Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Manajemen Amarah
13 Mei 2024 8:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hxpg7zpt2zg3vxeh4v69wb8e.png)
ADVERTISEMENT
Tulisan ini menyangkut salah satu ragam emosi. Emosi ini muncul seperti percikan di otak atau kilatan api dan membuat darah Anda mendidih.
ADVERTISEMENT
Tapi emosi ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, dari wajah murung hingga air mata bercucuran, teriakan cemberut, atau pukulan.
Saya sedang membicarakan amarah. Para ilmuwan percaya evolusi memberi kita amarah. Amarah telah tertanam kuat di otak kita selama jutaan tahun.
Frekuensi dan intensitasnya berbeda-beda, misalnya orang bisa merasa marah antara sekali sehari hingga beberapa kali dalam seminggu.
Menurut sebuah penelitian, 21% pekerja secara regular merasakan kemarahan di tempat kerja, sedangkan 79% sisanya tidak terlalu sering.
Sementara itu, beberapa negara lebih mudah marah daripada yang lain. Alasannya juga beragam, mulai dari konflik hingga tekanan politik atau ekonomi.
Namun, semua orang mengalami kemarahan dengan cara yang sama. Setiap kali Anda merasa dirugikan, otak akan membunyikan alarm dan tubuh Anda menganggapnya sebagai ancaman.
ADVERTISEMENT
Ini memicu fight-or-flight response (melawan atau lari) pada tubuh. Tubuh Anda akan dibanjiri hormon stres, detak jantung meningkat, pernapasan meningkat, dan tubuh bersiap untuk agresi fisik.
Jadi, jika Anda ingin melawan seseorang saat marah, itu karena tubuh Anda mendorong Anda untuk melakukannya. Tapi ini memiliki sisi negatif.
Dalam banyak kasus, ini tidak baik untuk kesehatan Anda. Menurut sebuah studi, amarah dapat berdampak buruk pada kesehatan pembuluh darah. Ini secara kronis bisa merusak pembuluh darah.
Ini bukan penelitian pertama. Amarah diketahui dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hipertensi, tekanan darah tinggi, metabolisme yang buruk, dan masalah pernapasan.
Amarah dapat memicu stres kronis atau trauma dan mengganggu pekerjaan dan hubungan.
ADVERTISEMENT
Tidak heran amarah mendapat reputasi buruk, tapi inilah menariknya. Amarah tidak harus seperti ini. Amarah seringkali disalahartikan.
Para ilmuwan mengatakan bahwa amarah bukanlah emosi yang sepenuhnya negatif. Anda harus belajar bagaimana memanfaatkannya.
Jika Anda tidak meredam amarah tetapi menyalurkannya, itu bisa membantu Anda. Menurut penelitian, amarah bisa menjadi motivator yang hebat, lebih efektif dalam memotivasi orang daripada keadaan emosional yang netral.
Amarah dapat membantu Anda mengatasi rintangan dan mencapai tujuan Anda. Jika Anda tidak menekannya, itu sebenarnya dapat membantu kesehatan fisik dan emosional. Itulah yang dikatakan para ahli.
Jadi bagaimana caranya membuat amarah bermanfaat untuk Anda? Pertama, terimalah amarah itu. Amarah adalah salah satu emosi paling primitif, artinya merasa marah adalah hal yang sangat manusiawi. Jadi terima dan kemudian uraikan amarah Anda.
ADVERTISEMENT
Para ahli mengatakan bahwa memendam amarah dapat menyebabkan keputusasaan dan kebencian. Jadi proseslah amarah itu, yang membawa kita ke langkah ketiga, yaitu pemecahan masalah. Amarah mungkin tampak membutakan tetapi juga bisa memberikan kejelasan.
Amarah dapat menyadarkan Anda mengapa Anda merasa marah dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya. Anda bisa menemukan solusi.
Mungkin ada kekhawatiran pribadi yang perlu Anda tangani atau mungkin Anda punya masalah dengan seseorang. Ia tidak harus selalu buruk.
Studi mengatakan mengungkapkan amarah dan berdiskusi secara konfrontatif terkadang dapat meningkatkan hubungan, tetapi saat Anda memproses amarah, berhati-hatilah dengan cara Anda melampiaskannya.
Penelitian membuktikan bahwa melampiaskan amarah tidak membantu, begitu juga dengan menghancurkan barang.
Hal itu malah menyebabkan amarah Anda meningkat alih-alih berkurang. Sebaliknya, sains mendorong Anda untuk mencoba aktivitas yang menenangkan, seperti menarik napas dalam atau menuliskan pikiran-pikiran yang penuh amarah kemudian mencabik-cabik kertasnya.
ADVERTISEMENT
Semua ini boleh jadi terdengar aneh. Ketika Anda ingin melempar piring ke seseorang, hal terakhir yang akan Anda lakukan adalah mencari pena dan kertas. Pasti ada jalan tengah. Jadi cari tahu apa yang cocok untuk Anda.