Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Krisis Paruh Baya Gen Z
3 April 2024 7:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Banyak yang berpikir bahwa membandingkan diri dengan orang lain bisa menghilangkan kebahagiaan. Anehnya, saat kita menatap kebahagiaan diri sendiri, kita suka membandingkan diri.
ADVERTISEMENT
Ini tidak terbatas pada manusia saja, tapi juga berlaku untuk perusahaan, bahkan level negara. Di tingkat negara, kebahagiaan adalah tujuan operasional. Banyak negara ingin mengetahui di mana posisi mereka setiap tahun.
Negara-negara di dunia bisa mengecek realitas ini lewat Indeks Kebahagiaan Dunia (World Happiness Index). Ia adalah barometer global tahunan. Ini adalah peringkat kebahagiaan subjektif.
Indeks ini mempelajari 143 negara. Para peserta diminta menilai kehidupan mereka. Enam variabel yang diperhitungkan; PDB per kapita, harapan hidup, dukungan sosial, kebebasan, kemurahan hati, dan korupsi.
Survei ini lalu dikompilasi. Ia membentuk gambaran bangsa-bangsa secara keseluruhan. Negara-negara tersebut diberi peringkat berdasarkan kesejahteraan. Laporan Kebahagiaan Dunia terbaru telah dirilis. Negara mana yang menduduki peringkat teratas? Apa temuan yang jelas? Apa yang tersembunyi dan apa yang mengejutkan?
ADVERTISEMENT
Coba tebak, negara mana yang menurut Anda berada di peringkat teratas? Tidak perlu menebak, Finlandia kembali menduduki peringkat teratas selama tujuh tahun berturut-turut. Negara Nordik ini dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia.
Apa yang menjelaskan kemenangan besar ini? Para ahli menunjuk pada infrastruktur kebahagiaan Finlandia, lingkungan yang aman dan terjamin, peluang yang terjangkau, kesetaraan yang relatif tersebar, tingkat kepercayaan yang tinggi, dan yang paling penting adalah dorongan kebijakan.
Di Finlandia, kebahagiaan berada di garda depan pemerintahan. Negeri ini penuh dengan keajaiban dan keindahan. Lalu negara mana lagi yang mendekati Finlandia? Finlandia diikuti oleh Denmark, Islandia, Swedia, dan Israel. Benar, Israel berada di peringkat kelima.
Mengingat perang dengan Hamas, ini memang mengejutkan. Israel telah berada di 10 besar sejak 2022, tetapi apa yang menjelaskan lonjakan ke peringkat lima besar ini?
ADVERTISEMENT
Peringkat tersebut didasarkan pada rata-rata tiga tahun, yakni 2021 hingga 2023. Jadi, peristiwa besar sepanjang tahun diperhitungkan, tetapi dampaknya berkurang.
Evaluasi terhadap kehidupan di Israel terasa menurun tajam, tetapi itu hanya mencakup sepertiga dari rata-rata. Waktu juga penting. Survei kebahagiaan di Israel dilakukan setelah 7 Oktober, setelah perang pecah. Tapi itu jauh sebelum peperangan.
Oleh karena itu, hasilnya tidak seburuk yang diperkirakan. Ini juga berlaku untuk peringkat Palestina. Status kenegaraannya tidak diakui secara luas, tetapi menurut indeks ini, Palestina berada di peringkat 103.
Tentu ini bukan posisi yang bagus, tetapi jauh lebih baik dari yang diperkirakan. Karena survei di sini dilakukan jauh sebelum 7 Oktober dii Palestina, evaluasi kehidupan akan anjlok, jadi ada beberapa celah dalam laporan ini.
ADVERTISEMENT
Kita bisa melihat peringkat India dan mengatakan hal yang sama. Menurut Indeks Kebahagiaan Dunia, India berada di peringkat 126, sama seperti tahun lalu, peringkat 126 dari 143 negara. India berada di belakang negara-negara seperti Nigeria, Burkina Faso, Iran, dan Ekuador, negara-negara dengan iklim politik yang tidak menentu dan berbagai masalah.
Apa yang menjelaskan ini? Menurut laporan itu, sistem kasta India berperan, begitu pula diskriminasi agama dan skema pembangunan yang tidak adil.
Tentu ada ruang untuk perbaikan di sini, tetapi menempatkan India di belakang negara-negara yang dilanda kudeta dan kekerasan sepertinya mengada-ada. Kejutan tidak terjadi di sini. Orang India yang lebih tua memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi daripada yang muda. Tren ini meningkat di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan ini, ada sesuatu yang salah dengan kaum muda, khususnya Gen Z yang berusia antara 15 dan 24 tahun. Mereka tidak bahagia, terutama di Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.
Para ahli mengklaim Gen Z menderita krisis paruh baya. Mereka menunjuk pada kurangnya pekerjaan, kurangnya perumahan yang terjangkau, ketakutan akan perang dan perubahan iklim.
Media sosial menjadi kambing hitam karena merampas kesejahteraan kaum muda, memperburuk keadaan psikologis mereka, dan menurunkan harga diri mereka.
Mungkin tidak semua orang setuju dengan peringkat kebahagiaan ini. Tapi jika ada satu hal yang bisa kita setujui, itu menyangkut generasi muda.
Jika kaum muda tidak bahagia seperti yang seharusnya mereka nikmati, maka itu seharusnya cukup membuat kita kesal sehingga berbuat lebih serius untuk mengatasinya.
ADVERTISEMENT