Konten dari Pengguna

Rusia dan Vaksin Kanker

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
18 Maret 2024 8:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara di sebuah forum di Moskow. Dia membuat klaim besar dan mengatakan bahwa ilmuwan Rusia kian mendekati upaya penciptaan vaksin untuk kanker. Vaksin ini akan segera tersedia untuk pasien,
ADVERTISEMENT
“Kita sudah sangat dekat dengan penciptaan apa yang disebut vaksin kanker dan obat imunomodulator generasi baru. Saya harap vaksin ini segera digunakan sebagai metode terapi individual secepat mungkin,” ungkap Putin dalam sebuah komentar di televisi.
Tentu saja sekarang begitu banyak penemuan cemerlang dan kita terus menantikan penemuan-penemuan seperti itu di masa depan. Putin tidak menjelaskan jenis kanker apa yang menjadi target vaksin atau bagaimana caranya. Namun berita ini sudah menjadi headline di seluruh dunia.
Kanker adalah penyebab kematian utama di seluruh dunia. Ia telah merenggut nyawa nyaris 10 juta orang pada tahun 2020. Artinya satu dari enam kematian disebabkan oleh kanker. Menurut WHO (2020), penyebab kematian kanker yang paling umum adalah paru-paru (1,9 juta), usus (916.000), hati (830.000), perut (769.000), dan payudara (685.000). Baik pria maupun wanita berisiko terkena kanker.
ADVERTISEMENT
Faktanya, kasusnya hampir sama buat keduanya. Dari total kasus pada tahun 2020, 9,3 juta kasus terjadi pada pria sedangkan 8,8 juta terjadi pada wanita. Bahkan anak-anak juga berisiko setiap tahunnya. Sekitar 400.000 anak mengidap kanker.
Kanker adalah krisis global. Lalu mengapa belum ada obatnya? Karena kanker adalah penyakit kompleks. Setiap kanker disebabkan oleh pertumbuhan tumor yang memiliki mutasi yang berbeda. Setiap tumor memiliki mutasi uniknya sendiri. Jadi obat yang efektif bagi satu pasien kanker mungkin tidak efektif bagi yang lain.
Tak kalah pentingnya, sel tumor juga memiliki mutasi yang berbeda. Satu pengobatan dapat membunuh satu jenis sel dalam tumor, tetapi sel lainnya bertahan hidup. Jadi tumor tumbuh kembali.
Dalam istilah yang lebih sederhana, sel kanker memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup. Namun deteksi dini dapat mengurangi penyebaran kanker, itulah mengapa vaksin kanker memberikan harapan. Dokter di seluruh dunia mengembangkan vaksin yang dapat mengobati dan membunuh sel kanker serta mengurangi risiko kembalinya kanker.
ADVERTISEMENT
Rusia saat ini sedang mengembangkan salah satu vaksin semacam itu, begitu juga dengan Inggris. Tahun lalu, pemerintah Inggris menandatangani perjanjian dengan bioNTech yang berbasis di Jerman untuk meluncurkan uji klinis bagi pengobatan kanker. Ini menargetkan 10.000 pasien pada tahun 2030.
Perusahaan farmasi juga bagian dari perlombaan vaksin. Moderna dan Merck & Co adalah nama-nama besar di dunia farmasi. Keduanya mengembangkan vaksin kanker eksperimental dan target mereka adalah melanoma, kanker kulit paling mematikan.
Pengembangan vaksin ini sudah berada pada tahap pertengahan. Sejauh ini vaksin telah mengurangi peluang kambuhnya atau kematian setelah 3 tahun pengobatan.
Sementara itu beberapa vaksin kanker telah mencapai kesuksesan yang lebih hebat. Saat ini ada enam vaksin yang berlisensi melawan papillomavirus manusia (HPV) yang menyebabkan banyak kanker, termasuk kanker serviks, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, serta vaksin melawan hepatitis B (HBV), yang dapat menyebabkan kanker hati.
ADVERTISEMENT
Banyak kemajuan yang telah dicapai. Namun kanker adalah musuh yang tangguh. Kanker yang berbeda menyebabkan lebih dari 200 penyakit. Jadi perjuangan melawan kanker bakal panjang tetapi layak untuk diperjuangkan.