Kesepian Membunuhmu

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
16 Desember 2023 12:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak muda Korea kesepian. Foto: Travel man/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak muda Korea kesepian. Foto: Travel man/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesepian ternyata menjadi salah satu penyebab kematian luar biasa belakangan ini. Kadar kematiannya sama dengan mengisap 15 rokok sehari, sama mematikannya juga dengan mengkonsumsi enam minuman beralkohol sehari. Banyak yang enggan berbicara tentang kesepian.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi yang baru-baru ini dirilis oleh University of Glasgow mengungkapkan temuan yang mengejutkan. Disebutkan bahwa ketika orang tidak bersosialisasi dengan teman atau keluarga, risiko kematian dini meningkat sebesar 39%.
Begitu juga dengan risiko kematian akibat penyakit jantung meningkat sebesar 53%. Lalu situasi bagi orang-orang yang tinggal sendiri semakin buruk. Mereka memiliki risiko kematian dini 77% lebih tinggi, dan bahkan melebihi risiko kematian akibat penyakit jantung atau stroke.
Sebelum kita mencari tahu alasannya, mari kita membahas hal-hal mendasar. Apa itu kesepian (loneliness)? Ia didefinisikan sebagai kesenjangan antara tingkat keterhubungan yang Anda inginkan dan apa yang Anda miliki.
Kesepian tidak sama dengan kesendirian (being alone), juga berbeda dengan isolasi sosial. Kesepian adalah perasaan yang subjektif. Orang bisa saja memiliki banyak kenalan, keluarga besar, bermacam teman tapi masih terasa kesepian.
ADVERTISEMENT
Kesepian tidak semuanya buruk. Ia layaknya dosis kecil, seperti lapar atau haus. Itu pertanda bahwa Anda sehat dan merindukan sesuatu. Tetapi ketika kesepian terjadi berkepanjangan maka ia bisa mematikan. Itulah kenapa otak manusia berevolusi untuk mencari keamanan dalam banyak hal.
Karenanya otak memandang kesepian sebagai ancaman. Ketika merasakan kesepian, otak memonitor adanya bahaya yang mengancam. Ini memicu respons perlawanan, detak jantung lebih kencang, gula darah dan tekanan darah meningkat.
Jika Anda membutuhkan lebih banyak energi untuk bertarung, maka sel inflamasi akan lebih banyak diproduksi untuk memperbaiki kerusakan. Anda mulai melihat orang lain sebagai ancaman potensial, bukan lagi teman. Dan ini menciptakan lingkaran setan.
Anda takut akan kesepian, dan ini membuat Anda semakin kesepian. Ini juga bisa menyebabkan stroke dan penyakit jantung, bahkan demensia, peradangan, buruknya kekebalan tubuh, gangguan kepribadian, depresi dan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Ini bukan sesuatu yang jarang seperti yang mungkin Anda pikirkan. 33% orang dewasa di seluruh dunia merasa kesepian. Angka tertinggi di Brasil, disusul oleh oleh Turki, India, Arab Saudi, Italia dan Afrika Selatan.
Berdasarkan penelitian, kesepian membunuh lebih banyak orang di Barat setiap tahun melebihi apa yang dilakukan oleh teroris dan pembunuh. Data statistik ini memang terbilang absurd, namun kesepian ini terus membayangi terlepas dari absurditasnya.
Kesepian adalah penyakit yang langka dan aneh. Kita tahu apa itu kesepian, tahu cara menyembuhkannya dan membutuhkan biaya yang relatif kecil, namun tetap saja sukar untuk dilakukan. Mengapa? Karena kita hidup dalam dunia paradoks. Saat ini dunia lebih terhubung dari sebelumnya melalui telepon, media sosial, zoom dan lain-lain. Tapi semua ini membuat kita semakin terisolasi.
ADVERTISEMENT
Kesepian meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 2012 dan 2018, bersamaan dengan ledakan penggunaan media sosial. Sekarang seluruh generasi baru berada pada tahap risiko. Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa para remaja memiliki risiko terpapar kesepian dibandingkan orang lanjut usia. Waktu dengan layar tidak bisa menggantikan waktu dengan manusia.
Langkah-langkah untuk mengatasi kesepian ini tidak memerlukan ihwal bombastis dan teknologi tinggi. Salah satu strategi terbaik adalah dengan menjadi ‘jadul’ lewat makan bersama, mengadakan pesta, nongkrong bareng untuk menyantap es krim, berolahraga atau mengenal siapa tetangga Anda. Apa saja yang Anda suka. Lakukan itu setidaknya sekali sebulan dengan orang-orang yang sudah dekat dengan Anda.
Perlu dicatat bahwa bermain pingpong secara maya atau reel Instagram tidak termasuk. Pada titik ini, kesepian adalah sebuah epidemi. Jadi bukan hanya kasus satu individu saja. Masalahnya adalah krisis kesehatan itu menuntut perhatian pemerintah. Inggris memiliki Menteri Kesepian, yakni Tracey Crouch pada 2018. Kedengarannya aneh, sebab bagi publik seorang menteri kesepian tidak terlalu kentara dibandingkan menteri pertahanan atau keuangan.
ADVERTISEMENT
Tapi banyak negara yang menganggap jabatan ini penting sekarang. Jepang dan Swedia juga memiliki menteri untuk kesepian atau masalah sosial. Jabatan ini mulai dipertimbangkan luas di Australia dan negara-negara lain.
Beberapa negara telah menerapkan langkah-langkah kreatif lainnya. Inggris, Swedia, Irlandia, dan Australia mengadopsi apa yang mereka sebut chatty bench (secara harfiah berarti ‘bangku bincang’)—yakni membuat bangku-bangku di taman di mana orang yang tidak saling kenal dapat berbicara satu sama lain. Memang ada yang menganggap solusi ini relatif jauh bahkan berlebihan.
Terlepas dari itu, poinnya cukup sederhana bahwa sebagai makhluk hidup manusia tidak dimaksudkan atau diciptakan untuk menjadi kesepian. Kita harus membentuk hubungan dekat, sebagaimana hidup kita yang bergantung pada kedekatan dengan sesama. Para filsuf mengatakan bahwa Anda meninggal sendiri. Apa yang tidak mereka beritahukan bahwa kematian bisa terjadi lebih cepat jika Anda kesepian. Wallâhu a`lam.
ADVERTISEMENT