang lain seperti yang kita inginkan. Sebaliknya, kesendirian itu disengaja. Ini mengacu pada upaya untuk menghabiskan waktu sendirian dan hampir selalu merupakan pengalaman positif.
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah survei, mencari kesendirian meningkatkan kesejahteraan. Ada sejumlah fakta menyenangkan (fun fact) tentang ini; waktu sendirian yang disengaja membuat kita tidak terlalu kesepian, me time sering membuat kita merasa pulih dan segar kembali, ia mengurangi stres, mengatur suasana hati, meningkatkan kreativitas, keterampilan kognitif, dan produktivitas.
Penelitian membuktikan semua ini. Banyak orang hebat melakukan hal yang sama. Kita mengagumi orang-orang sukses. Kita ingin tahu rutinitas pagi dan rencana diet mereka.
Kita ingin bekerja sebanyak dan sekeras mereka. Tapi di tengah semua ini, kita lupa bertanya bagaimana mereka memulihkan diri?
Bagi banyak orang, jawabannya selalu adalah waktu sendirian. Ambil contoh Albert Einstein. Dia suka berlayar. Beberapa ide terbaiknya muncul saat dia berlayar sendirian dan menikmati me time-nya.
ADVERTISEMENT
Pendiri Apple, Steve Jobs, memiliki rutinitas serupa. Dia dikenal sering mengambil waktu sendirian dalam waktu yang lama. Saat itulah dia muncul dengan ide-ide yang berbeda.
Bill Gates, sebagai bos Microsoft, dua kali setahun mengambil waktu satu minggu dan pergi ke kabin di hutan. Dia masih melakukannya secara teratur.
Bill Gates menyebutnya thinking week di mana dia membaca buku, makalah, minum banyak diet coke, dan banyak berpikir, yang biasanya mengarah pada ide-ide besar, seperti peluncuran Internet Explorer pada tahun 1995. Kedengarannya menarik, bukan?
Tapi mari kita bersikap realistis. Kita tidak bisa meninggalkan peradaban untuk mencari kesendirian. Sebagian besar dari kita tidak mampu melakukan itu. Banyak dari kita tidak ingin melakukannya, tetapi izinkan saya memberi tahu Anda sesuatu, Anda tidak perlu melakukannya. Anda masih bisa menemukan waktu sendirian.
ADVERTISEMENT
Para ahli mengatakan apa yang harus Anda lakukan adalah memeriksa denyut kesendirian Anda. Jika Anda merasa kehabisan energi, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda bisa mendapat manfaat dari menjauh?
Berapa banyak waktu yang Anda butuhkan? Bagaimana Anda ingin menghabiskan waktu itu? Anda dapat menemukan kesendirian di mana saja. Anda bisa pergi berenang atau membaca buku.
Tidak ada yang benar atau salah di sini, kecuali menghabiskan waktu sendirian dengan layar yang justru tidak akan berhasil. Itu lebih banyak merugikan daripada bermanfaat.
Tidak ada standar waktu yang seharusnya dihabiskan orang sendirian. Rata-rata orang yang menghabiskan lebih dari 75% waktunya sendirian merasa kesepian. Orang yang menghabiskan kurang dari 25% waktunya sendirian juga merasa kesepian.
ADVERTISEMENT
Jadi kuncinya adalah menghindari hal-hal ekstrem dan menemukan zona nyaman Anda. Manusia membutuhkan keseimbangan antara menyendiri dan bersosialisasi. Lagipula manusia adalah makhluk sosial.
Kita mendapatkan manfaat dari berinteraksi dengan orang lain, itulah sebabnya kesendirian mendapat reputasi buruk. Sering ngobrol di sekolah, duduk sendirian di pojok, tidak punya teman, makan siang sendirian.
Kesendirian sering disamakan dengan penderitaan. Ini digunakan sebagai hukuman. Saatnya memutus siklus itu seperti halnya bersosialisasi. Kesendirian bisa menjadi pilihan. Mari katakan pilihlah dengan bijak.