Ramai-Ramai Menggugat Meta

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
7 Desember 2023 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan media sosial menghadapi ratusan tuntutan hukum dari berbagai keluarga, sekolah, pemerintah dan bahkan anak-anak muda. Mereka memprotes dampak media sosial terhadap kesehatan mental. Sebuah gugatan terbaru, bersamaan dengan 41 gugatan lain di pelbagai negara bagian di Amerika Serikat, menyebutkan Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, menyumbang atas krisis kesehatan mental bagi anak-anak muda.
ADVERTISEMENT
Ini adalah gugatan terbesar yang pernah dilayangkan kepada induk perusahaan media sosial itu. Para ahli mengatakan media sosial berbahaya buat anak–anak. Pemerintah setuju, perusahaan media sosial tidak setuju dan orang tua ketakutan. Pertanyaannya mengapa sangat sulit untuk mencapai kesimpulan? Mengapa banyak kendala untuk mengatur media sosial?
Dr. Vivek Murthy, seorang ahli bedah umum dari AS, pada Mei lalu memperingatkan bahwa media sosial berbahaya bagi kesehatan mental, terutama bagi anak-anak remaja. Lazimnya produk yang dianggap tidak sehat untuk anak-anak selalu dilarang, seperti rokok dan alkohol.
Lalu kenapa regulasi yang tegas tidak diterapkan terhadap media sosial? Klaim para ahli atau pemerintah bahwa media sosial tidak sehat saja tidak memadai. Perlu ada regulasi yang mengatur larangan dan batas usia. Hanya saja ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah AS harus meyakinkan pengadilan. Untuk itu pemerintah perlu menghadirkan bukti-bukti untuk melihat di mana letaknya persoalan ini. Sebetulnya pelbagai laporan mengatakan bahwa media sosial amat merusak kesehatan mental remaja dan anak-anak.
Sebuah studi menunjukkan sejak 2021 didapati bahwa media sosial mempengaruhi kepercayaan diri dan kesejahteraan anak-anak. Studi lain pada 2022 menyebutkan bahwa penggunaan media sosial membuat kalangan anak-anak muda mengalami sedikit kepuasan hidup. Mereka menjadi kurang bersyukur.
Tapi juga ada laporan yang berseberangan. Sebuah penelitian oleh Oxford Internet Institute (OII) yang dirilis tahun ini mengklaim tidak ada bukti bahwa penyebaran Facebook secara global berdampak terhadap meluasnya bahaya psikologis. Simpul kata, korelasi ini bukanlah sebagai sebab-akibat. Karenanya, pemerintah AS perlu berupaya lebih keras untuk menemukan bukti atas korelasi media sosial dan kerusakan mentalitas anak-anak.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini pembuat kebijakan masih gagal memberlakukan privasi konstruktif dan perlindungan bagi keselamatan anak-anak terkait dengan media sosial. Yang diperbuat pemerintah adalah melakukan (untuk tidak mengatakan menegosiasikan) perhitungan politik terhadap perusahaan media sosial. Uni Eropa memaksa raksasa teknologi untuk mengatur konten.
Negara-negara bagian di AS semisal Arkansas dan Utah melarang media sosial diakses untuk anak-anak di bawah 13 tahun tanpa adanya izin orangtua. Hukum di California menuntut perusahaan teknologi membangun panduan bersosial media. Orang tua dan sekolah di seluruh dunia juga telah melayangkan ratusan tuntutan hukum. Mereka mengklaim media sosial memperburuk kesehatan mental remaja dan anak-anak.
41 negara bagian di AS telah menggugat Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, karena menyumbang terhadap krisis kesehatan mental d antara anak-anak muda. Ini terkait dengan penggunaan fitur adiktif untuk menjebak pengguna dan mengumpulkan data tentang anak-anak.
ADVERTISEMENT
Jika Meta dinyatakan bersalah, maka akan ada sejumlah konsekuensi, seperti hukuman sipil dan perubahan praktik bisnis. Pertanyaannya, apakah cukup hanya dengan menuntut perubahan dari perusahaan media sosial atau menetapkan denda kepada Meta? Ini seperti mendesak perusahaan minyak untuk menghentikan perubahan iklim atau menuntut perusahaan rokok untuk membuat kemasannya tidak menarik.
Bebarapa dekade silam rokok pernah dipasarkan sebagai produk sehat. Tentu hal itu sesuatu yang mengejutkan hari ini. Lalu bagaimana ini bisa berubah? Karena pemerintah turut campur. Kebutuhan yang sama perlu diterapkan terhadap perusahaan media sosial. Namun mengatur raksasa teknologi besar bukanlah langkah kecil. Kita sebagai pengguna juga perlu memikul tanggung jawab yang sama.