Konten dari Pengguna

Menggugat Australia Day

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
31 Januari 2024 5:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/image-photo/perth-wa-australia-january-26th-2023-2254355617
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/image-photo/perth-wa-australia-january-26th-2023-2254355617
ADVERTISEMENT
Australia Day (Hari Australia) menandai hari saat Inggris mulai menjajah Australia. Pada tanggal 26 Januari 1788, 11 kapal berlabuh di Sydney Harbour. Mereka mengibarkan Union Jack dan memulai penaklukan Australia. Australia yang kita kenal sekarang didirikan oleh para kolonis ini. Itulah sebabnya tanggal 26 Januari dirayakan sebagai Australia Day (Hari Australia)
ADVERTISEMENT
Dalam pidato terbarunya, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan, "Australia Day adalah kesempatan kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan segala hal yang telah kita capai sebagai sebuah bangsa, segala hal yang telah kita ciptakan, bangun, dan pelajari melalui segala pasang surut sejarah kita."
Sejarah Australia penuh dengan suka dan duka. Australia bukan tanah yang tidak berpenghuni sebelum tahun 1788. Sudah ada penghuni yang tinggal di sana, yaitu penduduk asli Australia, juga dikenal sebagai kaum Aborigin. Bagi mereka, kedatangan Inggris menandai awal dari akhir; akhir dari First Nation buat mereka, akhir dari kebebasan mereka, dan bagi banyak orang, akhir dari kehidupan mereka.
Bagi mereka, tanggal 26 Januari adalah hari kelabu. Masyarakat Aborigin menyebutnya sebagai Hari Pendudukan (Invasion Day). Bagi mereka, ini adalah hari berkabung, bukan perayaan. Oleh karena itu, setiap tahun pada 26 Januari mereka turun ke jalan dan melakukan protes. Mereka juga berdemonstrasi di berbagai kota besar di Australia, menuntut agar tanggal Australia Day diubah atau libur tersebut ditiadakan.
ADVERTISEMENT
Warga pribumi Australia menuntut agar pemerintah menghapuskan Australia Day. Bagi mereka, tidak seharusnya ada hari yang dirayakan. Pencurian tanah, pembunuhan, dan kekerasan terhadap ras manusia lain seharusnya tidak dirayakan. Jumlah kaum Aborigin hanya kurang dari 4% dari populasi negara ini.
Mereka secara sistematis dihabisi oleh para kolonis awal. Banyak dari mereka kemudian dipaksa untuk dididik ulang, dipaksa untuk melupakan budaya dan tradisi mereka. Karenanya, kita bisa memahami mengapa semua ini menimbulkan kebencian dan kemarahan.
Dua aksi vandalisme terjadi sehari sebelum Hari Pendudukan (25/1). Aksi ini terjadi di kota Melbourne. Dua patung dirusak. Salah satunya adalah patung Kapten James Cook, penjelajah Inggris terkenal yang pertama kali memetakan pantaipantai Australia pada tahun 1770. Ekspedisinya melapangkan jalan bagi kolonisasi Australia. Itulah sebabnya patungnya dibangun. Patung Cook itu dipotong di pergelangan kaki.
ADVERTISEMENT
Patung lain yang juga dirusak adalah patung Ratu Victoria dari Inggris, simbol lain dari kolonisasi. Sejumlah warga Australia keturunan Eropa memahami kemarahan ini. Mereka ikut pawai bersama warga pribumi Australia dan menuntut agar tanggal Australia Day diubah.
Banyak warga Australia mulai sadar bahwa keputusan untuk penggantian itu seharusnya diambil oleh orang Aborigin. Mereka tidak peduli apa pun sebutan atau istilahnya, karena mereka mengakui bahwa itu adalah momen invasi, tidak peduli apakah orang suka atau tidak. Banyak orang tidak suka sebutan Australia Day, termasuk mereka dari keturunan Eropa dan berbagai latar belakang etnis.
Mereka yang menentang perayaan Australia Day ini menganggapnya sebagai keputusan yang jelas. Mereka tidak mengerti mengapa pemerintah Australia terus bersikeras mempertahankan tanggal ini, saat bendera-bendera Inggris dipancangkan di pelbagai pantai Australia yang menandai awal sebuah penjara.
ADVERTISEMENT
Kaum Aborigin telah mendapatkan dukungan setiap tahun. Kita menyaksikan tahun demi tahun semakin banyak orang yang bergabung dalam demonstrasi pada Hari Pendudukan, baik suku Aborigin maupun mereka dari keturunan Eropa.
Para politisi sebetulnya ikut memperhatikan perkembangan yang terjadi. Beberapa hari yang lalu di Sydney Opera House, sebuah acara penjualan karya-karya kaum Aborigin yang ikonik diterangi dan dihiasi dengan semerbak lampu dan cahaya. Gambar dan foto masyarakat Aborigin dalam lintasan sejarah menghiasi Sydney Opera House.
Kota-kota lain juga merayakan tuntutan warga pribumi. Bendera Aborigin dikibarkan di samping bendera Australia. Ini adalah langkah yang tepat. Langkah berikutnya adalah mengubah tanggal Australia Day karena tanggal 26 Januari bakal dianggap tercemar bagi warga pribumi Australia. Bagi mereka, itu akan selalu menjadi hari pendudukan atau invasi.
ADVERTISEMENT