Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mabuk Perasaan: Memahami dan Mengatasi Emotional Hangover
16 September 2024 18:32 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda merasa seperti terhuyung-huyung di pagi hari, meski sudah cukup tidur? Kepala terasa berat, perut mual, dan hati terasa hampa? Mungkin Anda sedang mengalami "emotional hangover", mabuk perasaan yang nyata meski tanpa setetes alkohol pun.
ADVERTISEMENT
Emotional hangover adalah sisa-sisa emosi yang tertinggal dari pengalaman intens di hari sebelumnya. Seperti mabuk alkohol, ia meninggalkan jejak fisik yang nyata. Anda mungkin merasa lelah, letih, dan terkuras, baik secara emosional maupun fisik. Meski bukan istilah medis resmi, para ahli mengakui bahwa fenomena ini sangatlah umum.
Hidup memang penuh tekanan. Di dunia yang serba cepat dan penuh tuntutan ini, stres seakan menjadi teman setia. Tak heran, 4 dari 10 orang di seluruh dunia mengaku mengalami stres berat secara rutin. Ketika malam tiba dan kita terlelap, beban emosional ini tak serta-merta lenyap. Kita bukanlah kertas kosong yang siap ditulisi setiap pagi. Pengalaman dan emosi kita terakumulasi, membentuk lapisan-lapisan yang memengaruhi bagaimana kita merasakan dan merespons dunia di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Emotional hangover, atau mabuk perasaan, adalah pengingat yang kuat bahwa kesehatan mental kita sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Seperti tubuh yang membutuhkan istirahat setelah berolahraga keras, jiwa kita juga membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dari gejolak emosi yang kita alami. Jangan pernah mengabaikan tanda-tanda kelelahan emosional. Berikan diri Anda ruang untuk bernapas, merenung, dan mengisi ulang energi Anda.
Mari kita telaah lebih dalam mengapa hal ini begitu penting. Setiap individu memiliki pemicu stres yang berbeda-beda. Bisa jadi pertengkaran sengit dengan pasangan, perselisihan di tempat kerja, berita menyedihkan tentang perang dan kelaparan, film horor yang menegangkan, atau bahkan interaksi singkat dengan orang-orang yang menguras energi kita.
Daftarnya panjang, dan baik besar maupun kecil, semua ini adalah pengalaman emosional yang meninggalkan jejak nyata pada tubuh kita. Ingat, pikiran dan tubuh kita terhubung erat.
ADVERTISEMENT
Ketika kita stres, sistem "lawan atau lari" dalam tubuh kita diaktifkan. Hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dilepaskan, jantung berdebar lebih cepat, napas menjadi pendek, dan otot-otot menegang.
Pada saat yang sama, otak kita bekerja keras untuk mengatur berbagai emosi yang bergejolak, seperti kemarahan, kecemasan, dan ketakutan. Otak kita berusaha keras untuk tetap rasional di tengah badai emosi, namun akrobat mental ini sangat melelahkan – baik secara mental, emosional, maupun fisik.
Setelah badai emosi berlalu, tubuh kita beralih ke mode pemulihan. Kita mungkin merasa lelah, lesu, dan sulit berkonsentrasi. Ini adalah cara tubuh kita memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stres. Oleh karena itu, penting untuk memberikan waktu bagi tubuh dan pikiran kita untuk beristirahat dan memulihkan diri sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Otak kita bekerja keras untuk memproses semua informasi dan pengalaman yang kita alami, sementara tubuh kita berusaha untuk beristirahat dan memulihkan diri. Proses ini sangat penting, tetapi juga membutuhkan energi dan waktu.
Tidur memang membantu mempercepat proses pemulihan, namun terkadang tidur saja tidak cukup. Inilah mengapa kita bisa mengalami emotional hangover, atau sisa-sisa emosi yang masih terasa di hari berikutnya.
Fenomena emotional hangover ini sangatlah umum, tetapi intensitasnya bervariasi tergantung pada dua faktor utama: kejadian yang memicu emosi dan tingkat sensitivitas individu. Sebagai contoh, orang yang sangat sensitif, seperti mereka yang memiliki kecemasan sosial, mungkin akan mengalami emotional hangover yang lebih intens bahkan dari kejadian yang tampaknya sepele.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, individu yang kurang sensitif mungkin hanya merasakan dampak yang lebih ringan. Reaksi setiap orang terhadap emotional hangover bersifat subjektif, begitu pula cara mereka mengatasinya.
Banyak orang dewasa saat ini, sekitar 42 persen, cenderung mencari pelarian online sebagai mekanisme coping. Mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam scrolling media sosial atau menonton acara TV untuk mengalihkan perhatian dari emosi yang tidak nyaman.
Meskipun ini mungkin memberikan pengalihan sementara, waktu layar bukanlah solusi yang efektif untuk mengatasi emotional hangover. Bahkan, bisa jadi malah sebaliknya.
Jadi, apa pertolongan pertama yang tepat untuk mengatasi emotional hangover? Para ahli menyarankan pendekatan yang mirip dengan mengatasi mabuk alkohol: istirahat yang cukup dan minum banyak air putih. Ini akan membantu tubuh Anda memulihkan energi dan mengembalikan keseimbangan.
ADVERTISEMENT
Setelah kebutuhan dasar ini terpenuhi, cobalah melakukan aktivitas ringan seperti olahraga, bertemu teman, atau melakukan hal-hal yang Anda sukai. Intinya adalah memberikan diri Anda waktu dan ruang untuk memproses emosi, memulihkan diri, dan kembali ke keadaan seimbang.
Melakukan aktivitas yang Anda sukai akan mengisi kembali energi emosional Anda yang terkuras. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk memberikan waktu bagi diri Anda untuk beristirahat dan memulihkan diri sepenuhnya.
Emotional hangover adalah bagian alami dari pengalaman manusia, dan seperti halnya alkohol, Anda dapat membangun toleransi yang lebih kuat terhadapnya.
Untuk itu, cobalah untuk menetapkan batasan yang lebih sehat dalam hidup Anda, baik dalam pekerjaan maupun hubungan. Belajarlah untuk secara aktif memproses emosi yang tidak nyaman, daripada menghindarinya atau memendamnya.
ADVERTISEMENT
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menjauhi situasi atau orang-orang yang secara konsisten memicu emotional hangover Anda, seperti lingkungan kerja yang toxic atau hubungan yang tidak sehat.
Saya mengerti bahwa ini mungkin terdengar sulit, tetapi percayalah, perubahan ini dapat membawa manfaat besar bagi kesehatan mental dan emosional Anda. Dengan membangun kebiasaan yang lebih sehat dan memprioritaskan kesejahteraan Anda, Anda dapat mengurangi intensitas dan frekuensi emotional hangover yang Anda alami.
Ingatlah, emotional hangover yang berulang dan berkepanjangan dapat berdampak serius pada kesehatan Anda secara keseluruhan. Jadi, mulailah mengambil langkah-langkah kecil hari ini untuk melindungi diri Anda dan membangun ketahanan emosional yang lebih kuat.