Sinterklas dan Kapitalisme

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
24 Desember 2023 15:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sinterklas. Foto: Kiselev Andrey Valerevich/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sinterklas. Foto: Kiselev Andrey Valerevich/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tulisan ini tentang sosok yang dianggap salah satu ‘penyerbu’ rumah terhebat di dunia. Dia melihatmu ketika kamu sedang tidur. Dia tahu ketika kamu bangun. Dia bekerja hanya satu hari dalam setahun. Anda dapat menebaknya, ini tentang Sinterklas (Santa Claus). Sebetulnya sosoknya tidak pernah eksis.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun juga ada jendela waktu ketika orang percaya pada Sinterklas. Hal itu terjadi selama masa kanak-kanak. Sebuah penelitian dari Science Direct mengatakan semakin anak-anak terekspos secara live kepada Sinterklas, semakin besar kemungkinan mereka percaya bahwa Sinterklas itu nyata. Sinterklas begitu penting dan besar di Amerika. Sekitar 85% anak-anak Amerika percaya padanya terutama sampai umur 5 tahun. Pergeseran mulai terjadi antara usia 7 dan 10 tahun ke atas. Pada rentang usia ini mulai terjadi penurunan keyakinan.
Bagaimana dengan di luar Amerika? Di Eropa, lebih dari 90% anak-anak percaya kepada Sinterklas hingga usia 8 tahun. Di benua lain, persentasenya lebih rendah tetapi kelompok umurnya tetap sama, termasuk di India di mana sebagian besar anak-anak tidak lagi percaya kepada Sinterklas setelah usia 8 tahun.
ADVERTISEMENT
Barangkali ini bukan kabar baik bagi sebagian orang tua. Ketika anak-anak percaya pada Sinterklas, orang tua bisa bermain ‘Sinterklas Rahasia’ (Secret Santa)— tradisi bertukar kado yang sudah diatur dan diorganisir dengan baik sebelumnya—tanpa harus membencinya. The Guardian melaporkan menurut survei hampir setengah dari pekerja kantor membenci tradisi tukar kado yang bernama Secret Santa ini.
Namun kedatangan Natal mendatangkan konflik tahunan bagi banyak orang orang tua. Pertanyaan yang kerap menghantui adalah apakah Sinterklas nyata? Apakah orang tua perlu berbohong dan menjaga perasaan (masa) kanak-kanak atau haruskah mereka mengatakan apa yang menjadi kebenaran dengan memberikan bocoran hadiah? Jawabannya sangat subjektif, tapi ia akan menjadi lebih sulit secara objektif untuk menjaga rahasianya.
Berkat internet jawabannya gampang dijumpai lewat mesin pencarian Google. Tetapi penelitian menyebutkan tidak banyak yang perlu dikhawatirkan tentang hal ini. Berseberangan dengan apa yang mungkin diharapkan orang tua, separuh anak-anak merasa senang setelah mengetahui tentang Sinterklas.
ADVERTISEMENT
Dan itulah keajaiban Sinterklas. Bisa dibilang mitos Sinterklas adalah rahasia terbuka yang dipandang baik-baik saja oleh masyarakat. Meskipun kisah asal usul Sinterklas juga tidak jelas, orang masih menganggap oke-oke saja.
Satu pendapat menyebutkan bahwa kisah Sinterklas ini berasal dari atau tentang St Nicholas, Uskup Abad ke-4 dari Myra atau Turki modern. Dia disebut-sebut memberikan kekayaannya untuk membantu masyarakat miskin.
Pendapat kedua bahwa Sinterklas diperkenalkan sebagai tokoh komersial dalam iklan untuk perusahaan Coca-Cola pada tahun 1931. Jadi boleh jadi Sinterklas menjadi cerita rakyat atau cerita sukses pemasaran.
Tapi apakah Sinterklas mampu bertahan atau mulai kehilangan energi dan pesona untuk bertahan? Kita pernah melalui masa penuh kemerosotan karena pandemi Covid-19. Natal 2020 adalah kisah kegagalan, Natal 2021 masih relatif dingin, tetapi sejak 2022 banyak orang menginginkan Sinterklas. Pemesanan Sinterklas meroket. Gajinya juga meningkat.
ADVERTISEMENT
Bayaran rata-rata Sinterklas untuk suatu acara mencapai US$275, apakah dalam bentuk kunjungan rumah atau pesta di perusahaan. Bayarannya bahkan lebih tinggi lagi untuk acara-acara pertunjukan di toko atau mal. Sinterklas bisa mendapat penghasilan sekitar US$4,000 untuk acara-acara ini secara besar-besaran.
Pada sebuah platform perekrutan Sinterklas, seorang Sinterklas sewaan bisa melayani 20 orang klien. Angka ini dua kali lipat dibandingkan permintaan sebelum pandemi. Sinterklas bahkan memiliki saham dalam pasar bursa, bernama Santa Claus Rally.
Setiap kenaikan pasar saham sekitar 1% selama Natal, Sinterklas meningkatkan jumlah kegiatan menulis surat, sebuah seni yang kini sekarat. Kode pos khusus milik Sinterklas menarik setengah juta surat setiap tahun.
Sinterklas juga menggenjot pariwisata, khususnya di Finlandia. Saat ini 20 maskapai mendarat setiap hari di ibu kota Sinterklas, Lapland di Finlandia. Wisatawan berbondong-bondong ke sana sebagai kampung resmi Sinterklas meskipun suhu yang membeku dan durasi penerbangan selama 22 jam.
ADVERTISEMENT
Orang-orang sejauh ini bepergian ke sana dari 180 negara hanya duduk bisa di duduk dan memeluk Sinterklas. Mereka rela merogoh kantong sebanyak US$60 buat setiap petik agar bisa berfoto dengan Sinterklas.
Banyak dari pengunjung bukan penganut Kristen. Kelompok pengunjung tunggal terbesar adalah wisatawan China. Pada tahun 2010 Xi Jinping, yang masa itu belum menjadi presiden China, juga sempat berfoto dengan Sinterklas.
Kala itu dia tidak duduk di laboratorium Santa, melainkan mereka duduk bersebelahan, seperti dua orang yang berkuasa. Banyak yang melakukan dan akan terus berlanjut, meskipun mereka sadar bahwa Sinterklas tidak nyata, tapi semangat dan kemurahan hatinya dianggap nyata.
Sinterklas dianggap membantu anak-anak memahami konsep memberi kepada orang lain dan membuat orang dewasa melakukan hal-hal spesial, terlepas dari skeptisisme mereka. Jika itu masih tidak cukup, agaknya hal itu nyaris tidak penting karena selama kita masih memiliki kapitalisme, Sinterklas adalah sumber pundi-pundi yang tebal.
ADVERTISEMENT