TikTok vs Amazon

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
22 Februari 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tulisan ini membahas tentang TikTok. Platform ini telah mewujud sebagai ancaman yang tidak bisa disingkirkan oleh Barat. Barat melihat bahaya yang dicetuskan oleh TikTok. T
ADVERTISEMENT
TikTok telah merevolusi format video pendek dan kini hendak menantang Amazon. Ini menjadi ancaman lain sebab ia bergerak di pekarangan Amerika Serikat.
TikTok tengah mengincar bisnis e-commerce. Untuk itu, TikTok telah menetapkan target besar, mereguk ceruk bisnis senilai US$17,5 miliar pada 2024. Bagaimana TikTok melakukannya? Melalui TikTok Shop. Layanan ini sudah tersedia di beberapa negara Asia dan Inggris. Baru-baru ini ia juga diluncurkan di AS, pada aplikasi yang sama dengan TikTok.
TikTok sudah memiliki basis pengguna siap sedia, yakni sama-sama aplikasi TikTok. Hanya satu perbedaan, untuk e-commerce Anda memiliki tag toko oranye dan inilah cara kerjanya.
Ketika Anda menyukai sesuatu dari video atau siaran langsung, Anda mengklik opsi toko. Ia akan menggiring Anda ke TikTok Shop. Di situlah Anda melakukan pembelian. Dan itulah USP, pembeda utama jika Anda suka.
ADVERTISEMENT
Kemudahan pembelian hadir saat Anda tetap berada di aplikasi yang sama. Anda tidak harus keluar untuk pergi ke halaman yang berbeda. Itu membuat pengalaman lebih mudah. Siapa yang menghasilkan uang? TikTok memungkinkan perusahaan dan usaha kecil untuk berjualan. Setelah produk dijual, TikTok memperoleh profit juga
Lalu ada kreator. Siapa saja yang memiliki 5000 pengikut dapat menjual produknya di TikTok. Ini akan membuat terlihat lebih alami, iklan yang kurang ditargetkan dan lebih banyak orang yang memberi tahu Anda apa yang mereka sukai.
Setelah produk terjual, kreator mendapat potongan. TikTok mendapat keuntungan dan produk perusahaan terjual. Jadi jelas masing-masing menghasilkan uang. Semua pihak senang.
Lalu siapa yang kalah? Mungkin konsumen. Saya akan menjelaskan mengapa. TikTok menjadi populer karena algoritmanya. Ia sangat efektif. TikTok seperti mampu membaca otak Anda. Tetapi iklan-iklan di antara (in-between) merusak pengalaman menggunakan TikTok klasik.
ADVERTISEMENT
Juga ada penipuan. Tiktok Shop mengalami banyak laporan produk yang tidak pernah sampai, produk yang sampai di tujuan tetapi tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.
Pada 2023 TikTok Shop kehilangan sekitar US$ 500 juta, tetapi ini tidak membuat perusahaan berhenti tersebut. Perusahaan induk TikTok, ByteDance, mengucurkan miliaran dolar ke dalam bisnis e-commerce.
Pada tahun 2024 ini perusahaan ingin menumbuhkan bisnis TikTok Shop sepuluh kali lipat. ByteDance ingin menjadikan TikTok bernilai1 US$ 17,5 miliar dolar tahun ini. Yang menjadi pertanyaan mengapa TikTok menginginkan ini? Mengapa e-commerce?
E-commerce sebetulnya bukanlah ide baru. Instagram pernah mencobanya, namun tidak berhasil. YouTube juga mencobanya pada tahun 2022, lagi-lagi itu tidak berhasil. Bahkan TikTok mencobanya sebelumnya di Inggris dan Eropa, itu juga tidak berhasil.
ADVERTISEMENT
Bahkan perusahaan berpikir untuk menutupnya. Lalu ada Asia Tenggara. TikTok memiliki fitur belanja di Asia Tenggara. Di sinilah TikTok mendapatkan sebagian besar profitnya.
Tapi kawasan ini juga memiliki banyak saingan, seperti, Shopee, Alibaba, Lazada dan Tokopedia. Belum lagi Tiktok dilarang di negara-negara seperti India. Jadi ini menyangkut kehilangan pasar yang sangat besar. Itulah mengapa sekarang TikTok mengincar pasar AS. Ini berarti persaingan langsung dengan Amazon karena Amazon menghasilkan sebagian besar uangnya di AS.
Pasar AS menebus 69,3% dari pendapatan Amazon. Pada tahun 2022 Amazon membukukan US$ 514 miliar. Sekarang TikTok ingin mendapatkan bagian. Tetapi bisakah TikTok memecahkan pasar AS? Amazon adalah tentang kepercayaan.
Sementara TokTok di sisi lain seperti bermain dengan taruhan. Plus Amazon adalah pasar khusus, TikTok adalah aplikasi media sosial yang ingin menjadi pasar.
ADVERTISEMENT
Ada perbedaan besar antara keduanya dan juga ada masalah hukum. Para senator dan anggota Kongres di Amerika Serikat tidak mempercayai TikTok. Mereka melihatnya sebagai ancaman keamanan nasional. Namun beberapa pihak bekerja untuk mendukung TikTok. Yang pertama adalah pencipta. Mereka dapat memicu inisiatif e-commerce yang dimiliki. Mereka adalah influenser.
Yang kedua adalah penonton muda. 63% remaja AS menggunakan TikTok, satu dari lima orang bermain atau memiliki akun TikTok. Tiktok membentuk kebiasaan belanja para remaja.
Manfaat ketiga adalah sifat viralnya. TikTok dapat membuat segalanya menjadi viral dan itu menjadi awal yang layak pada November 2023. 5 juta konsumen AS membeli barang di TikTok. Itu bukanlah kabar baik bagi Amazon.
TikTok telah membuat beberapa pemain besar mencabut uang mereka dan mengubah cara kita melihat video. Sekarang kita tidak perlu memiringkan ponsel kita, tetapi bisakah itu melakukan hal yang sama untuk berbelanja? Kira kita harus menunggu dan melihat.
ADVERTISEMENT