Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Arab Membela Israel dan Menentang Iran?
18 April 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ketika Iran melancarkan serangan balasan ke Israel, satu hal yang mengejutkan sebagian besar pengamat adalah Yordania menembak jatuh drone dan rudal Iran. Yordania—negara Arab Muslim, angkat senjata untuk membela Israel—membela Israel. Bisakah Anda bayangkan ruwetnya urusan dalam negeri yang ditimbulkan oleh ini?
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa Yordania berpura-pura. Bantuan mereka tidak terlalu banyak. Beberapa hari yang lalu, Yordania berurusan dengan beberapa objek terbang yang memasuki wilayah udaranya dan dicegat.
Yordania mencegahnya karena dianggap membahayakan keselamatan warga dan pemukiman penduduk. Puing-puingnya jatuh di banyak daerah tanpa menyebabkan kerusakan atau cedera di antara warga sipil.
Yordania mengklaim mereka melakukan yang terbaik untuk menunjukkan bahwa mereka hanya melindungi diri sendiri, bukan Israel. Kita akan segera lihat apakah rakyat mereka percaya penjelasan ini.
Namun Yordania bukanlah satu-satunya negara Arab yang membantu Israel. Mereka hanya satu-satunya yang melakukannya secara terbuka. Banyak negara lain yang membantu secara rahasia.
Laporan mengatakan bahwa Arab Saudi dan UEA juga terlibat. Mereka berbagi informasi intelijen tentang serangan Iran. Tidak hanya itu, negara-negara Arab juga membuka wilayah udara mereka, memungkinkan sekutu Israel, yakni Inggris dan Amerika untuk mempertahankannya.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Arab juga menjadi tuan rumah sistem pertahanan udara Barat, pesawat pengintai, dan pesawat pengisian bahan bakar. Semua ini akan digunakan untuk mempertahankan Israel. Jadi, sebagian besar negara Arab memang membantu melindungi Israel dari Iran.
Tetapi kita perlu menyebutkan hal lain di sini. Ini bukan pengkhianatan terhadap Iran atau perjuangan Muslim yang lebih luas. Tidak seperti atau sesederhana itu. Iran ingin negara-negara Arab menyampaikan informasi ini kepada AS.
Iran kemungkinan ingin serangan itu gagal. Serangan itu untuk menyelamatkan muka agar terlihat baik di mata rakyatnya sendiri di dalam negeri.
Iran tidak menginginkan perang habis-habisan dengan Israel. Jika mereka menginginkannya, mereka sudah menyerang Israel sejak lama.
Iran harus bereaksi atas penghancuran kedutaan besarnya di Suriah. Mereka juga harus memastikan bahwa mereka tidak benar-benar terlalu menyakiti Israel. Dan bagaimana Anda memastikannya? Kirimkan serangan Anda melalui saluran belakang Arab.
ADVERTISEMENT
Rencana itu tampaknya berhasil. Iran bisa mengatakan mereka menyerang, tetapi tidak benar-benar menimbulkan kerusakan serius. AS bisa mengatakan mereka melindungi sekutunya dan negara-negara Arab minus Yordania bisa berpura-pura tidak terlibat.
Semua orang menang, kecuali rakyat Iran, Israel, dan pembayar pajak Amerika. Bagaimanapun, merekalah yang membayar pertunjukan kembang api itu. Pembayar pajak selalu kalah.
Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana negara-negara Arab tiba-tiba membantu Israel yang sampai beberapa tahun lalu adalah musuh utama mereka? Ini bermuara pada kepentingan masing-masing. Sebagian besar negara Arab kaya.
Ambil contoh Arab Saudi dan UEA. Mereka menghasilkan miliaran dolar dari minyak. Mereka sudah memiliki gedung pencakar langit raksasa dan mobil sport di setiap jalan.
Negara-negara ini ingin menggunakan kekayaan mereka untuk pembangunan atau mempersiapkan masa depan tanpa minyak, seperti Arab Saudi yang sedang membangun kota futuristik dan membeli seluruh liga olahraga.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Arab yang kaya ini tidak ingin pembangunan mereka terhambat, hanya karena perang antara dua mantan musuh mereka.
Jika perang pecah, semuanya akan musnah. Wilayah udara Arab akan terancam secara reguler. Senjata yang salah tembak akan merusak infrastruktur mereka.
Pangkalan udara mereka akan terus-menerus digunakan oleh AS, menjadikan mereka target. Hampir tidak mungkin bagi negara-negara Arab untuk menghindari diri untuk tidak terseret ke dalam konflik ini.
Jadi mereka lebih baik menghindari perang dan fokus pada pembangunan negara masing-masing. Mereka sudah mencoba melakukan ini selama bertahun-tahun. Ambil contoh UEA dan Bahrain.
Kedua negara ini mengakui Israel pada tahun 2020 setelah Kesepakatan Abraham yang diinisiasi oleh AS. Butuh waktu diplomasi bertahun-tahun untuk mewujudkannya guna mengurangi ketegangan antara Israel dan negara-negara Arab.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi secara luas diperkirakan akan mengikuti langkah ini, tetapi harapan itu pupus pada Oktober lalu dengan perlawanan Hamas dan genosida Israel atas warga Palestina. Sekarang perang Israel-Iran akan jauh lebih buruk.
Ini akan menggagalkan semua rencana yang telah dibuat oleh negara-negara Arab yang kaya, itulah sebabnya negara-negara ini akan berusaha mencegah perang dengan cara apa pun.