Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Setelah Bulan, India 'Menuju' Matahari
6 September 2023 5:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah India hari ini menunjukkan negara itu cara tidak larut dengan kemenangannya. Hanya beberapa hari setelah kesuksesan besar pendaratan di Bulan, ISRO (Indian Space Research Organisation) bersiap untuk petualangan berikutnya.
ADVERTISEMENT
Kali ini India akan menyongsong Matahari. Misi ini disebut Aditya L1. Aditya berarti matahari dalam bahasa Sanskerta. Apa arti L1? Ia adalah tujuan akhir misi ini.
Mari kita mulai dengan peluncuran. Aditya L1 telah berhasil diluncurkan dengan sukses minggu lalu. Ini adalah misi untuk mempelajari suasana dan lingkungan matahari. Wahana ruang angkasa ini memiliki berat 1500 kg.
Wahana itu membawa peralatan khusus untuk digunakan buat eksperimen ilmiah. Aditya L1 memiliki daftar tujuan yang panjang. ISRO ingin tahu lebih banyak tentang lapisan luar matahari. Ini disebut Corona, bukan jenis Corona-19 yang menjadikan China terkenal. Ini tentang matahari.
ISRO ingin memahami cara kerja atau aktivitas matahari. Bagaimana hal itu mempengaruhi planet-planet dalam tata surya kita, seperti suar dan angin matahari? Bagaimana ia mempengaruhi bumi? ISRO akan mencoba menjawab semua pertanyaan ini dengan misi ini. Aditya L1 berencana untuk melakukan perjalanan ke lokasi yang sangat istimewa di dekat matahari, yang disebut Lagrange Point One atau L1.
ADVERTISEMENT
Apa yang spesial tentang L1? Ini layaknya cara kerja jungkat-jungkit. Bagaimana cara kerja jungkat-jungkit? Ia selalu miring ke sisi yang lebih berat. Ketika itu terjadi, sisi yang lebih ringan naik dan orang di sisi yang lebih berat turun. Bumi dan matahari bekerja dengan cara yang sama, seperti dua sisi jungkat-jungkit. Keduanya terus bergeser.
Matahari sangat besar sehingga memberikan kekuatan besar pada gaya gravitasi bumi. Bumi terus bergerak mengitari Matahari. Sekarang bayangkan jika Anda duduk di tengah jungkat-jungkit, apa yang akan terjadi?
Tidak ada akhir yang naik atau turun sebab jungkat-jungkit akan seimbang. Wilayah keseimbangan inilah yang oleh para ilmuwan disebut Lagrange Point One atau L1. Ke sinilah wahana Aditya L1 ini meluncur.
ADVERTISEMENT
Mengapa memilih tempat tersebut? Ini seperti memiliki kursi yang sempurna di konser. Kursi terbaik membuat penonton bisa melihat pertunjukan jauh lebih baik. Itulah yang diinginkan sejarah. Wahana ruang angkasa ini akan tetap berada di posisinya. Ia tidak akan merasakan dampak gravitasi. Ini juga akan menghemat bahan bakar dan pemandangannya bagus. Tidak akan ada disrupsi.
Badan Antariksa Amerika Serikat NASA menegaskan bahwa misi Aditya di L1 ini akan membantu kita mendapatkan pandangan yang tidak terputus tentang Matahari. Kita berharap mendapatkan beberapa gambar yang bagus.
Tapi upaya untuk sampai di sana tidak seperti catwalk. Posisi L1 berjarak satu setengah juta kilometer dari bumi. Sedikit hitungan matematika, jika Anda mengendarai mobil ke L1 dengan kecepatan 100 kilometer per jam, maka Anda membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk sampai ke sana.
ADVERTISEMENT
Namun, kita tidak dapat mengendarai mobil di luar angkasa. Tapi ini setidaknya memberi kita gambaran seberapa jauh untuk sampai ke sana. Tentu ISRO mengetahui cara yang lebih efisien untuk sampai ke sana. Para ilmuwan ISRO menyebut bahwa butuh waktu empat bulan untuk sampai ke sana bagi wahana ruang angkasa. Ini adalah misi yang sangat penting.
Matahari adalah bintang terdekat ke bumi. Ini seperti Thanos dengan lima jenis Infinity Stones dalam film Avengers. Ia melepaskan energi dalam jumlah besar. Para ilmuwan memiliki istilah untuk itu, fenomena eruptif (eruptive phenomena). Sederhananya ini berarti semburan energi besar. Situasi seperti matahari yang bersin karena demam.
Kita tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Ilmuwan memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang bagaimana matahari bekerja. Kita perlu mempelajarinya dengan lebih baik dan juga untuk mempersiapkan situasi yang berpotensi membahayakan planet kita. Aditya L1 bertujuan untuk membantu kita memahami apa yang terjadi di sana.
ADVERTISEMENT
ISRO sendiri mengerjakan misi ini dengan anggaran terbatas. Pemerintah India menganggarkan US$ 46 juta pada tahun 2019 untuk misi ini, jumlah ini jauh di bawah anggaran untuk Chandrayaan-3 yang mencapai US$ 75 juta. Namun begitu, ini terbukti menjadi investasi yang baik. Misi Chandrayaan-3 telah mendeteksi logam sulfur dan unsur-unsur lain di dekat kutub selatan Bulan.